…Pernah berjanji pada tanah sebagai ibunda dan rakyat sebagai ayahandamu…”bumi senang merasakan kaki telanjangmu dan angin rindu bermain dengan rambutmu.” (***Karya: Dina Rici Sumiyati),-
Kepadamu TUAN terhormat yang gagah perkasa dengan jas mahal demi menghangatkan tubuh melalui uang rakyat. Kami lampirkan surat omong kosong berisikan NOL KABOAK seperti isi otakmu !!
Dengan hormat,
Kami beritahukan bahwa telah tersebar bangkai-bangkai munafik di kalangan kami, Sumba Timur !! Penyebaran ini dimulai dari TUAN TAK BERAKAL YANG TAK BERAKHLAK. Bau busuknya sungguh amat menyengat hingga membuat kami muntah di depan pejabat-pejabat tak berhati. Kali ini kami harus tegas pada lingkungan biar jangan semakin memperkaya virus di daerah kami. Cukuplah virus COVID-19 tak perlu tambahan virus lainnya, kami tak mau banyak yang terkapar mati seperti amukan virus COVID-19 ! Melalui penegasan tersebut maka biarlah kami perjelas !
TUAN terhormat yang selalu menjaga wibawa tanpa menengok ke atas, bicaramu sopan sekali seperti beo yang terus menyapa saat melihat sesuatu. Pantas saja tak dipedulikan dan dirimu terus semangat mengikuti suaramu tanpa mengerti dengan jelas maknanya. Kalimatmu sungguh membangkitkan semangat..! Bisa saja ada sejumlah kata yang dirangkai begitu menarik tanpa harus banyak pertimbangan. Luar biasa potensimu menakar makna omong kosong dengan bersembunyi dalam kurungan media sosial. Sepandai itu ternyata dirimu hingga mendapat penghargaan melalui sebuah kursi empuk yang tepat sekali ditempatkan pada tubuh rakyat..! Benarlah bila tepuk tangan menyapa dengan teriakan minta tolong yang sungguh amat bising hingga telingamu tak lagi berfungsi untuk mendengarnya dengan jelas bahkan tak didengarkan sama sekali ! Di sini semakin jelas tingkahmu selangit dan otakmu hanya terus berkutat pada dasar bumi. Tidak salah lagi lagakmu tak sejalan dengan gelar terbaik yang diberikan saat memindahkan tali kecil yang menggantung dikepalamu.
Rupanya ini bukti janjimu pada tanah sebagai ibunda dan masyarakat sebagai ayah bahwa dirimu sebagai anak (Pejabat) akan tetap berdiri dengan tegaknya menjadi mafia ! Genap sudah kerjamu yang tak berotak membuat kami berontak dengan tegas demi menolak. Lalu, dusta apalagi yang harus dirimu pertahankan demi melawan ? Apakah hanya sebatas menyampaikan kalimat tak berbobot di depan media sosial dan kembali duduk dengan ketidaknyamanan? Sudahkah dirimu sediakan kekuatan tambahan untuk menemui kami diruang dingin yang terasa panas ? Mari sini duduk bersama kami, ceritakan keluhmu sebelum api menyerangmu lalu melahap semua omong kosongmu !
Dinantikan beranimu dihadapan kami bukan hanya dihadapan alat tak berakal yang menyerap semua munafikmu dengan sangat jelas tanpa menyaring lantas tercecer kesana kemari bau busukmu ! Demikian yang dapat kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan TERIMAKASIH ! Salam dari kami, saudara dan saudari yang tak pernah dirimu sadari ! Hormat untukmu si pelupa diri yang tak tahu diri …(***)