PELAKSANAAN IDUL FITRI BERLANGSUNG HIKMAH WALAUPUN DI RUMAH SAJA

Tambolaka-SJ ….. Pelaksanaan hari Raya Idul Fitri tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, umat Islam melaksanakannya di rumah karena pandemic Covid-19. Seluruh kegiatan Sholat Tarawi, Sholat Jumatan dan sholat Id dilaksanakan di rumah. Ini merupakan keprihatinan Idul fitri tahun ini,  Namun demikian pelaksanaan hari raya Idul Fitri tetap mempunyai makna, damai dan penuh hikmah.  Demikian disampaikan H. Samsi Pua Golo, ST wakil ketua MUI SBD seklaigus Wakil Ketua DPRD I Sumba Barat Daya (SBD) Senin (25/05/2020).

H. Samsi Pua Golo, ST mengatakan hari raya idul fitri kali ini adalah salah satu hari raya yang penuh dengan keprihatinan sehingga seluruh umat Islam diseluruh dunia termasuk Indonesia lebih khususnya kita di kabupaten SBD ikut prihatin dengan situasi ini,  oleh karena itu pemerintah pusat sampai ke pemerintah daerah menghimbau masyarakat untuk melakukan ibadah mulai dari Sholat Taraweh dan semua ibadah-ibadah termasuk sholat jumad dilaksanakan dirumah termasuk didalamnya pelaksanaan sholat idul fitri. Termasuk kami sudah melaksanakan idul fitri dirumah.

H. Samsi P. Golo, ST

Kata ustad Wildan sapaan akrab H. Samsi, pelaksanaan sholat Idul Fitri sudah ditentukan dibeberapa titik untuk melaksanakan  sholat Idul Fitri,  5 rumah satu titik dengan jumlah 10-17 orang dan tetap mengutamakan protocol kesehatan dan himbauan pemerintah termasuk rumah saya.

“Kita siapkan tempat cuci tangan, menggunakan masker dan duduk selalu jaga jarak sesuai protocol kesehatan. Saya juga sudah pantau beberapa titik yang melaksanakan dari Kodi sampai Katewel termasuk Waikelo dengan tetap mengikuti Protokol Kesehatan” tuturnya.

Lebih lanjut Ustad Wildan mengatakan ada suata ketimpangan ketidakadilan dalam hal ini ketika orang yang beragama yang ingin melakanakan ibadah ke gereja dan sholat dibatasi,  tetapi justru orang yang dipasar tidak dibatasi, ini menjadi persolan yang sangat timpang sekali,  seharusnya pemerintah melakukan hal yang sama terhadap orang di pasar.

Baca Juga :   SANG PENDOA ITU TELAH PERGI

“Karena justru intreraksi dan intensitas pertemuan orang dipasar sangat riskan. Ada transaksi barang dan jasa intens atau langsung seperti uang, barang yang mungkin tanpa menggunakan standar protocol kesehatan” jelasnya.

Sementara orang yang kegereja, ke masjid atau ke tempat rumah ibadat yang lain itu bersih, sudah melaksanakan sesuai  dengan standar protocol Kesehatan. Menggunakan masker, cuci tangan dan juga jaga jarak.

Ustad Wildan juga menghimbau kepada pemerintah untuk memberi kelonggaran dalam hal peribadatan. Di pasar tidak dilakukan,  malah kerumunan masa banyak orang tidak menggunakan masker, tidak ada tempat cuci tangan, tidak jaga jarak.

“Kalau mau lakukan itu lakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kalau kita hanya membatasi pada orang yang beragama ini yang tidak adil. Banyak orang yang kasih tahu disaya dan bertanya yang beragama Katolik, Protestan dan juga Muslim kenapa di pasar yang menggumpulkan orang banyak tidak dibatasi kenapa hanya ke gereja dan masjid saja yang dibatasi” ungkapnya lagi.

Lebih lanjut Ustad Wildan menghimbau kepada  seluruh umat Muslim di kabupaten SBD ikut mendukung himbauan pemerintah ini. Jadi kita tidak boleh prasangka buruk terhadap pemerintah kenapa melarang melaksanakan Ibadah. Pemerintah sama sekali tidak melarang, tetapi menghimbau kepada kita untuk menajga atau bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di kabupaten  SBD. Penyebaran virus ini hanya bisa terjadi apabila terjadi kerumunan massa, kontak fisik, kita masing-masing tidak menggunakan standar yaitu tidak menggunakan masker bersin dan buang ludah secara sembarangan.

“Oleh karena itu saya menghimbau kepada seluruh umat muslim untuk mendukung himbauan pemerintah agar betul-betul Covid-19 yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia lebih khususnya SBD betul-betul kita putuskan rantai penyebarannya. Kita doakan agar Tuhan Allah SWT untuk menghilang Covid-19 di muka bumi ini” imbuhnya.

Baca Juga :   KOPERASI, GERAKAN EKONOMI KERAKYATAN

Dalam kesempatan yang sama ustad Wildan juga berpesan kepada seluruh Masyarakat SBD agar menjadi agen terhadap himbauan ini, sehingga semua kita bisa memberikan edukasi baik kepada diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat.

“Kalau kita sudah biasakan hidup standar sehat sesuai dengan standar prottokol kesehatan saya yakin Covid-19 dapat kita atasi. Mudah-mudahan pandemic bisa segera berakhir sesuai prediksi beberapa ahli” tuturnya mengakhiri bincang-bincang dengan Suara Jarmas. ***(EB).-