Malang-SJ………….. Dalam upaya membentuk karakter dan pribadi budaya generasi muda yang unggul, Pusat Studi Wawasan Kebangsaan (Pusdiwasbang) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, melaksanakan Kuliah Tamu di Gedung Olahraga (GOR), Sabtu, (15–10-22).
Prof. Dr. Ir. Widowati, MP, Wakil Rektor 1 dalam sambutannya mewakili Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi menyampaikan, bahwa sebagai generasi muda perlu dibangun karakternya, untuk menjadi suatu generasi yang unggul.
“Para pemateri tentu akan menyampaikan nilai-nilai luhur, untuk dilestarikan dan diwariskan kepada generasi muda. Mengapa ini penting? Supaya nilai luhur bangsa kita tidak mudah terkikis oleh pengaruh asing tentunnya, lewat pemahaman yang akan disampaikan,” ujarnya.
Widowati juga menambahkan, pentingnya membangun karakter generasi muda agar menjadi orang yang berkepribadian luhur, dan bekerja keras, serta kreatif dan inovatif.
“Itu harus menjadi kesatuan yang kuat, sebagai mahasiswa yang akan melanjutkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan ini, dan akan menjadi momen yang baik. Karena apalah artinya jika mahasiswa mempunyai intelektual yang bagus tetapi tidak dibarengi dengan memiliki sikap dan karakter yang kurang bagus,” ucapnya.
Sementara itu, Pembina Pusat Studi Wawasan Kebangsaan Prof. Ir.Wani Hadi Utomo, Ph.D sebagai pembicara pembuka menyampaikan bahwa Pusat Studi Wawasan Kebangsaan melaksanakan kegiatan ini dalam upaya memberikan pencerahan kepada generasi muda untuk memupuk rasa bangga dan cinta menjadi bangsa Indonesia.
“Salah satu kegiatan Pusat Studi Wawasan Kebangsaan Universitas Tribhuwana Tunggadewi adalah memperingati peristiwa-peristiwa bersejarah dalam pembentukan dan pengembangan pelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Saya selalu menyebut lengkap NKRI berdasarkan Pancasila bukan NKRI yang lain” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan yang kami lakukan di samping serimonial lomba upacara dan sebagainya adalah memberi dan mengembangkan wawasan berbangsa Indonesia, kepada generasi muda untuk menjadi bangsa yang besar. Untuk menjadi bangsa yang besar Pusat Studi Wawasan Kebangsaan Unitri menganut dua falsafah utama: satu, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan yang kedua jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Sejarah itu berulang jadi kita bisa mengambil pengalaman dari sejarah” ungkapnya pula. Kegiatan yang kami lakukan kali ini untuk memperingati tiga peristiwa sejarah sekaligus yang sangat berpengaruh dalam pembentukan dan perkembangan NKRI berdasarkan Pancasila. Satu kejadian pada jaman penjajahan Belanda yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, kemudian pada awal kemerdekaan, hari Pahlawan 10 November dan peristiwa kelam dalam perjalanan sejarah bangsa Gerakan 30 September 1965.
Sementara itu narasumber atau dosen tamu dari kuliah tamu tersebut yaitu Prof. Dr. H. Aminnudin Kasdi, MS (Guru Besar Universitas Negeri Surabaya) menyampaikan materi berjudul Akulturasi, Local Genius dan Kepribadian Bangsa dan Grace Tjandra Leksana, S.Psi.,M.A.,Ph.D (Pakar Sejarah UM) menyampaikan materinya berjudul Langgengnya Budaya Kekerasan: Sebuah Warisan Peristiwa Kekerasan 30 September 1965.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan dua metode, yaitu secara luring dengan target 250 mahasiswa. Serta dapat diikuti secara daring, melalui live streaming. Kegiatan tersebut juga, diikuti secara langsung oleh 115 mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2 tahun 2022 dari beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia.
Ketua Panitia Pelaksana, Agustinus Ghunu, SE., M.MA., M.AP menyampaikan, tema yang diusung dari kegiatan kuliah tamu kali ini adalah “Pribadi Budaya Bangsa Sebagai Character & National Building”. Dengan maksud untuk membangun karakter bangsa terutama generasi muda yang berbudaya dan berkarakter Pancasilais.
“Membangun karakter the next generation. Generasi yang akan melanjutkan negeri ini adalah generasi yang berkarakter Pancasilais,” terangnya.
Lebih lanjut Agustinus menjelaskan, kepemimpinan negara ini perlu dilanjutkan oleh generasi muda yang berkarakter, berbudaya dan mengamalkan serta melestarikan nilai-nilai Pancasila, menjaga NKRI berdasarkan Pancasila dan mengembangkannya lebih baik di masa depan serta tidak mudah diadu domba dan tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
“Jangan sekali-sekali melupakan sejarah dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” tuturnya. *** (Red/001-22).-