Tambolaka-SJ……………. Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Marthen Christian Taka, S.IP., tekankan masalah penanganan stunting di SBD khususnya Kecamatan Loura, saat membuka Musrenbang Kecamatan Tahun Anggaran 2023, Kamis (17/3/22) di aula Kecamatan Loura Kabupaten SBD, Nusa Tenggara Timur.
Chris Taka sapaan akrab Wabup SBD ini minta semua pihak bari dari desa, kecamatan hingga kabupaten peduli pada kondisi stunting di SBD saat ini dimana pada Agustus 2021 meningkatnya prevalensi stunting dari 31,25% menjadi 45,32% pada bulan Februari 2022.
“Karena itu Desa wajib mengalokasikan anggaran untuk PMT penyuluhan dan PMT pemulihan bagi balita gizi kurang dan gizi buruk” ungkap Chris Taka.
Lebih lanjut Chris Taka menjelaskan jumlah angka stunting di SBD saat ini sudah mencapai angka 11.403 anak. Jika dibagi dengan jumlah 173 desa 2 kelurahan berarti rata-rata per desa ada 65 anak yang stunting. Khusus untuk kecamatan Loura sendiri ada 517 anak yang stunting, jika dibagi rata-rata untuk 11 desa maka tiap desa ada 47 anak yang stunting.
“Jika kita yang ada di desa mau peduli pada masalah stunting ini sebenarnya tidak sulit, tidak harus melibatkan kabupaten dan tenaga kesehatan untuk menanggulangi stunting. Yang dibutuhkan disini adalah masalah perhatian dari kita semua untuk memperhatikan anak-anak harapan bangsa, harapan SBD kedepan menjadi orang yang sehat dan cerdas sehingga berguna bagi bangsa dan Negara” jelasnya.
Chris Taka mengambil perumpamaan 10% yang ditulis dalam kitab suci, jika setiap pemerintah desa, aparat, BPD, Dusun, RW mau peduli maka penanganan stunting dari tiap desa bisa diatasi kurang lebih selama 6 bulan saja.
“Untuk tiap desa di kecamatan Loura jika 47 kita bagi 3 dusun dalam desa, maka rata-rata 1 dusun ada 15 anak stunting. Jika kita memberikan 10% dari penghasilan kita untuk membantu saudara-saudara kita yang stunting, maka saya yakin 6 bulan kedepan stunting sudah dapat turunkan angka prevalensinya” jelas Chris Taka.
Dirinya juga mengingatkan agar para camat, kepala desa, tim ahli pendamping masyarakat desa, pendamping desa dan pendamping lokal desa memberikan perhatian yang lebih bagi kegiatan pelayanan dasar di bidang pendidikan holistik-integratif sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam menjamin terpenuhinya holistik-integratif hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan serta perlindungan dan kesejahteraan anak.
Sementara itu, Camat Loura dalam laporannya, khusus untuk bidang stunting mengatakan dalam rangka pengentasan kasus stunting dan gizi buruk, telah mendorong Pemerintah Desa untuk meningkatkan alokasi anggaran Dana Desa dalam APBDes untuk mengefektifkan kegiatan pelayanan Posyandu, pemberian makanan tambahan bagi balita.
“Kegiatan tersebut dijadikan urusan wajib dalam penganggarannya di APBDes. Selain itu kami terus mendorong kegiatan sanitasi di Desa melalui pengadaan jamban melalui dana desa dan mendorong terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat” ungkap camat Yengo Tada Kawi, S.Pd.
Kegiatan Musrenbang Kecamatan Loura yang dibuka dengan resmi oleh Wakil Bupati SBD ini dihadiri oleh Wakil Ketua 1 DPRD SBD, H. Syamsi P. Golo, ST., Anggota DPRD Partai Nasdem, Yohanis Routa Geli, Sek Bappelitbangda, Drs. Robert Yohanes Mbae, beberapa pimpinan OPD, para Kepala Desa se-kecamatan Loura, OKP, Tokoh agama dan tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dan para undangannya lainnya. Kegiatan Musrenbang ini diselenggarakan selam dua hari tanggal 17-18 Maret 2022. *** (Octa/002-22),-