Tambolaka-SJ……………….., Penjabat Gubernnur NTT, Drs. Robert Simbolon, M.PA melakukan kunjungan ke Rumah Budaya di desa Wee Londa Kecamatan Kota Tambolaka Sumba Barat Daya (SBD) pada Senin, 3 Sepetember 2018 bersama rombongan diantaranya Asisten Ekonomi dan Pembangunan Prov NTT, Sekda Provinsi NTT, Kadis Ketahanan Pangan Provinsi NTT dan Kadis Pertanian Provinsi NTT. Rombongan Penjabat gubernur NTT bersama ibu yang diterima langsung oleh pendiri dan pimpimpanna Rumah Budaya Pater Robert Ramone, CSsR ini memberi apresiasi yang begitu besar pada Rumah Budaya yang juga adalah Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba Barat Daya.
Penjabat Gubernur mengaku dirinya sangat kagum dengan keberadaan rumah pusat studi budaya yang sangat kompleks dan lengkap.
“Pater Robert telah melaksanakan apa yang tidak dilaksanakan bahkan belum dipikirkan oleh pemerintah yakni melestarikan seluruh peninggalan leluhur yang sudah hampir punah. Tidak banyak orang seperti P. Robert yang memikirkan dan melaksanakan karya pelestarian ini dengan suka rela, dengan biaya sendiri tanpa sokongan dari pemerintah” ungkapnya didepan Wakil Bupati SBD, Ndara Tanggu Kaha bersama Nyonya dan beberapa pimpinan SKPD SBD.
Lebih lanjut Robert Simbolon mengatakan umumnya orang melakukan hal seperti ini atas inisiatif sendiri namun dengan biaya dari pemerintah. Tetapi P. Robert Ramone melakukannya tanpa bantuan pemerintah pada awalnya walaupun kemudian dalam perjalanan setelah karya pelestarian budaya ini berjalan lembaga ini mendapat juga sokongam dari pemerintah pusat.
Dalam kesempatan tatap muka ini Penjabat Gubernur juga memuji kelengkapan Lembaga Studi Budaya yang sangat kompleks serta lengkap dengan koleksi peninggalan budaya dan artefak-artefak yang cukup lengkap.
“Ini dapat menjadi tempat belajar bagi mahasiswa maupun masyarakat umumnya, selain itu lembaga ini juga dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang seksi di SBD ini. Disini sebelum para wisatawan mengunjung situs kampung adat, mereka sudah memperoleh gambaran yang cukup lengkap akan semua lambang dan hal yang akan ditemukan di kampung adat di seluruh pulau Sumba. Oleh karena itu lembaga ini seyogyanya dapat dipromosikan untuk menjadi destinasi wisata pertama sebelum para wisatawan mengunjungi tempat yang lain” tuturnya lebih lanjut.
Direktur Rumah Pusat Studi Budaya Sumba P.Robert Ramone, CSsR mengatakan bahwa Lembaga Rumah Pusat Studi Budaya Sumba ini adalah lembaga swasta murni. Walaupun demikian pihaknya tidak hanya bekerja mengumpulkam artefak-artefak untuk disimpan di museum dalam rumah pusat studi budaya ini. Namun juga atas bantuan para donatur dan juga dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membangun 150 rumah adat di seluruh Sumba.
“Tahun 2018 ini dengan bantuan dari direktorat Iman Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa akan dibangun 20 rumah adat lagi di seluruh Sumba. Selain itu lembaga ini juga membentuk dan membina sanggar sanggar seni budaya di kampung kampung adat di mana rumah adatnya dibangun atau dipugar” katanya.
P. Robert juga menegaskan tujuan dari lembaga ini adalah menghidupkan kembali kebudayaan yang hampir punah karena dilindas oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penekanan utama dari lembaga ini adalah pada pewarisan kebudayaan tersebut. Oleh karena itu di rumah rumah adat yang telah dibantu pembangunannya ada geliat kehidupan kebudayaan di sana.
“Dalam rumah tersebut para ibu dapat menenun kain, para ayah dapat menuturkan cerita sejarah kepada anak anak, dan juga ada kegiatan kegiatan seperti menari atau bernyanyi bersama di halaman rumah terutama pada malam bulan purnama” tutur P. Robert yang juga adalah ponakan dari Wakil Bupati SBD Drs. Ndara Tanggu Kaha.
Pantauan media rombongan Penjabat Gubernur dari Kupang ini sangat menikmati akan keindahan Rumah Budaya Sumba di Tambolaka dan setelah puas melihat-lihat kekayaan budaya lokal Sumba khususnya SBD, rombongan melanjutkan perjalanan ke kabupaten Sumba Barat. (OC$),-