RUMAH SAKIT PENUH, PASIEN COVID RAWAT JALAN, PEMBAYARAN LANCAR

Waikabubak–SJ……..  Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Sumba Barat hingga saat ini terus membludak yang mengakibatkan ruang isolasi di RSUD Waikabubak dan Rumah Sakit Kristen Lendemoripa (RSKL) tidak dapat menampung/merawat pasien Covid-19 tersebut.

Total pasien terkonfirmasi covid-19 hingga saat ini Senin (5/4/21) malam sebanyak  273 orang, sembuh 161, dirawat 102, meninggal dunia 10 orang. Salah satu pasien yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 oleh petugas, saat pasien menjalani pemeriksaan di ruang IGD RSUD Waikabubak, petugas (dokter) yang melakukan tindakan meminta agar pasien tersebut lakukan rawat jalan (isolasi mandiri) karena ruang isolasi di RSUD Waikabubak penuh, namun biaya jasa obat dan jasa pemerikasaan harus dibayar tunai oleh pasien Covid-19.

Kepada awak media ET suami pasien yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, mengaku membayar biaya sebesar Rp.595.790,-  di loket pembayaran IGD RSUD Waikabubak,. Jumlah biatya tersebut diperuntukan jasa obat dan jasa pemeriksaan, namun istrinya melakukan isolasi mandiri di rumah (rawat jalan).  

“Setelah istri saya ditindaklanjuti oleh petugas di ruang IGD RSUD Waikabubak, dan dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 sesuai hasil pemeriksaan dari dokter Yosi, istri saya disuruh isolasi mandiri (rawat jalan), karena menurut dokter yang tangani, ruang isolasi bagi pasien Covid-19 di RSUD Waikabubak sudah full (penuh). Namun, saya disuruh bayar tunai yang awalnya petugas menyebut sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah), setelah petugas hitung ulang maka saya bayar sebesar Rp595.790 di loket pembayaran di ruang IGD RSUD Waikabubak,” ungkap  ET sementara istrinya  sudah  sangat lemas tetapi petugas paksa lakukan rawat jalan (isolasi mandiri).

Kepala Dinas Kesehatan sekaligus juru bicara Satgas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Sumba Barat, Bonar B. Sinaga, yang dihubungi media ini melalui WhatsApp, Senin (5/4/2021) malam mengatakan bahwa, pasien terkonfirmasi Covid-19 ditanggung oleh negara (gratis) apalagi ada kartu BPJS.

Baca Juga :   LAGI PASIEN COVID SBD MENINGGAL DUNIA

Sedangkan, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Waikabubak, Pavliando Saragih, yang dihubungi secara terpisah melalui pesan WhatsApp, Senin (5/4/2021) malam, menyampaikan hal serupa bahwa semua pasien Covid-19 ditanggung oleh Negara.

“Pasien covid yang kita rawat di iso semua gratis pak, ditanggung negara,” jawab Pavliandoi via WhatsApp.

Setelah media ini menyampaikan bahwa ada pasien Covid-19 yang sempat ditindaklanjuti oleh petugas di ruang IGD RSUD Waikabubak, yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 namun petugas minta agar pasien tersebut lakukan rawat jalan (isolasi mandiri) dan petugas meminta keluarga pasien untuk membayar tunai di loket pembayaran di ruang IGD RSUD Waikabubak. Direktur menanggapi bahwa, “Pasien Covid yang rawat jalan wajib membayar tunai karena di luar tanggungan pemerintah (BPJS),” ungkapnya.

Awak media berusaha menghubungi Kepala BPJS Kabupaten Sumba Barat melalui WhatsApp, Selasa (6/4/2021) sore, hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari Kepala BPJS Kabupaten Sumba Barat terkait kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Pemerintah dalam hal penanganan pasien Covid-19.

Sementara itu di Rumah Sakit Kristen (RSK) Lende Moripa juga terus mengalami peningkatan pasien COVID-19 dan ruang perawatan tidak mampu menampungnya lagi. Guna mengatasi hal tersebut pihak RSK memakai ruang kerja perawat untuk menolong pasien yang terus mengalami peningkatan.

“Ruang CODI-19 di RSK Lende Moripa penuh, tadi malam kamar jaga perawat disulap jadi ruang perawatan pasien COVID-19, tetapi masih ada lagi  pasien yang terus berdatangan, kami tidak mungkin biakan pasien pulang kecuali gejala ringan boleh isolasi mandiri” ungkap salah satu pengurus RSK Lende Moripa pada media yang enggan menyebut namanya.

Dirinya menjelaskan saat ini pihaknya memaksimalkan ruang ayang ada, karena kalau menggunakan bangsal perawatan biasa untuk dijadikan ruang rawat inap pasien COVID-19 akan menjadi susah mobilisasi di dalam rumah sakit.

Baca Juga :   6 Orang Positif, Sumba Timur Kembali Zona Merah

“Pasienb masuk dan keluar ikut jalur belakang RSK, sedangkan bangsal non COVID-19 adanya ditengah-tengah, susah bikin jalur masuk keluar pasien COVID. Suata saat bila keadaanluar biasa, kami tetap rawat dengan cara-cara mempertimbangkan resiko penularan ke pasien lain” pungkasnya. *** (Octa/002-21),-