Tambolaka-SJ….. Masyarakat Watutakula Desa Radamata Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) melakukan aksi penolakan pembangunan Mushola yang dinilai sudah melanggar hasil pertemuan 17/2/2019 yang lalu bersama di kampung adat Watutakula.
Pertemuan saat itu di hadiri oleh Babinsa kecamatan Kota, tokoh-tokoh adat, perwakilan umat Katolik, perwakilan umat Protestan, Perwakilan Muslim Bima (ketua Panitia Pembangunan Mushola).
Aksi yang dilaksanakan di Watutakula pada Selasa (31/5/2022) ini mendapat pengawalan dari keamanan Kodim 1629/SBD dan Polres SBD. Personil Kodim 1629/SBD memberikan pencerahan pada sekelompok masyarakat yang mengadakan aksi tersebut.
Masyarakat mempertanyakan pembangunan mushola di desa Radamata semakin banyak padahal umat Muslim yang berada di Watu Takula tidak banyak. Keberatan masyarakat dan umat juga karena tidak jauh dari situ sudah ada dua musholla satu di simpang ke BTN dan satu lagi yang sedang direncanakan untuk dibangun di MA Al-Falah.
“Dalam satu desa ada lebih dari 4 mushola, sedangkan umat Katolik dan Protestan yang mayoritas hanya memiliki masing-masing 1 buah gereja” ungkap salah seorang ibu yang melakukan aksi.
Dirinya mempertanyakan radius antara musholla yang satu dengan yang lain tidak berjauhan, sedangkan jumlah umat Muslim tidak sebanyak umat Kristiani.
“Ada apa ini, pembangunan rumah ibadah juga tidak mengikuti aturan yang ada, tanpa persetujuan warga masyarakat sekitar yang ada. FKUB SBD juga tidak bersuara, kami sebagai masyarakat jadi curiga” tutur seorang peserta aksi pada media ini yang enggan namanya disebut.
Dirinya menambahkan bahwa pihaknya sudah secara resmi bersurat pada Pemda SBD, TNI/Polri, Kepala Desa Radamata dan beberapa pihak terkait lainnya.
Pantauan media ini, aksi massa yang menolak pembangunan mushola berhasil diredam oleh keamanan dari TNI/Polri dan disepakati bersama pembangunan musholah ditanggukan, dan pada tanggal 3 Juni 2022 mendatang akan dilakukan pertemuan dengan Dandim 1629/SBD. *** (Emil/009-22).-