Tambolaka–SJ,– DPD Saya Indonesia kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) semarakan karnaval HUT RI ke 72 di Tambolaka, Selasa 15 Agustus 2017 dengan membawa bendera Merah Putih sepanjang 72 meter.

Masyarakat berduyung-duyung untuk melihat langsung bendera terpanjang yang pernah ikut dalam karnaval di SBD tersebut.
Theresia Tamo Ina seorang warga dari Wewewa Selatan mengatakan setelah melihat di media Suara Jarmas akan adanya bendera sepanjang 72 meter yang ikut dalam karnaval beberapa hari lalu, maka ia datang ke.Weetebula untuk.melihat langsung bendera yang panjangnya sama dengan HUT RI tersebut.
“Setelah membaca beritanya di media online, saya datang dengan adik saya hanya untuk.lihat bendera terpanjang tersebut. Ini mungkin rekor di NTT bahkan saya kira Indonesia juga, tetapi yang pastinya untuk di Sumba ini yang pertama kali terjad” ungkapnya pasti.
Gebrakan DPD Saya Indonesia SBD mendapat apresiasi uang tinggi dari Ketum DPN Saya Indonesia K. Abhishek dari Denpasar yang langsung turun ke SBD dan ikut karnaval bersama rombongan Saya Indonesia SBD.
Ketum K. Abhishek kepada media mengatakan Kami dari DPN bangga sekali dengan saudara2 Kami DPD Indonesia Kabulaten SBD yang terlibat dalam karnaval ini dan Mengapresiasi kerja keras teman-teman untuk wujudkan rencana ini.
“semoga ini bukan yang terakhir tapi awal dari kerja-kerja nasionalisme Indonesia ke depan” tuturnya.
Lebih lanjut Ketum ini menekankan yang penting menjaga kebhinekaan, persaudaraan dan tetap dibawah bendera merah putih, karena dibawah merah putih sudah tidak adalagi perbedaan SARA yang ada hanya bhineka tunggal ika.
Dia juga berharap agar dalam program kerja kedepan akan ada beberapa program untuk bantuan sosial untuk mendekatkan diri pada masyarakat.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPD SI SBD Lodowaik L. Raya yang mengatakan pesan yang mau Kami bawa lewat kirap bendera 72m adalah Kita memperingatI 72 tahun Indonesia merdeka.
Lanjut Lodo pesan dari 72 tahun merdeka ini bahwa kita masih saksikan banyak saudara-saudara kita yang masih miskin, oleh karena itu kehadiran SI paling tidak mewujudkan NKRI, Kebhinekaan dan persatuan, dibalik itu juga mendorong proses-proses pemberdyaan di tingkat desa.
“Kita tidak hanya bangga 72 tahun merdeka tetapi bagaimana kita melakukan proses pemberdayaan di tingkat masyarakat” ungkapnya.
Pantauan media karnaval berjalan dengan dan aman, walaupun bunyi-bunyi knalpot resing kendaraan roda 2 sangat mengganggu dan menyebabkan telinga sakit. Harapan untuk kedepan agar ada perhatian pemerintah dalam menertibkan pengguna knalpot resing tersebut sehingga membuat nyaman bagi peserta karnaval maupun masyarakat. (OC$).