Sumba sebagai nafas.. Sajian pinang dan sirih yang selalu tertata rapi di balai-balai.
Beralas tikar yang di atasnya tersedia kopi dan teh panas.. Sungguh pemandangan indah yang ditemui..
Sumba sebagai nafas… Ada kehidupan yang berkembang dan bertumbuh secara lihai..
Sapaan rambu umbu, ina ama, ubbu yabbu yang erat menyatakan kasih tulus.. Rasa hormat tetap terjaga dan terpatri..
Sumba sebagai nafas.. Alamnya menawarkan keteduhan untuk menetap dalam damai
Kuda sandlewood yang terus meringkik dengan jelas, Paraing Marapu yang menjadi catatan sejarah berjumpa dengan misi
Sumba sebagai nafas… Bunyian gong dan tambur menggiring semangat penari
Melekukkan kaki, tangan dan kepala sebagai tarian khas, Lau dan hinggi menjadi pesona terbaik yang dipakai
Sumba sebagai nafas.. Suara kakalak menjadi semangat untuk tetap berani
Dengungan payawau menjadi kekuatan untuk tetap bernyali tanpa harus buas, Anahida, tiduhai, luluh amah dan mamuli sebagai hiasan alami yang tetap mempercantik cinta pada Sumba dengan tulus hati..
Sumba sebagai nafas.. Sejak dulu, penuh dengan cinta sejati
Kini, masih saja tetap terlihat ada cinta yang terurai berkelas, Padang sabana terbentang luas dengan indah permai
Sumba sebagai nafas.. Mendekap raga dengan rasa dari hati…
Menabur rindu untuk temu yang tak pernah habis, Luapan tekad menyaksikan Sumba yang tetap hidup dalam naluri
Sumba sebagai nafas.. Unik dan khas dengan selipan kisah menarik untuk diamati
Sumba tak pernah menaruh cinta yang bias, Ia tak ingin meninggalkan jejak tak karuan seperti ilusi
Sumba sebagai nafas.. Ia selalu hidup bahkan tetap hidup selamanya di hati
Ia bukan menuju pada kemusnahan tetapi kehidupan yang lebih tegas, Lihatlah Sumba sebagai nafas yang akan terus di hela menabur kehidupan pada bumi
Sumba sebagai Nafas… Kakalak dan payawau yang menegaskan kehidupan bukan sekedar puisi
Sumba sebagai Nafas, Tak pernah musnah oleh ilusi.
Selamat menikmati festival Wai Humba dan semangat menjadi Tau Humba yang mengatakan Sumba bukan menuju Kemusnahan.. Mari semangat menciptakan kehidupan bagi Sumba, Jaya terus Sumba dan budayanya.*** (Karya: Dina Rici Sumiyati).-
: