Tambolaka-SJ………….. Hari Disabilitas Internasional setiap tahun diperingati pada tanggal 3 Desember dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kecacatan, hak-hak fundamental para penyandang disabilitas dan integrasi para penyandang disabilitas didalam setiap aspek kehidupan utama seperti aspek sosial, politik, ekonomi dan status budaya masyarakat mereka.
Peringatan ini memperluas kesempatan untuk menginisialisasi tindakan untuk mencapai tujuan kesetaraan hak asasi manusia dan kontribusi dalam masyarakat dari penyandang disabilitas, yang diluncurkan oleh Program Dunia Aksi untuk para Penyandang Disabilitas, dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1982.
Demikian diungkapkan Ketua Panitia Hari Disabilitas Internasional Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Witry M Nugraheny di lapangan Galatama Tambolaka SBD, Senin (2/12/19). Kegiatan yang diselenggarakan selama 2 hari berturut-turut dari tanggal 2-3 Desember ini mengambil tema Bergerak Bersama Disabilitas Menembus Batas , dibuka dengan resmi oleh Wakil Bupati SBD, Marthen Chrsitian Taka, S.IP.
Lebih lanjut Witry menjelaskan dengan berlatarkan kondisi-kondisi dan fakta-fakta yang terjadi dari tingkat akar rumput sampai pada skala kabupaten, maka aksi dan kegiatan bersama multi stakeholder untuk mulai mendengungkan kesetaraan hak para penyandang disabilitas sangat perlu dilakukan saat ini. Dan kegiatan ini dapat dilaksanakan sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional.
“Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk memberikan informasi tentang fakta sosial kondisi penyandang disabilitas di SBD, adanya pengakuan terhadap keberadaan penyandang disabilitas di SBD khususnya dan di Sumba umumnya dan adanya aksi nyata kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas” ungkapnya.
Pantauan media kegiatan yang didukung oleh Dekranasda SBD, OPD, Lembaga Keuangan di SBD, Lembaga Swasta, Desa dan Organisasi Masyarakat Sipil/LSM ini berjalan penuh hikmad dan adanya respon positif dari Pemda SBD untuk disabilitas.
Wakil Bupati Marthen Chrsitian Taka, S.IP dalam sambutannya mengatakan memberi apresiasi pada multi stakeholder yang peduli pada Disabilitas. Dirinya berjanji Pemda akan mendukung dengan membuat yang terbaik untuk disabilitas yang ada di SBD.
“Jika diperlukan payung hukumnya kita akan upayakan agar ada Perda atau Perbup agar adanya perhatian khusus bagi disabilitas. Mereka juga adalah masyarakat SBD yang harus mendapat perhatian Pemerintah. Oleh karena itu mari secara bersama-sama kita menyiapkan data disabilitas di setiap desa, karena data sangat penting untuk Pemerintah dalam membuat kebijakan” ungkapnya.
Dirinya juga berjanji akan mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi disabilitas untuk memberikan pelayanan di bidang pendidikan. Disabailitas juga berhak memperoleh pelayanan publik seperti KK, KTP dan Akte Kelahiran.
“YAKKUM kami harapkan kerjasamanya dalam memberikan pelayanan pada disabilitas, jika membutuhkan KTP, maka alat perekam yang ada di Dispenduk akan kita angkut bawa ke desa untuk memberikan pelayanan tersebut” tuturnya lagi.
Ditempat terpisah Esty Wungo Koordinator Humanity & Inclusion mengatakan kepada media, hari disabiltas internasional diperingati untuk mengingatkan kita bahwa banyak ketimpangan hak-hak penyandang disabilitas yang belum atau bahkan tidak dipenuhi. Melalui moment seperti ini kita mau semua pihak aware atau peduli terhadap mereka.
“Tidak meliht kekurangan mereka, tapi mari melihat potensi yang dimilikinya, kita tidak boleh mengatakan mereka TIDAK NORMAL. Dan melalui momentem ini, semua pihak bisa lihat kehidupan mereka dan mulai bergerak dari hal-hal yang kecil dulu, dari diri sendiri, dengan tidak lagi bilang CACAT saja itu sudah merupakan kemajuan luar biasa” tutur Esty yang saat ini fokus pada pendampingan disabillitas di beberapa desa di SBD.
Diirnya juga berharap Disabilitas mendapat perhatian dari semua pihak termasuk Pemerintah, sampai pada ada kebijakan dan akan ada pemenuhan hak lainnya yang ikut bersatu dalam Perda, sehingga disabilitas mendapat pelayanan yang sama seperti masyarakat pada umumnya.
“Hanya tetap harus ada komitmen dari semua, bukan hanya sekedar hitam diatas putih, tetapi tetap menerapkan dan mengimplemensikan sampe pada akar rumput” tutupnya.*****
Liputan: Octa Dapa Talu,-