SOSOK JUBILATE PIETER PANDANGO BAGI GEREJA DAN PULAU SUMBA

Tambolaka-SJ……….. Gereja Kristen Sumba (GKS) khususnya di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SBD) sangat berduka saat ini. Pasalnya  mantan Bupati Sumba Barat, Jubilate Pieter Pandango, S.Pd., M.Si., yang dikenal sebagai tokoh pembangunan, tokoh Pendidikan dan fungsionaris gereja meninggal dunia di RSU Umbu Rara Meha Waingapu Sumba Timur, Selasa (6/9/2022) pada pukul 11.00 Wita.

Kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama,  itulah yang menjadi kenangan tersendiri bagi almarhum Jubi Pandango bagi masyarakat Sumba Barat dan GKS di Sumba Barat dan SBD. Perbuatan baik dan mulia yang pernah ditorehkan oleh almarhum tidak akan pernah dillupakan, bahkan menjadi topik perbincangan oleh masyarakat maupun hamba Tuhan.

Alm Jubilate Pieter Pandango dipandang sebagai orang tua dan fungsionaris gereja yang mendedikasikan hidupnya bagi pengembangan pelayanan gereja di Pulau Sumba. Alm dikenal sebagai orang yang tegas, disiplin dan mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun Kabupaten Sumba Barat dan mendukung pelayanan gerejawi di Sumba.Ketua BPMJ GKS Mata, Kabupaten SBD Nusa Tenggara Timur, Pdt. Irene Takandjandji, S.Th., bersama majelis dan seluruh jemaat GKS Mata tidak akan pernah melupakan jasa-jasa almarhum semasa menjabat Bupati Sumba Barat periode 2010-2015 yang lalu. Peran serta Alm. Jubi Pandango dalam pembangunan gedung ibadah GKS Mata.

Pdt. Irene mengenang jasa baik almarhum saat pembangunan Gedung GKS Mata beberapa tahun yang lalu dimana alm. Jubi Pandango terlibat sangat aktif mendukung dan memberikan bantuan dana maupun material lainnya demi menunjang pembangunan Gedung gereja.

“Semasa almarhum menjadi Bupati Sumba Barat, dana tunai yang diperbantukan untuk GKS Mata, Rp. 100.000.000,- Selain itu almarhum juga membantu ratusan truk pasir kali, batu, besi dan lain-lain untuk membantu pembangunan gedung gereja” kenang Pdt. Irene Takandjandji.

Baca Juga :   MASYARAKAT DIMINTA MERIAHKAN HUT RI KE-77

Lebih lanjut Pdt. Irene menambahkan melalui Alm. Jubi Pandango, dirinya diperkenalkan pada donator-donatur baik yang ada di Sumba maupun di luar Sumba. Bahkan alm. juga membawa dan mengedarkan proposal pembangunan gereja ke luar Sumba, sehingga mendapat bantuan 1.000 lembar seng untuk GKS Mata.

“Alm Jubi Pandango dan Alm. Benyamin Tako adalah 2 tokoh dan fungsionaris gereja yang menjadi  pendukung utama pembangunan Gedung ibadah GKS Mata. Kami tidak akan pernah melupakan jasa kedua tokoh tersebut” ungkapnya di Tambolaka, Rabu (7/9/2022) pada media ini.

Pdt. Irene Takandjandji, S.Th., Ketua BMPJ GKS Mata Weetabula Sumba Barat Daya

Keseriusan alm Jubi Pandango dalam mendukung pembangunan GKS Mata dibuktikan dengan memimpin sendiri truk-truk yang  mengantarnya pasir dari Waikabubak  sampai lokasi GKS Mata. Selain itu alm juga membantu tanah kancing dan batu putih.

“Sehingga waktu alm jatuh sakit, maka kami semua Pendeta dan Majelis jemaat Mata pergi berkunjung untuk mendoakan dan memberi penguatan bagi almarhum” kata Pdt. Irene Takandjandji.

Kepada media ini, Pdt. Irene menitipkan pesan untuk keluarga yang ditinggal, istri, anak-anak dan cucu-cucu serta  seluruh keluarga besar untuk tetap meyakini bahwa kematian itu bukanlah akhir dari segala-galanya. Tetapi dibalik kematian itu ada hidup baru,  hidup kekal yang Tuhan sediakan bagi kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus termasuk kepada Alm.

“Firman Tuhan mengatakan barang  siapa yang percaya kepadaKu tidak akan binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal. Melalui proses kematian inilah sesungguhnya Tuhan telah menyelamatkan alm  dari segala penderitaannya selama ini untuk menerima mahkota kemuliaan yang sudah disiapkan oleh Tuhan Yesus bagi setiap umatnya yang memang benar-benar mengimani Yesus Kristus” pesan Pdt. Irene.

Baca Juga :   POL PP TERTIBKAN PEDAGANG ECERAN BENSIN TAWO RARA

Pdt. Irene juga berharap segala keteladanan hidup yang telah ditinggalkan oleh alm., Jubi Pandango   kiranya menjadi sesuatu yang ditindak lanjuti oleh seluruh keluarga besar, bahkan kita yang masih hidup.

Hal yang sangat berkesan bagi Pdt. Irene saat bertemu dengan almarhum, adalah saat berkomunikasi dengan alm, seperti orang tua dan anak yang berkomunikasi, almarhum sangat ramah dan menghargai orang.

“Ketika pertama bertemu beliau saat masih menjadi bupati, saya agak segan dan sedikit ciut, karena kata orang beliau orangnya tegas, tetapi setelah komunikasi dengan beliau, seperti komunikasi antara seorang bapak dengan anaknya, beliau benar-benar welcome sehingga saya merasa bebas bicara, saya merasa tidak sedang bicara dengan seorang bupati” tutur Pdt. Irene sedih.

Sementara itu di tempat terpisah, Ketua Perwakilan Sinode GKS Kabupaten Sumba Barat, Pdt. Theofilus Mete, S.Th., mengenang alm, sebagai tokoh pendidikan dan fungsionaris gereja yang tulus dalam memberikan pelayanannya.

Pdt. Theofilus Mete, S.Th., (ketiga dari kiri) Kepala Perwakilan Sinode GKS di Kabupaten Sumba Barat

Alm Jubi Pandango dikenal mempunyai misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang konsen pada dunia Pendidikan. Almarhum mendirikan Yayasan Karanu yang bergerak dalam dunia Pendidikan dan sampai saat ini, sekolah-sekolah di bawah Yayasan Karanu memiliki murid paling banyak di Sumba Barat.

“Yang pertama kami sebagai Pendeta, sebagai kepala perwakilan GKS Sumba Barat, merasa kehilangan yang amat dalam, karena semasa beliau aktif sebagai seorang anak Tuhan baik dalam melayani sebagai Bupati Sumba Barat dan juga tokoh Pendidikan, almarhum mendirikan Yayasan di bidang Pendidikan yaitu Yayasan Karanu dan sekarang ini  sekolah-sekolah tersebut yang menampung jumlah murid terbanyak di Sumba Barat” ungkap Pdt. Theo.

Baca Juga :   Ini Penyebab Masyarakat Kabaru Berdebat Dengan Gubernur NTT

Pdt. Theo menjelaskan almarhum adalah orang yang penuh disiplin dan tegas dalam menegakan aturan-aturan yang ada. Dibalik itu  almarhum juga adalah seorang anak Tuhan yang peduli dengan pelayanan yang ada, peduli dengan pelayan (hamba-hamba Tuhan) yang ada di pedesaannya.

Mantan Bupati Sumba Barat, Alm Jubilate Pieter Pandango, S.Pd., M.Si.,

“Selama beliau aktif, ia memfasilitasi semua hamba Tuhan baik itu dari kalangan GKS, GBI, GPDI maupun Katolik untuk memberikan fasilitas kendaraan bermotor, walaupun itu kelihatan kontroversi, tapi sudah memberkati banyak hamba-hamba Tuhan untuk memberikan pelayanan demi kemuliaan nama Tuhan di Sumba Barat. Beliau berprinsip sebagai Bupati ia tidak bisa bergerak sendiri tanpa dukungan dari tokoh-tokoh agama pelayanannya tidak berarti. Beliau berprinsip tanpa Tuhan saya tidak dapat berbuat apa-apa” jelasnya.

Pdt. Theo menambahkan Alm. Jubi Pandango adalah pelopor penggerak bagi fungsionaris-fungsionaris Kristen di Pulau Sumba untuk terus berbagi demi pelayanan dan kemajuan gereja di Sumba. Almarhum juga dikenal sebagai seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam membangun kemitraan, baik dari luar maupun dalam Pulau Sumba.

“Kami merasa sangat kehilangan beliau, tetapi kami berpedoman pada kata Rasul Paulus bahwa waktu beliau meninggal kita harus imani sebagai orang Kristen bahwa hari ini adalah waktu perkenaan itu, dan hari ini adalah hari penyelematan bagi pergumulan beliau selama kurang lebih 4 tahun beliau mengalami sakit. Kami percaya beliau sudah melakukan yang terbaik bagi pulau Sumba, bagi gereja dan bagi dunia Pendidikan” tutur Pdt. Theo penuh haru.

Dirinya juga berharap akan lahir lagi Jubilate-Jubilate baru yang akan jadi berkat bagi dunia pendidikan, berkat bagi gereja dan berkat Pulau Sumba. Selamat jalan bapak Jubi Pandango, kembalilah ke rumah Bapak di Surga. *** (Octa/002-22).-