Waibakul-SJ…………. Presiden Joko Widodo memilih Kabupaten Sumba Tengah menjadi salah satu lokasi pengambilan tanah dari Pulau Sumba untuk disatukan dengan tanah-tanah lain dari seluruh Nusantara yang akan menyatu dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur.
Pada Jumat (11/3/22) Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu bersama Wakilnya Ir. Daniel Landa dan tokoh adat Umbu Siwa menyerahkan serpihan tanah itu kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam seremonial adat yang dilakukan di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT.
“Tanah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berasal dari Kabupaten Sumba Tengah ini mewakili 4 Kabupaten lain di Pulau Sumba untuk penyatuan tanah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang hari ini kita serahkan kepada Bapak Gubernur NTT berasal dari Kampung Anajiaka, Desa Anajiaka, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah,” sebut Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu.
Disebutkan Bupati Paulus, tanah Sumba Tengah dengan Semboyan “Tanah Waikanena Loku Waikalala” yang berarti tanah yang subur berlimpah susu dan madu itu merupakan tanah yang memiliki potensi sumber daya alam yang kaya akan budaya, dengan kearifan lokalnya yang sangat kental untuk mendekatkan antara alam, leluhur dan Sang Pencipta.
Ada 7 (tujuh) Kabupaten di Provinsi NTT yang dipercayakan membawa tanah dan air dari wilayahnya masing-masing diantaranya Kabupaten Belu, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Tengah.
Sebelum acara Penyerahan tanah dilakukan didahului dengan parade dan diiringi sapaan adat Natoni. Sapaan adat itu untuk menyambut tujuh bupati yang didampingi para tokoh adat dari Kabupaten masing-masing yang membawa air dan tanah dalam kemasan wadah tradisional seperti bambu dan tempayan yang dibalut kain tenun khas dari daerah masing-masing.
Tanah dan air yang dibawa oleh ketujuh Bupati itu merupakan perwakilan dari seluruh Kabupaten di Wilayah NTT. Prosesi pengambilan air dan tanah di wilayah masing-masing dilakukan dengan budaya adat bersama para tokoh adat di wilayah masing-masing.
Dalam syair adat, tokoh adat Sumba Tengah Umbu Siwa ketika menyerahkan tanah kepada Gubernur NTT menyampaikan bahwa tanah yang dibawa dari pulau Sumba itu adalah tanah penuh kedamaian. “Bawalah tanah ini dan satukan dengan tanah dan air dari seluruh Nusantara untuk menjadi satu kesatuan kekuatan yang utuh bagi Republik Indonesia,” sebut Umbu Siwa.
Setelah menerima air dan tanah dari ketujuh Bupati Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Wakil Gubernur Josef A. Nae Soi menyatukan tanah dan air yang dibawah dari pulau-pulau di NTT kedalam 2 buah wadah tempayan untuk selanjutnya dibawa ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
Gubernur Laiskodat mengatakan, Presiden RI Joko Widodo memerintahkan seluruh Gubernur untuk membawa tanah dan air dari seluruh wilayah di NKRI untuk disatukan nanti dalam acara pada tanggal 14 Maret 2022 di Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
“Hari ini kita melakukan prosesi secara adat dan telah menciptakan sejarah baru dengan menyatukan tanah dan air dari rahim Flobamorata ini untuk seterusnya disatukan dengan tanah dan air dari seluruh pelosok Nusantara untuk menjadikan pembangunan IKN di Kalimantan Timur,” sebut Gubernur Laiskodat.
Ia memberikan apresiasi dan terimakasih kepada ketujuh Bupati dan para tokoh adat yang terlibat membawa air dan tanah dari wilayahnya masing-masing.
“Tanggal 14 Maret nanti saya akan bawa tanah dan air ini ke Kalimantan Timur dan bersama-sama dengan Bapak Presiden dan seluruh Gubernur untuk pembangunan di IKN. Kita doakan agar semuanya berjalan lancar dan kita akan memiliki sebuah ibu kota negara yang baru. Proses pemindahan ini sudah direncanakan jauh sebelumnya yaitu saat Presiden pertama Ir. Soekarno namun baru di masa Presiden Joko Widodo ini baru bisa terlaksana dengan baik,” sebut Gubernur Laiskodat.
Ia menambahkan, tanah dan air yang tersisa akan disimpan di Museum Provinsi NTT sebagai bukti bahwa sebagiannya dibawa ke Kalimantan Timur untuk pembangunan IKN dan sisanya menunggu disini untuk menjadi satu kesatuan yang utuh demi NKRI.
Acara seremonial penyatuan tanah dan air itu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh (5) lima tokoh agama yaitu Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha. *** (Yunia+Prokompi Sumba Tengah),-