Suarajarmas.com – Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete membuka secara resmi sosialisasi implementasi program Air, Udara, Sanitasi, Higiene, kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (WASH GEDSI) berketahanan iklim yang bertempat di Villa Hotel Sinar Tambolaka Desa Kalena Wanno Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten SBD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (29/10/2023).
Kegiatan Sosialisasi Implementasi Program WASH GEDSI berketahanan iklim diselenggarakan di Kabupaten SBD melalui Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang didukung oleh YKMI – UNCEF kantor perwakilan NTT dan NT.
Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Kantor UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Kepala BAPPEDA Kabupaten SBD, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten SBD, Ketua Pokja AMPL Kabupaten SBD, perwakilan dari beberapa OPD lingkup Kabupaten SBD, Camat dan Kepala Desa, perwakilan kaum disabilitas, perwakilan Yayasan Harapan Sumba, unsur-unsur pemerintah dan para stakeholder lainnya dibidang sanitasi dan kesehatan.
Hadir juga secara daring Narasumber dari level pusat dan Provinsi yaitu Ibu Tutut Indra Wahyuni Ketua Tim Kerja Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar, Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Nitta Rosalin; Kasubdit Perumahan dan Kawasan Permukiman Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappelitbangda Provinsi NTT Joun Paut juga selaku Pokja PKP forum AMPL Provinsi NTT.
Tatang Husaini, selaku Program Manager YKMI NTT, mengungkapkan, “Program ini bertujuan untuk mendukung pemerintah Kabupaten SBD, terutama dalam tiga aspek utama, yakni: Penerapan manajemen kesehatan dan perilaku hidup bersih pada remaja; Pemberdayaan masyarakat terkait promosi kesehatan serta praktik hidup bersih dan sehat di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di pusat kesehatan masyarakat dan dalam organisasi kepemudaan; dan serta integrasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan perubahan iklim dan GEDSI”, ungkapnya.
Rostia La Ode Pado, selaku WASH Officer UNICEF Kantor Perwakilan NTT-NTB dalam sambutan secara daring, ia menyampaikan, peningkatan akses air minum dan sanitasi merupakan salah satu intervensi kunci untuk penurunan stunting. Data Monev STBM Kemenkes Triwulan 2 Tahun 2023 menunjukkan bahwa 59,66% Desa/Kelurahan di Indonesia yang terverifikasi stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sementara dari 22 Kabupaten/Kota di NTT, baru 5 Kabupaten/Kota yang sudah terverifikasi stop BABS yaitu Kupang, Alor, Flores Timur, Manggarai dan Belu.
“YKMI-UNICEF bersama Pokja PKP forum AMPL Provinsi NTT, Pemerintah Daerah Kabupaten SBD, Pokja AMPL SBD dan semua pihak berkolaborasi untuk mendukung percepatan stop BABS dan implementasi Sanitasi Aman di Sekolah Madrasah, PAUD, Puskesmas dan di masyarakat melalui kegiatan dukungan Peningkatan Kualitas Hidup Anak Perempuan dengan Fokus pada Sektor WASH GEDSI berketahanan iklim”, ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten SBD, dr. Kornelius Kodi Mete dalam sambutannya mengatakan atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten SBD saya menyambut baik program ini, karena progam ini sangatlah penting untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten SBD, dan ini adalah cita-cita kita bersama.
“Untuk mewujudkan percepatan stop BABS di Kabupaten SBD yang mana dalam program ini ditargetkan 25 Desa, perlu dilakukan pemberian pemahaman atau penyuluhan dan intervensi secara terus menurus kepada masyarakat yang dimotori oleh para Camat dan Kepala Desa serta Puskemas hingga Pustu sampai para kader yang ada di desa”, tuturnya.
Selain membuka kegiatan sosialisasi implementasi program WASH GEDSI, juga dilakukan penandatangan Komitmen Bersama Bupati Kabupaten SBD, dr. Kornelius, Camat dan Kepala Desa yang hadir tersebut untuk percepatan stop BABS di Kabupaten SBD. *** (Isto/002-23). –