
Tambolaka-SJ………………… Manajemen adalah sistem untuk mencapai tujuan dengan menggunakan orang lain. Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kepentingan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Guna meningkatkan pelayanan koperasi dan menghidupkan roda organisasinya maka kualitas SDM pengurus dan pengelola harus terus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan organisasi itu sendiri.
Narasumber dalam pelatihan manajemen pengelola koperasi dan UKM yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) tanggal 2-5 Desember 2019 di aula Hotel Sinar Tambolaka, Nelciana Yulita Soruh, SE.M.Ak yang dihubungi media disela-sela kegiatan mengatakan perlunya peningkatan kapasitas pengurus dan pengelola koperasi secara bertahap.
“Kalau untuk pengurus sendiri selain manajemen ada juga pembukuan sederhana. Jadi kendalanya adalah SDM pengurus, oleh karena itu diperlukan pelatihan seperti model ini buat pengelola koperasi” ungkapnya.

Lebih lanjut Nelciana mengatakan pelatihan yang kontinyu dan diikuti dengan baik oleh peserta, nanti dalam rapat anggota tahunan (RAT) pasti bisa, karena pengurus intinya sudah bisa melakukan/membuat laporan sederhana keuangan yaitu pembukuan sederhana.
Diirnya juga memberi apresiasi bagi 60 orang peserta dari 30 Koperasi di SBD yang menaruh besar perhatiannya dalam kegiatan pelatihan ini.
“Sejauh ini materinya cukup bagus dan respon mereka positif, sudah 30% sudah mampu membuat laporan keuangan. Saya berkeyakinan keyakinan setelah pelatihan harus 50% materi yang mereka kuasai” tuturnya.
Nelci juga menyarakan bagi koperasi yang sudah matang sudah bisa menggunakan aplikasi akuntansi untuk pelaporan administrasi keuangan koperasi. Persoalan yang dihadapi oleh koperasi di SBD rata-rata datanya masih manual, belum terbenahi secara sistematis. Jadi diperlukan pemahaman sederhana secara manual untuk pembenahan.
“Sebagus apapun, mau sesimpel apapun aplikasinya tetapi kalau datanya itu belum bagus bearti tidak bisa diinput. Jadi yang perlu dilakukan sebelum masuk ke aplikasi adalah pembenahan data” ujarnya lagi.
Melalui pelatihan ini dirinya berharap sudah ada manajemen data akuntansi yang bagus. Nelci juga menghimbau agar jangan hanya pelatihan pengenalan terus, tetapi harus ada stepnya. Orang yang sama agar mengikuti pelatihan beda metode dan beda materi. Karena pelatihan kebayakan kurang memperhatikan ouput sasarannya. Harapannya setiap pelatihan ada ouputnya, minimal peserta memahami dan maksimal melakukan dilapangan. Sehingga pelatihan harus diselenggarkan secara step by step.

Pengenalan dasar kedepannya orang yang sama menggunakan seluruh metode, jadi bisa mengikuti setiap step, jadi 3 kali pelatihan kita bisa lepas dan sudah bisa mandiri. Persoalan yang paling mendasar adalah akuntasi kopersasi. Hampir semua koperasi masalah utama di data. Mereka tidak tahu bagaimana pembukuan, apalagi membuat laporan. Ada laporan keuangan yang sudah dibuat tapi dibuat oleh orang lain dan datanya fiktif, penyajian laporan tidak riil.
“Dengan pelatihan seperti ini kalau peserta yang sama stepnya harus lebih tinggi lagi, sehingga adanya kuntinuitas dalam pelatihan khususnya akuntansi koperasi” tutupnya. *****
Liputan: Team SJ,-