Tambolaka-SJ…………. Dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting di NTT, Pemerintah dalam hal ini BKKBN Wilayah NTT bersama anggota DPR RI, Ratu Wula gencar melakukan kampanye percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT.
Kegiatan kampanye yang dilakukan di BLK Komunitas Workshop Kejuruan Bahasa Kelurahan Weetabula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten SBD Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (13/5/2022) dihadiri oleh Anggota DPR RI Komisi IX, Ny. Ratu Wula,ST., Ketua Partai Nasdem SBD, Markus Dairo Talu, SH., Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Sekretaris DP3AP2KB SBD, pimpinan JF Course, Kepala Desa Kalena Wanno dan tamu undangan lainnya.
Anggota DPR RI Komisi IX, Ratu Wulla meminta persoalan stunting yang selama ini jadi masalah serius harus dikeroyok bersama untuk diselesaikan karena stunting dapat menyebabkan generasi Sumba, NTT dan Indonesia kehilangan generasi emasnya.
Ratu Wulla sampaikan dalam lanjutan Kampanye Percepatan Penurunan Stunting bersama mitra BKKBN Wilayah NTT, persoalan Stunting jika ditelaah lebih jauh sudah terjadi sejak dulu.
“Stunting bukan hanya soal kurang gizi saja tapi juga faktor lainnya seperti sanitasi dan derajat kesehatan masyarakat yang masih minim. Hal itu belum termasuk dengan belum terpenuhinya sarana air bersih dan fasilitas kesehatan yang bisa diakses masyarakat yang jika ditarik lurus punya keterkaitan satu dengan lainnya yang menimbulkan stunting,” tegasnya.
Ratu Wula menegaskan untuk memecahkan masalah stunting, perlu ada kerjasama antara semua pihak termasuk Komisi IX sendiri. Kerjasama itu ungkapnya dapat dilihat dari sejumlah program yang ada termasuk membangun infrastruktur seperti pembangunan sarana sarana air bersih yang memadai bagi masyarakat dan program lainnya.
“Ini dilakukan untuk mencapai generasi emas indonesia yang bebas stunting (zero stunting). Stunting harus dikeroyok secara bersama-sama karena persoalan stunting ini sangat kompleks,” katanya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan NTT, Marianus Mau Kuru di kesempatan itu meminta masyarakat untuk memperhatiak gizi keluarga terutama saat dalam masa kehamilan. Hal ini karena di masa kehamilan dan pertumbuhan anak merupakan periode paling rentan anak-anak menjadi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi.
“Untuk itu, perencanaan keluarga yang baik termasuk pengelolaan gizi dalam setiap rumah tangga sangat penting diperhatikan tiap keluarga. Terkhusus di NTT, angka stunting kita sangat tinggi sehingga kita harus benar-benar mengupayakan untuk memerangi stunting ini,” pungkasnya. *** (Octa/002-22).-