Suarajarmas.com – Jalan yang menghubungkan Desa Buru Kaghu, Desa Milla Ate Kecamatan Wewewa Selatan dan Desa Mata Kapore Kecamatan Kodi Bangedo rusak berat, sehingga sulit dilalui oleh kendaraan roda 2 maupun roda 4 yang berdampak pada terganggunya aktivitas masyarakat dua kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Praktis perputaran roda ekonomi warga masyarakat yang mayoritas adalah petani menjadi terganggu sehingga sullit membawa hasil buminya keluar dari tiga desa ini baik untuk kebutuhan keluarga maupun untuk dijual di pasar guna menambah penghasilan ekonomi keluarga. Demikian pula halnya dengan pegawai kantor maupun anak sekolah yang harus melintasi jalan ini menjadi terganggu.
Melihat situasi dan kondisi jalan yang sangat mengganggu kenyamanan pengguna jalan ini, kepala desa Mata Kapore, Oktavianus Umbu Halato Tana, SP. MMA., bersama warga masyarakat 3 desa tersebut bahu membahu secara swadaya memperbaiki jalan tersebut.
Dipantau oleh media ini, pada Selasa (28/3/2023) kepala desa bersama beberapa warga masyarakat tampak melakukan kerja bakti untuk memperbaiki beberapa ruas jalan yang sangat rusak akibat curah hujan yang cukup tinggi dan sudah puluhan tahun jalan provinsi tidak pernah diperbaiki.
“Melihat kondisi jalan yang makin parah, warga masyarakat sekitar jalan ini secara bahu membahu melakukan perbaikan secara manual (dengan tenaga manusia). Kami berusaha memperbaiki seadanya agar pengguna jalan ini tidak mengalami kecelakaan” ungkap Kepala Desa Mata Kapore.
Oktavianus menjelaskan jalan ini pernah di aspal, tapi saat ini sudah sangat rusak berat karena belum pernah ada perbaikan, sedangkan jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan kecamatan Wewewa Selatan, Kodi Bangedo dan Kodi Balaghar.
“Kami hanya bisa menutp lubang-lubang dengan batu, sehingga tidak terlalu parah untuk dilalui. Jalur ini merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan kecamatan Kodi Bangedo ke Wewewa Selatan maupun Wewewa Barat” tutur Oktavianus Umbu Halato Tana.
Dirinya berharap agar ada perhatian dari pemerintah Kabupaten maupun Provinsi NTT, mengingat jalan ini sudah semakin parah dan tidak bisa dilalui lagi dengan kendaraan.
Jalan ini menurut kepala desa Mata Kapore, jalan yang dilalui warga masyarakat untuk membawa hasil buminya berupa padi, jagung, kelapa, kopra, kemiri, batang keladi dan lain sebagainya untuk dijual ke pasar Weetombo dan pasar Waimangura serta pasar di Kodi.
“Nomenklatur jalan ini menghubungkan Waimangura-Leteloko. Titik yang rusak parah di Watuokola, perbatasan Mata Kapore – Burukaghu. Jaraknya kurang lebih 1 km” ujarnya menjelaskan.
Lebih lanjut Oktavianus menjelaskan, pihaknya mengerjakan jalan ini dengan swadaya masyarakat, direncanakan hari Jumat ini akan memperbaiki selokannya, sehingga jika hujan turun lagi tidak mengikis lagi batu-batuan di jalan raya yang akan memperparah kerusakan jalan tersebut.
“Hari Jumat kami akan gali dan membersihkan rumputnya agar air tidak lewat jalan lagi. Kami akan perbaiki selokannya. Habis perayaan Paskah nanti kami akan siram sertu sehingga menutup lubang-lubang jalan yang membahayakan pengemudi” pungkasnya. *** (Octa/002-23).-