Tambolaka-SJ,… Upaya pemerintah dalam pembangunan sektor pariwisata, malah membawa petaka bagi masyarakat. tragedi berdarah yang terjadi di pesisir pantai Marosi, di desa Patiala Bawah, Kec. Lamboya, kab. Sumba Barat, pada tanggal 25 april 2018. Peristiwa yang menyebabkan korban jiwa tanpa alasan yang jelas ini, terjadi karena aparat polisi dari Polres Sumba Barat yang melakukan penembakan terhadap masyarakat yang tengah mengamankan tanah mereka yang ingin dikuasai PT. Sutra Marosi, sehingga harus merenggut nyawa seorang warga yang bernama Poro Duka, dan juga menyebabkan luka terhadap yang lainya.
Penembakan ini berawal dari aktivitas pengukuran lahan sekitar 200 ha yang tersebar dalam 7 bidang pesisir pantai Marosi, Pengukuran ini dilakukan BPN bersama PT. Sutra Marosi yang didampingi 50 orang polisi bersenjata lengkap dengan pakaian anti huru hara dan dilengkapi mobil anti huru hara. Warga menolak keberadaan PT. Sutra Marosi yang tidak memiliki legalitas yang jelas. Karena itu, warga menolak aktivitas pengukuran lahan tersebut. Sepanjang kegiatan pengukuran warga yang melakukan protes hanya melihat aktivitas pengukuran. Namun ketika pengukuran di bidang 5, warga mengambil foto dan rekaman aktiivtas tersebut. Polisi marah karena aktivitas tersebut, kemarahan ini dilakukan dengan merampas HP dan melakukan pemukulan. Melihat ada tindakan kekerasan dari Polisi, warga bergerombol datang ke lokasi, dan seketika Polisi langsung melakukan penembakan, tindakan penembakan terjadi sekitar pukul 13.00 Wita siang inilah yang mengakibatan seorang warga meningal, 1 orang mengalami luka ditembak di kedua kaki dan korban luka lainnya.
Terkait dengan tragedi tersebut GMKI Cabang Tambolaka mengecam dan mengutuk keras tindakan brutal dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian Sumba Barat kepada masyarakat di pesisir pantai Marosi Desa Patiala Bawa kec Lamboya yang disampaikan pada media SJ, Sabtu 28 April 2018 kemarin.
Untuk menjaga situasi tetap kondusif, atas nama Cabang GMKI Tambolaka Ishak Charles (ketua Cabang) menghimbau dan mengajak kepada semua pihak agar dapat menahan diri dan menghindari cara-cara yang menggunakan kekerasan, tetapi harus terus diupayakan dengan cara dialog dan sesuai dengan proses hukum yang berlaku. Melihat tragedi tersebut GMKI Cabang Tambolaka turut merasakan dukacita dan belasungkawa terhadap keluarga korban, dan meminta kepada pemerintah untuk menjamin masa depan keluarga korban, oleh karenanya GMKI cabang Tambolaka menyerukan dan menuntut:
- Tangkap dan adili pelaku penembakan dan pemukulan terhadap warga di pesisir pantai marosi.
- Usut keterlibatan PT. Sutra Marosi dalam pengerahan 50 aparat polisi bersenjata lengkap pada peristiwa tersebut
- Segera pulihkan kembali hak-hak warga di pesisir pantai marosi desa patiala bawah, kecamatan Lamboya, kabupaten Sumba Barat.
- Cabut segala bentuk perijinan PT. Sutra Marosi.
- Hentikan aksi kekerasan dan intimidasi terhadap masyarakat pesisir pantai Marosi
- Copot kepala wilayah BPN NTT, Kepala Pertanahan Sumba Barat.
- Copot Kapolda NTT dan Kapolres Sumba Barat yang secara komando bertanggung jawab terhadap pengerahan 50 Aparat polisi pada tragedi tersebut.
Hingga berita ini diturunkan media SJ belum bisa menghubungi Polres Sumba Barat dan Pertanahan Sumba Barat untuk mendapatkan klarifikasi terkait kejadian di pantai Marosi tersebut. (SJ),-