Kisah Pilu Seorang Pria 75 tahun Menata Kehidupan Bersama Keluarganya

Suarajarmas.com – Pria berusia 75 tahun bersama keluarga berjuang menata kehidupan di pondok sederhana semenjak putera semata wayangnya mengalami Gejala Gangguan Jiwa (GGJ).

Demikian disampaikan oleh sekrataris Desa Nangga Kalukur Rada Ndima SE., saat jumpa pers di Desa Nangga pada Rabu 6 september 2023 di Desa Nangga Kecamatan Karera Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Rabu (6/8/2023).

Penderitaan bapak Katauhi Mila Panjang bersama ibu Rijda Bunggul terkonfimasi berlangsung 18 tahun sejak tahun 2005, sekeluarga mulai merasakan penderitaan ketika Sem Dundu Tay Putra semata wayang mereka mengalami Gejala Gangguan Jiwa (GGJ).

“Pasangan suami istri ini merupakan warga Desa Nangga RT/RW 006/003 Dusun Nangga Kecamatan Karera Kabupaten Sumba Timur” ungkap Rada Ndima.

Kisah pilu yang di alami bapak Katauhi Mila Panjang sangatlah memprihatinkan, kedua sosok orang tuanya yang sudah lansia berjuang keras mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.

“Peristiwa ini tentu menjadi perhatian kami selaku pemerintah Desa dalam mengarahkan pandangan untuk dapat membantu semampu kami, kami sangat mengharapkan akan ada dari pihak lain yang memiliki berkat untuk dapat berkenan meringankan beban rumah tangga mereka” sambung Rada Ndima.

Hal senada juga disampaikan oleh Andreas Njurumana SE., Pendamping Keluarga Harapan (PKH) yang bersentuhan langsung menyaksikan kisah hidup keluarga Katauhi Mila Panjang di tempat kediamannya.

Ia menegaskan, ini akan menjadi catatan kami untuk dicarikan solusi terbaik agar dapat membantu kebutuhan keluarga ini.

*Sejauh pengamatan saya dari hasil survei yang saya himpun dari keluarga ini memang sangat layak untuk diperhatikan dan semoga akan ada lagi dari berbagai pihak lain yang dapat membantu mereka” tutur Andre.

Untuk diketahui putera semata wayang keluarga dari bapak Katauhi Mila Andung yang bernama Sem Dondu Tay yang saat ini berusia 37 tahun, sebelum mengalami ganguan jiwa (GJJ) dirinya merupakan sosok pekerja keras dan menjadi tuampuan harapan keluarga. Dia mampu menafkahi keluarganya sendirian sejak dari usia remaja ketika dirinya menyaksikan keluarganya sudah tak mampu lagi menggarap lahan perkebunan karena faktor usia yang semakin tua. *** (Dennis/006-23). –

Baca Juga :   SBD SIAP MENJADI KABUPATEN JAGUNG