Jelang Natal Dan Tahun Baru Harga Sembako Meroket

Tambolaka – SJ………………….Menjelang hari raya umat Kristiani yaitu Natal dan pergantian Tahun Baru 2019 sejumlah harga kebutuhan pokok mulai meroket. Hal ini disampaikan oleh beberapa pedagang di pasar Radamata, Kecamatan Kota Tambolaka Sumba Barat Daya (SBD).

Berdasarkan hasil wawancara media Suara Jarmas dengan beberapa pedagang yang berjualan di pasar Radamata, ada  beberapa harga sembako yang sudah mulai naik diantaranya adalah beras, bawang merah, cabai merah besar, cabai rawit, tomat dan telur. Sedangkan untuk harga bawang putih masih stabil.

“Harga bahan-bahan sembako sekarang sudah mulai naik lombok besar yang semula kami jual 30.000/kg sekarang sudah naik menjadi 40.000/kg, harga lombok kecil dari harga 20.000/kg naik menjadi 30 sampai 35.000/kg, bawang merah yang semula harga 20.000/kg naik menjadi 30.000/kg, sedangkan tomat dari harga semula 8.000/kg naik menjadi 18.000/kg”kata seorang pedagang pak Herman Wongso saat ditemui media di tempat jualanya Sabtu (22/12/2018).

Ibu Julita, salah satu pedagang lainya membenarkan bahwa ada kenaikan harga bahan-bahan pokok menjelang natal dan tahun baru “Iya memang betul beberapa bahan pokok sudah mulai ada kenaikan sejak seminggu yang lalu seperti bawang merah, tomat, lombok kecil, lombok besar tapi kalau untuk bawang putih harganya masih sama seperti kemarin yaitu 25.000/kg” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Arif yang menjual sembako di dalam pasar menjelaskan bahwa beberapa harga kebutuhan pokok sudah naik. Hal itu dikarenakan pasokan barang dari bima kurang karena sudah habis musim panen, selain itu  juga karena trasportasi laut juga tidak stabil.

“Ya memang kalau harga kebutuhan pokok itu sudah naik dari kemarin mas contoh saja telur ayam yang  kemarin kita jual dengan harga 50.000/rak sekarang sudah naik menjadi 55.000/rak. Dan bahan-bahan lain juga naik itu karena kita kan ambilnya dari bima dan sekarang disana sudah habis musim panen. Apalagi kapal very juga tidak lancar datangnya jadi itu juga menjadi salah satu faktor selain karena memang mendekati natal dan tahun baru”ucap Arif

Baca Juga :   DANDIM 1629/SBD SAMBANGI USKUP WEETABULA

Selain itu Arif juga mengharapkan perhatian dan ketegasan pemerintah terhadap para pedagang untuk memberikan kejelasan tentang penetapan tempat pasar dan mengatur  sarana pasar secara baik agar para pedagang dan pembeli bisa berjualan dan belanja secara tertib dan teratur.

“Harapan kami sebagai pedagang itu ya kalau bisa pasarnya ditetapkan sudah agar kami tidak berjualan berpindah-pindah, kalau pun sudah ada pasar tradisional ya harusnya bisa dimanfaatkan dengan baik dan pemerintah harus tegas itu jangan sekarang bilang pindah lalu besok ternyata disuruh pindah lagi itu namanya tidak punya komitmen. Dan yang paling penting itu kalau bisa diatur pedagangnya jangan dibiarkan semrawut seperti ini karena ini sangat mengganggu juga buat para pembeli yang mau belanja” ujar Arif dengan nada kesal.

Sementara itu menurut bapak Johardin salah satu pedagang beras mengatakan bahwa harga beras juga mengalami kenaikan menjelang natal. Ia menambahkan bahwa kenaikan harga menjelang natal maupun hari raya idul fitri itu biasa terjadi. Akibatnya kini sejumlah pedagang mengalami penurunan omzet karena banyak pembeli yang membatasi bahan yang dibeli.

“Harga beras sudah mulai naik dari kemarin dan itu memang sering terjadi saat musim natal maupun idul fitri, mangkanya kami juga tidak berani ambil banyak-banyak karena sekarang yang beli juga tidak mau ambil banyak kayak kemarin. Harga beras biasa yang kemarin kita jual 10.000/kg sekarang sudah naik menjadi 11.000/kg sementara untuk beras super yang kemarin kita jual 11.000/kg sekarang sudah naik menjadi 12.000/kg” jelasnya. (JNL),-