Usaha untuk Memperbaiki Kualitas Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang

Pendidikan adalah salah satu investasi jangka panjang yang dapat dimiliki oleh seseorang jika dipersiapkan dengan baik dan benar.  Peningkatan kualitas pendidikan berjalan lurus dengan peningkatan sumber daya manusia. Masyarakat yang mengalami proses pendidikan yang baik akan mengalami pola pikir, kebiasaan dan tingkah laku yang baik, dengan demikian mereka juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan berkembang. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas pola pikir dan inovasi agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.   Oleh karena itu, pendidikan adalah kebutuhan dasar seseorang yang perlu dipersiapkan sedini mungkin dari berbagai aspek.

Isu pendidikan di Sumba sendiri bukanlah hal baru untuk dibicarakan. Keterbatasan yang dimiliki dalam bidang pendidikan baik secara kualitas maupun kuantitas selalu menjadi bahan diskusi karena memiliki sejumlah polemik yang cukup kompleks. Dengan menganalisa keadaan pendidikan di Sumba kita dapat memprediksi kualitas output dari pendidikan tersebut dalam bentuk sumber daya manusia serta pengembangan yang terjadi di pulau Sumba di masa yang akan datang.

Salah satu isu dalam Pendidikan di Pulau Sumba adalah rendahnya kemampuan literasi. Kualitas literasi yang rendah ini cukup memprihatinkan karena memberikan dampak yang sangat signifikan pada proses Pendidikan seseorang secara keseluruhan. Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Jika hal ini mengalami keterlambatan dan kendala maka akan sangat memperngaruhi proses Pendidikan seseorang.

Dunia pendidikan merupakan wilayah dimana proses tranformasi keilmuan dilakukan dengan berbagai cara dan strategi pengajaran (Ainiyah, 2017). Tentu saja reaslisasi tranformasi pendidikan bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Hal tersebut harus dilakukan sedini mungkin sehingga dapat mengakar dan membentuk prinsip dalam kehidupan setiap pelajar. Begitu pula dengan budaya literasi, kompetensi ini harus dibekali dan dipantau sejak awal dimana seseorang memulai proses pendidikannya.

Baca Juga :   Kreatifitas Metode Pengajaran Ditengah Keterbatasan.
Wilhelmina Kurnia Wandut, M.Hum., Dosen STKIP Weetebula

Lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) yang merupakan program kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia adalah salah satu Lembaga yang mencoba berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai kabupaten di indonesia dan berfokus pada kemampuan literasi.

Menyadari bahwa proses perbaikan kualitas pendidikan di pulau Sumba bukanlah hal yang mudah maka proses ini perlu mendapatkan perhatian dan keterlibatan dari pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu pada hari Senin tanggal 18 April 2022, Inovasi mengkarsai Pertemuan Koordinasi Mitra pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya. Meeting koordinasi ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berkaitan dengan isu pendidikan baik dari pihak pemerintah maupun NGO. Lembaga yang sempat hadir dalam kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan kabupaten SBD, Yayasan Anak Literasi Indonesia (YLAI), Bapelitbangda, Suluh Insan Lestari, Insipirasi Foundation, SPADU dan INOVASI sendiri.

Pertemuan ini bertujuan untuk  menjalin komunikasi yang baik antara LSM yang berkaitan dengan pendidikan dan Pemerintah daerah sehingga dapat menghasilkan solusi untuk melakukan perubahan signifikan terhadap kualitas pendidikan di Sumba Barat Daya. Pertemuan ini juga memberikan ruang bagi setiap LSM yang hadir memaparkan program mereka yang memiliki fokus yang berbeda-beda dalam dunia Pendidikan. Semua LSM yang hadir memiliki kontribusi yang baik dalam memajukan kualitas Pendidikan di Sumba Barat Daya.

Yusrizal selaku District Koordinator INOVASI NTT dalam pemaparannya mengatakan dalam mengidentidikasi kualitas pendidikan di Sumba Barat Daya, INOVASI telah melakukan penelitian berbasis masalah untuk mengetahui penyebab rendahnya kemampuan literasi pelajar. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa rendahnya kualitas SDM adalah salah satu penyebabnya dan kemudian mencari solusi konkrit untuk permasalahan tersebut. Beliau juga memaparkan bahwa INOVASI telah melakukan berbagai upaya dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan besarnya. Ketika mengidentifikasi lemah sumber daya manusia dalam membimbing siswa/i dalam literasi, INOVASI mengadakan program guru terbimbing dan mefasilitasi mereka dengan kegiatan KKG agar guru-guru tersebut memiliki komptensi yang mumpuni dalam mengajarkan literasi sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa. Selain itu, guru tersebut didampingi oleh delapan orang Fasda yang juga memonitoring dan mengevaluasi kinerja dari guru terbimbing.

Baca Juga :   UNITRI MALANG PERPANJANG KONTRAK DENGAN PEMDA SIKKA

Lorens selaku pengawas yang direkrut oleh INOVASI mengatakan bahwa pertemuan ini adalah moment yang sangat baik untuk mendiskusikan dan medengarkan hal yang berkaitan dengan isu Pendidikan. Beliau juga mendorong pemerintah menyiapkan anggaran untuk menindaklajuti solusi dan program dari hasil pertemuan ini. Menurutnya, pemerintah perlu merekrut pengawas yang handal sehingga pengawas tersebut dapat memberikan penguatan kapasitas yang baik kepada kepala sekolah dan guru yang dilakukan dengan cara KKG. Dengan memiliki guru-guru yang kompeten maka pendampingan literasi dapat dilakukan secara maksimal.

Sementara itu, Kabid Sosbud Bapelitbangda, Pankraseus Apin menuturkan bahwa pertemuan ini sangat bermanfaat karena lewat kegiatan ini pihak pemerintah dapat mengetahui masalah-masalah konkrit yang berkaitan dengan pendidikan. Pak Kabid menambahkan bahwa dalam melakukan program, Lembaga harus memiliki target waktu dan output yang jelas dan tepat.

Pada sesi akhir pertemuan, setiap LSM yang hadir membuat refleksi mengenai masalah apa yang sedang dialami dalam melakukan program dan menuliskan dukungan apa yang diperlukan baik dari pihak pemerintah maupun sesama NGO.

Peningkatan kualiatas pendidikan bisa dilakukan secara progresif jika semua pihak dapat saling mendukung dan bekerjasama. Pihak NGO tidak akan mungkin dapat berjalan productif dan sustain tanpa ada dukungan dari pemerintah daerah. Begitu pula, program pemerintah daerah akan lebih mudah dan efektif dengan adanya NGO yang memiliki fokus berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah dalam pendidikan. Output dari pendidikan memang tidak bisa langsung dirasakan secepat mungkin, namun perubahan jangka panjang ini akan sangat berguna untuk dalam mewujudkan masyarakat yang berbudaya, cerdas dan kritis. Tujuannya agar sumber daya manusia di kabupaten Sumba Barat Daya ini mengalami perubahan positif dan secara otomatis turut meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. *** (Penulis: Wilhelmina Kurnia Wandut, M.Hum., Dosen STKIP Weetebula).-