Suarajarmas.com – Desa Wisata Pero Konda, memiliki potensi pariwisata yang menjanjikan. Namun, perubahan iklim dan degradasi lingkungan menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan sektor ini, khususnya soal sampah. Untuk menghadapinya, kampanye kesadaran aksi lingkungan dan perubahan iklim bagi peserta didik SMK Pariwisata menjadi langkah penting.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim dan masalah lingkungan yang mempengaruhi pariwisata, DESMA Center menggelar Kampanye Kesadaran Aksi Peduli Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim bagi Peserta Didik SMK Pariwisata di Desa Wisata Sumba, di Desa Pero Konda Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Nusa Tenggara Timur, Rabu (26/7/2023).
Dalam kampanye ini DESMA Center mengajak peserta didik untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan, edukasi tentang praktik berkelanjutan dalam sektor pariwisata khususnya tentang sampah dan pemeliharaan manggrove serta menginspirasi para peserta didik menjadi agen perubahan untuk pariwisata berkelanjutan.
Pada kampanye ini, para siswa membersihkan sampah plastik di sekitar pesisir pantai sekaligus memilah sampah tersebut. Selanjutnya semua peserta mendapatkan edukasi seputar mangrove, seperti jenis serta cara menanam dan merawat mangrove yang baik, serta mengapa mangrove mempunyai peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga ekosistem di pesisir pantai.
Edukasi ini disampaikan oleh beberapa narasaumber yaitu Muhammad Arief dari Dinas Kelautan dan Perikanan Prov NTT Kantor Cabang Sumba, Joshua Argentino Tampubolon dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang – Kementerian Kelautan & Perikanan, serta Hendrik Riwu dan Yance dari Sahabat Mangrove Melolo – Sumba Timur.
Para peserta sangat antusias dalam menyimak penyampaian dari para narasumber. Ini terlihat pada saat sesi tanya jawab dibuka para siswa cukup banyak mengajukan pertanyaan terkait mangrove kepada para narasumber.
Wakil Bupati SBD, Marthen Christian Taka, S.IP. yang juga hadir memberikan arahan agar seluruh siswa, sekolah dan masyarakat untuk dapat meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan dan perubahan iklim.
Christian Taka menegaskan pentingnya aksi nyata dari semua pihak untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara mengurangi sampah dan menjaga mangrove yang ada disekitaran warga setempat sehingga menjadi implementasi praktik berkelanjutan dalam sektor pariwisata.
Diirnya berharap adanya dukungan masyarakat dan pihak terkait untuk pelestarian lingkungan dan pariwisata berkelanjutan sehingga dapat mendukung program pemerintah yang ada.
“Melalui kampanye ini, kita harapkan dapat memotivasi peserta didik untuk menjadi duta lingkungan dan mengajak masyarakat serta pelaku pariwisata lainnya untuk turut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dan menjaga hutan mangrove sebagai pelindung alam” katanya.
Untuk diketahui Mangrove adalah pohon tropis yang tumbuh subur dalam kondisi yang tidak dapat ditoleransi sebagian besar kayunya bersifat asin, perairannya yang pesisir, dan pasang surut yang tak ada habisnya. Berkat kemampuannya menyimpan karbon dalam jumlah besar, bakau adalah senjata utama dalam perang melawan perubahan iklim, tetapi terancam di seluruh dunia. Dengan melindungi hutan bakau, kita dapat membantu melindungi masa depan planet kita.
Hutan mangrove memiliki banyak fungsi yang penting bagi lingkungan dan masyarakat dengan melindungi garis pantai. Hutan mangrove berfungsi sebagai penghalang alami terhadap badai dan banjir, melindungi garis pantai dari erosi dan membantu mengurangi dampak bencana alam.
Selain itu hutan mangrove menyediakan habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan, termasuk ikan, burung, dan krustasea. Hutan mangrove juga merupakan tempat yang penting bagi migrasi dan reproduksi hewan.
Hadir dalam kegiatan kampanye ini Wakil Bupati SBD, Marthen Christian Taka, S.IP., Muhammad Arief (Dinas Kelautan & Perikanan Prov Ntt Cabang Sumba), Joshua Argentino Tampubolon (BKKPN), Hendrik Riwu (Sahabat Mangrove Melolo), Yance (Sahabat Mangrove Melolo), Boyke Hutapea (Programme Manager Sumba), perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kab. SBD, Pupu Purwaningsih (Koordinator lokal Misereor untuk Indonesia), Kepala Desa Pero Konda beserta jajarannya, Ketua BUMDes Pero Indah, Kepala Bank NTT USPD Kori, serta beberapa perwakilan dari Konsorsium Gita Pertiwi, Komunitas Peduli Lingkungan (KODUKUNG), OMK Paroki Bondo Kodi, asosiasi pariwisata, antara lain HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), PHRI (Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia), ASITA (Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies), Koramil 1629-02/Kodi, serta Kordinator Pengawas (Korwas) SMA/SMK/SLB Dinas P&K Provinsi NTT untuk wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Barat. *** (Octa/002-23).-