Tambolaka-SJ……….. Sebagai bentuk tanggapan atas permasalahan Human Trafficking/Perdagangan Orang, Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia (IBSI) telah membentuk Komisi bernama Talitha Kum Indonesia (sebelumnya bernama CWTC-IBSI). Adapun visi dariTalitha Kum Indonesia adalah dunia bebas perdagangan orang.
Dalam rangka mencapai Visi tersebut, Talitha Kum Indonesia mengembangkan sayapnya dengan membentuk jaringan di berbagai daerah terutama daerah yang tingkat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dikategorikan tinggi/rawan.
Bertempat di aula Susteran ADM Weetebula, Jln. Bulgur No. 32 Kelurahan Langgalero Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Nusa Tenggara Timur, Selasa (15/2/22) menggelar pertemuan untuk proses Inisiasi Talitha Kum Jaringan di Sumba agar memperkuat jaringan anti perdagangan orang yang selama ini sudah ada dan proses untuk berbagi dan mendengarkan usaha-usaha yang dilakukan untuk menentang segala bentuk tindakan perdagangan manusia.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai stakeholder di SBD yang peduli pada human trafficking diantaranya, tokoh GKS Mata, pimpinan-pimpinan komunitas di SBD, organisasi mahasiswa, tokoh pendidikan dan para suster se-SBD serta awak media.
Pemerhati Human Trafficking (Wakil Talitha Kum Kupang), Sr. Laurentina.SDP, yang ditemui awak media usai kegiatan hari I mengatakan dirinya merasa prihatin dengan tingginya kasus human trafficking di NTT khususnya. Sebagai pemerhati anti perdagangan orang terutama di NTT, ia melihat semakin marak, saat ini masih banyak pengiriman melalui oknum-oknum baik dibandara maupun di pelabuhan.
“Saya kadang-kadang menjadi prihatin meskipun sudah berupaya keras untuk mencegah dan memberi sosialisasi, kadang-kadang mereka saling menyalahkan yang membuat kami yang dilapangan menjadi putus asa, tapi korban selalu berdatangan” ungkapnya.
Suster Laurentina menjelaskan, saya yang di lapangan harus menerima korban human trafficking dan juga yang meninggal dunia. Berbagai upaya telah dilakukan melalui lintas iman, di bandara El Tari Kupang.
Dirinya berharap melalui pembentukan atau inisiasi jaringan Talitha Kum SBD agar memudahkan pihaknya dalam melakuan koordinasi ketika adanya pemulangan korban yang hidup, yang sudah meninggal dan juga upaya-upaya pencegahan.
Pencegahan tidak hanya level di kota saja tapi sampai ke desa-desa, semoga dengan terbentuknya Talitha Kum Sumba, kita dapat memperluas jaringan dan dapat meminimalisir korban di SBD.
Suster Laurentina percaya teman-teman di SBD sudah banyak membuat sesuatu untuk mencegah dan menanggulangi masalah human trafficking.
“Tapi alangkah baiknya kita berjejaring karena kita tidak bisa sendiri, sehingga kita bisa mencapai tujuan bersama terkait human trafficking” jelasnya.
Di tempat terpisah Ketua Talitha Kum Indonesia. Sr. Chatarina S. RGS., kepada media ini mengatakan pertemuan ini untuk menginisiasi pembentukan Talitha Kum Sumba yang bertujuan memperkuat jaringan anti perdagangan orang yang selama ini sudah ada dan mendengarkan usaha-usaha yang dilakukan untuk menentang segala bentuk tindakan perdagangan manusia.
“Saya mengajak seluruh jaringan termasuk juga suster-suster, pihak gereja untuk bisa bersama-sama memulai jaringan Talitha Kum di Sumba ini dengan harapan bahwa kita bersama- sama mewujudkan stop jual orang, karena itu merendahkan martabat manusia dan merusak citra Allah sendiri dan mari kita bergandengan tangan untuk mewujudkan visi Talitha Kum dunia bebas jual manusia” ungkapnya.
Dipantau oleh media ini dalam pertemuan ini para peserta mendengarkan terstimoni dari Maria (mantan korban human trafficiking). Seluruh peserta diberi kesempatan untuk saling memberikan saran, masukan, pengalaman-pengalamannya demi memberikan masukan-masukan bagi Talitha Kum Indonesia. *** (Liputan: Octa/002-22),-