RUANG OPERASI RSUD PRATAMA REDA BOLO AKHIRNYA BERDARAH

Tambolaka-SJ……… Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Reda Bolo akhirnya pecah telor. Pecah telor karena rumah sakit ini sudah bisa melakukan aktivitasnya melayani masyarakat dengan menggunakan fasilitas operasinya pada Kamis 24 Juni 2021 yang lalu.

Kepala DP3P2KB kabupaten SBD, drh. Octavina T.S. Samani

Penggunaan fasilitas rumah sakit ini bisa direaslisasikan berkat dukungan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) yang sedang memperingati  Hari Keluarga Nasional ke-28 yang jatuh pada tanggal 24 Juni 2021.

Kepala DP3P2KB drh. Octavina T.S. Samani yang ditemui awak media mengatakan dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional yang digabung dengan Hari Bidan Nasional, DP3P2KB secara nasional menggelar Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor.

 Pelayanan KB yang dilakukan  pelayanan mix kontrasepsi diantaranya Pil, Kondom, IUD, Implan, MOW dan MOP. SBD mempunyai target 140 untuk MOW, yang bisa lakukan kegiatan ini adalah dokter dan dilakukan di Rumah Sakit.

Ruang oeprasi (OK) RSUD Pratama Reda Bolo perdana digunakan oleh masyarakat SBD

“Kami akhirnya melakukan koordinasi dengan pihak RS Karitas untuk melaksanakan kegiatan ini, namun karena anggaran tidak memungkinkan sehingga akhirnya kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan SBD dan Dinas Kesehatan merekomendasikan RSUD Pratama Reda Bolo” ungkapnya.

Lebih lanjut Octavina menjelaskan RSUD Reda Bola menyambut baik kegiatan ini, walupun  persiapannya cukup singkat hanya 3 minggu.  Fasilitas RSUD sudah lengkap tetapi kendalanya adalah keterbatasan dokter.

Dengan adanya kerja sama yang baik dengan RS Karitas, maka dokter-dokter dari RS Karitas yang melakukan pelayanan khusus untuk MOW dan MOP. Sedangkan yang lainnya serentak di seluruh Puskesmas.

Wakil Bupati SBD, Marthen Christian Taka, S.IP (tengah) saat memantau kegiatan di RSUD Pratama Reda Bolo

RSUD Pratama Reda Bolo sudah bisa melakukan pelayanan, hanya saja karena belum terdaftar sehingga RS melakukan pemungutan biaya, karena belum terdaftar dalam BPJS. Kalau sudah naik kelas, sudah terdaftar, maka pelayananannya sudah bisa melalui BPJS.

Baca Juga :   RATUSAN PENUMPANG OAR KEMBALI KE SBD

“Masyarakat SBD sudah bisa menggunakan fasilitas dan pelayanan RSUD Pratama Reda Bolo untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Ini yang perdana dilakukan operasi di RSUD Reda Bolo. Ada 3 dokter yang terlibat yang berasal dari RS Karitas.  Sedangkan akseptor yang terlibat ada 5 orang.

Kadis P3P2KB ini menambahkan karena ini yang perdana fasilitas RS Reda Bolo digunakan untuk oprasi, maka ini merupakan perdana RS Reda Bola melakukan operasi da nada drah di ruang operasi Rumah Sakit, RS Reda Bolo akhirnya pecah telor.

Sementara itu dikretur RSUD Pratama Reda Bolo, dr. Helena Sanger kepada media membenarkan adanya kegiatan DP3P2KB tersebut. Ia membenarkan adanya kegiatan DP3P2KB yang menggunakan fasilitas ruang operasi RSYD Pratama Reda Bolo, dan baru pertama kali digunakan setelah RS Reda Bola berdiri di SBD.

Direktur RSUD Pratama Reda Bolo, dr. Helena Sanger.

“RSUD Pratama Reda Bolo diresmikan pada 27 Februari 2019 dan mulai beroperasi pada bulan Maret 2019, ada beberapa bagian yang belum beroperasi yaitu ruang operasi (OK). Selama ini memang belum ada pasien yang bisa dilayani di OK  RSUD Reda Bolo tersebut” tuturnya.

Dirinya menjelaskan karena RSUD Reda Bolo belum melayani pasien BPJS, RS Reda Bolo  masih tipe depratama (masih sama dengan Puskesmas). Sedangkan untuk pasien OK,  rata-rata adalah pasien rujukan dari Puskesmas, kalau mau dilayani di Reda Bolo, maka harus pasien umum, sedangkan masyarakat di SBD rata-rata lebih memilih dengan tindakan BPJS.

Dengan adanya kegiatan DP3P2KB dimana mereka mempunyai target 140 MOW dan 10 MOP, sedangkan kita punya alat-alat dan OK. Dan dokter spesialis dari DP3P2KB siap untuk bekerja sama, mereka siap untuk membantu disini.

Baca Juga :   COVID SEMAKIN MENINGKAT, SBD AKAN TERAPKAN PPKM DARURAT

“OK yang kita miliki bisa dimanfaatkan, karena pasien umum tidak ada. Hari inilah ruang operasi  dimanfaatkan, ini merupakan pasien pertama yang menggunakan kamar operasi di RSUD Pratama Reda Bolo. Ini merupakan  batu loncatan dan masyarakat bisa mengetahui bahwa RS Reda Bolo bisa melayani operasi, memang saat ini belum bisa untuk pasien BPJS, kita harapkan dalam waktu dekat sudah naik kelas sehingga bisa melayanipasien BPJS” pungkasnya. *** (Octa/002-21),-