Waibakul-SJ……………. Pasukan berkuda dan tarian Kataga mengarak dan mengantar para tamu ke Gedung Serba Guna, dimana seluruh rombongan berjalan kaki dari GKS Jemaat Waibakul ke gedung serba guna yang jaraknya cukup jauh yaitu 2 Km. Walaupun Terik matahari namun tidak menyurutkan semangat peserta Sidang.
Sebelum perarakan didahului Pelaksanaan Ibadah Pembukaan Sidang MPL-PGI yang berlangsung di Gedung Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Waibakul, Rabu (6/11), berjalan lancar. Salah satu yang perlu mendapat apresiasi yaitu kehadiran ribuan jemaat dan masyarakat yang bersatu padu menyaksikan sidang pembukaan tersebut.
Sidang MPL PGI berlangsung selama dua hari sejak 6-7 November 2019. Sejumah peserta yang hadir sejak Selasa, 5 November 2019 diinapkan di sejumlah rumah warga di sekitar GKS Waibakul, Sumba Tengah. Sidang ini di buka dengan resmi oleh Gubernur NTT yang diwakili staf bidang pemerintahan dan politik ditandai dengan pemukulan Gong sebanyak 5 kali yang menyimbolkan 5 dasar Pancasila.
Dalam sambutan Gubernur NTT yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintah dan Politik Drs. Samuel Pakereng, MM mengatakan bahwa tidak boleh ada pemerintahan aliran, baik aliran Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha.
“Kita semua sama. Kita bekerja sama membawa Provinsi NTT ini dari berbagai hal ketertingalan dengan slogan besar NTT bangkit, NTT sejahtera. Banyak hal yang kita proioritas untuk mewujudkan itu semua. Yang paling pertama adalah Parawista, dimana Pulau Sumba merupakan pulau terindah di dunia. Kita bangun infstrukatur ke tempat wisata, kita bangun SDMnya” tuturnya.
Lebih lanjut Samuel mengatakan kita mempertahankan Provinsi tingkat toleransi tertinggi di Indonesia bahkan kita ada di peringkat pertama. Jangan lupa menceritakan keadaan NTT saat ini. Saat ini NTT sebagai Nusa Tertinggi Toleransi, karena semua pendatang yang berkunjung di daerah ini, semua umat beragama bebas menjalankan ibadahnya sesuai ajaran agamanya Pemerintah NTT mengharapkan dukungan dan kerja sama dengan pihak gereja, agar program-program pemerintah dapat berjalan dengan baik.
Dalam sambutan Bupati Sumba Tengah Drs. Paulus S. K. Limu mengatakan karena Tuhan yang adalah Alfa dan Omega, Dia yang adalah awal dan akhir kita panjatkan Puji dan Syukur di Gereja ini GKS Jemaat Waibakul kita dapat ibadah pembukaan sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) yang juga merupakan bagian rangkaian besar kegiatan penyelenggaraan sidang raya PGI ke XVII di Sumba Timur.
Lebih lanjut Paulus mengatakan selamat datang kepada seluruh tamu dari sinode seluruh Indonesia di kabupaten Sumba Tengah dengan semboyang Tana Waikanena Loku Waikalala di tanah yang Tuhan telah anugerahkan bagi kami untuk mengolah hidup, menebar cinta dan menebar kebaikan kepada sesama. Kami mengucapkan terima kasih karena PGI telah menunjuk pulau Sumba sebagai Tuan dan Nyonya rumah penyelenggara Sidang Raya Peristiwa iman ini kami maknai merupakan anugrah luar biasa bagi pulau ini dan seluruh masyarakat.
Bupati Paul berharap agar seluruh peserta dapat menikmati suka cita dipulau ini, lebih khusus di Sumba Tengah. Kami bekerja dengan suka cita, kami mempersembahkan pikiran dan tenaga agar nama Tuhan terus dipuji dan dimuliakan. Kami bukanlah siapa-siapa, kami hanya titik-titik debu yang meyakini bahwa Tuhan sendirilah yang memungkinkan semua ini dapat terjadi. Tuhan yang telah menunjuk pulau Sumba sebagai tuan dan nyonya rumah, Tuhan pula yang akan menyertai penyelenggaraan event Gerejawi penting ini.
Bupati Paul menginginkan agar dapat menghasilkan pikiran baik terkait masa depan Gereja, Bangsa dan Negara tercinta ini. Kami yakin Tuhan selalu ada bersama Bapak/Ibu dalam memperbincangkan, mempercakapkan hal gerejawi, berbangsa dan Bernegara.
“Jika terjadi kekurangan itulah kekurangan saya sebagai bupati Sumba Tengah, jika mungkin ada kelebihan itulah kelebihan masyarakat Sumba Tengah, mohon maaf bila dalam pelayanan terjadi hal-hal yang kurang di berkenan dan kekurangan” ujarnya dengan rendah hati mengakhiri sambutannya.
Pantauan media hadir dalam kesempatan ini Bupati Sumba Tengah dan Wakil Bupati, Bupati Sumba Barat dan Ketua DPRD Sumba Barat, Sekda Sumba Tengah, seluruh Pimpinan OPD, dan Masyarakat Sumba Tengah dan perwakilan SBD dan tokoh masyarakat.
Pembukaan Sidang MPL yang nyaris sempurna ini, harus ternodai dengan pelayanan panitia penyelenggara yang kurang memberi perhatian pada para tamu khususnya awak media dari SBD dan Sumba Barat. Ruang pelaksanaan sidang MPL di steril dan peserta/ tamu tidak boleh sembarang memotret.
“Kami sudah mempunyai tim dokumentasi pak, jadi dilarang mengambil gambar tanpa seijin panitia” ujar tim pandu yang manjaga pintu masuk ruang sidang.
Ketika dikonfirmasi yang mengambil gambar adalah wartawan yang hendak meliput dirinya meminta untuk meminta ijin terlebih dahulu ke Panitia. Hal yang berbeda yang dirasa oleh awak media saat meliput kegiatan pra sidang raya di SBD dan Sumba Barat.
Di lain pihak saat jamuan makan siang adanya masyarakat dan tamu yang tidak kebagian lauk saat mengambil makan, sehingga ada beberapa tamu dan awak media yang harus mundur teratur karena tidak mendapat pelayanan seperti pelaksanaan PRPrG di Sumba Barat Daya yang rapi baik di dalam raung maupun luar ruangan sidang.*****
Penulis: Octa & Emil,-