FKP2S Bersama Bupati SBD Diskusi Tentang Desa Wisata

Tambolaka-SJ……………..Persoalan keamanan dan kenyamanan menjadi hal yang sangat penting demi mewujudkan SBD menjadi tujuan wisata. 4 tempat wisata yang menjadi perbincangan dalam forum tersebut yaitu pantai Bawana, Rateng Garo, Pantai Mandorak dan Tanjung Mareha. Selain masalah keamanan Forum Komunikasi Pegembangan Parawisata SBD (FKP2S) menyampaikan sarana pendukung lainnya yaitu  infastruktur menuju tempat Wisata.

Bertempat di Lopo Rumah Jabatan  Bupati SBD, dilaksanakan diskusi para pencinta parawisata bersama Bupati SBD dr. Kornelius Kodi Mete Rabu, (4/12/19).   Dalam diskusi ini Bupati Kornelius Kodi Mete mengatakan selesaikan seluruh masalah yang terjadi demi menjaga keamanan dan kenyamanan  pengujung.

“Cari jalan keluar permasalahan tersebut dan selesaikan. Untuk menjamin semua itu PMD bersama Pemdes buat Perdesnya dan libatkan semua masyarakat desa serta  masukkan dalam sistem” ungkapnya.

Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete (tengah) saat diskusi dengan FKP2S di Tambolaka

Lebih lanjut Bupati Nelis tegaskan untuk mendukung agar parawisata SBD semakin maju,  jika Perdesnya sudah ada langsung diberlakukan sehingga tidak ada pungutan liar. Pelaku perdes harus ada. Kepala desa harus tata yang masuk dan keluar dan menjadi PAD desa. Semuanya harus Transparan sehingga tidak terjadi kesalah paham. Semua harus masuk dalam sistem.

Bupati Nelis juga mengatakan terkait infastruktur jalan, dengan tegas  kepada dinas PMD untuk mencatat dan melihat jalan menuju tempat wisata buatkan peta.

“Semua yang kita diskusikan cepat di laksanakan. Dan buat pertemuan lebih lanjut, hadirkan desa-desa yang ada potensi wisatanya. Untuk rumah adat dan kampung situs pasti ada sejarahnya. Buatkan cerita, histori dan sejarah sehingga di ajarkan dalam pelajaran muatan lokal anak cucu kita bisa mengetahui sejarah, bukan hanya dengar cerita saja” tuturnya.

Baca Juga :   PEMDA SBD GERAKAN DESA WISATA

Bupati Nelis juga mengharapkan agar rumah adat menyediakan penginapan maupun makanan yang khas atau lokal. Contohnya tempat para tamu atau pengunjung pake yang lokal tidak usah beli dari luar. Manfaatkan kearifan lokal yang ada disekitar, seperti anyaman tikar.

“Dua tikar dijahit ditengahnya taruh daun pisang dan kelapa yang mati, digunting, dirapikan. Dan juga pake bambu bulat. Semua bahan tersebut ada disekitar kita dan manfaatkan masyarakat desa sehingga dapat  mengembangankan ekonomi masyarakat” katanya lagi.

Bupati juga mengintruksikan kepada semua peserta yang hadir agar secara bersama-sama mengunjungi desa Bondo Bela Kecamatan Wewewa Selatan, karena desa ini sangat terisolir dan disitu juga ada tempat wisatanya sehingga bisa di promosikan kepada publik.

Pantauan media diskusi antara FKP2S bersama Bupati Nelis ini dihadiri oleh Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas PMD, Ketua HPI, Koordinator Asita, PHRI, Mario Hotel, Oro Beach, Hotel Newa, Perwakilan Guide, Kawona Beach, Sinar Tambolaka, Merci Homestay, Kades Maliti Bondo Ate, PT. Sumba Adenture, SFH, Renata Home Stay, Pebisnis Kuliner dan Media.***

Liputan: Emil Buga,-