Waikabubak-SJ………. Bupati Sumba Barat Yohanis Dade,SH mengikuti arahan Presiden Republik Indonesia bersama Gubernur serta Bupati/Wali Kota se-Indonesia.
Pertemuan yang dilaksanakan secara Virtual tersebut Bupati Sumba Barat didampingi Dandim 1613 Sumba Barat dan Kapolres Sumba Barat, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Barat, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat serta Kadis Kesehatan, Senin (7/2/2022).
Presiden RI Ir. Joko Widodo memberikan arahan kepada seluruh Kepala Daerah se-Indonesia secara virtual terkait penanganan pandemi COVID-19.
Presiden RI menekankan kepada seluruh Kepala Daerah dan Unsur Forkopimda se-Indonesia untuk lebih meningkatkan Prokes COVID-19 dan mempercepat vaksinasi COVID-19, karena 2 hal ini yang mampu menekan penyebaran wabah COVID-19.
Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan pandemi belum sepenuhnya berakhir, meskipun di Tahun 2020-2021 bisa melewati gelombang demi gelombang termasuk gelombang yang terakhir gelombang varian Delta.
Selanjutnya Presiden RI mengatakan, saat ini di Indonesia telah masuk virus varian baru yang bernama Omicron yang penyebarannya 4 kali lebih cepat dari varian Delta, maka dari itu harus siap menghadapi wabah virus ini. Presiden RI juga meminta kepada seluruh Rumah Sakit untuk mempersiapkan fasilitas , seperti obat-obatan, oksigen dan lain-lain, sehingga siap menghadapi wabah virus Omicron ini.
Presiden menegaskan Kepada Daerah yang belum mencapai vaksinasi 70 % diharapkan segera mempercepat vaksinasinya terutama pada lansia.
“Kalau kita melihat trend kasus omicron dunia yakni Amerika, Inggris, Francis, kasus barunya masih sangat tinggi sekali untuk omicron. Tetapi untuk tingkat rawatnya masih dibawah varian Delta. Saya kira belajar dari Negara-Negara lain, kita ingin menangani varian omicron di Negara kita bisa dengan manajemen yang lebih baik dari saat kita menghadapi varian Delta di Tahun 2020 maupun 2021”, tutur Presiden.
Presiden Joko Widodo mengatakan, jika dilihat trend kasus omicron di Negara Indonesia, sampai saat ini 93% kasus omicron ada di Jawa dan Bali.
“Kita patut bersyukur tingkat rawatnya masih rendah. Penggunaan ICU Alhamdulilah juga masih rendah”, jelas Jokowi. Jokowi menekankan agar berhati-hati menghadapi kenaikan kasus omicron.
“Semua harus siap, manajemen detail harus disiapkan, jangan sampai omicronnya datang, rumah sakit belum siap, oksigen belum disiapkan, obat-obatan belum disiapkan, ISO Tank belum disiapkan, saya kira yang belum agar segera menyiapkan diri menghadapi gelombang omicron yang akan masuk” imbuhnya.
Perlu diketahui juga, untuk karakter pasien yang dirawat di Rumah Sakit untuk secara Nasional, 66% bergejala ringan dan tanpa gejala, 93% tanpa pengorbit dan 7% dengan komorbid.
“Oleh sebab itu, yang ringan sama yang tanpa gejala prioritaskan yang untuk isoman dan Rumah Sakit hanya diperuntukan yang sedang sama yang berat dan kritis. Manajemen ini harus kita siapkan. Tidak semuanya masuk Rumah Sakit”, tambahnya.
Sementara itu, karakter vasien yang meninggal pada kasus omicron, yakni 69% belum vaksin lengkap artinya vaksin menjadi kunci bagi penanganan varian omicron untuk menekan angka kematian.
“Percepatan vaksinasi, capaian vaksina sangat menentukan. Ini agar Bupati/ Wali Kota dan Gubernur melihat Kota dan Kabupaten mana yang masih dibawah 70%. Saya minta Panglima TNI, Kapolri, Kabin, BKKBN dan seluruh jajarannya Pangdam, kapolda, Kapolres, Dandim, Danrem, semuanya melihat angka-angka ini agar dipercepat vaksinasinya utamanya untuk lansia. Yang diluar Jawa-Bali juga agar dilihat terutama untuk dosis 2 dan dosis 2 untuk lansia agar dipercepat”, ungkap Jokowi.
Kemudian Presiden menghimbau Gubernur, Bupati/ Wali Kota untuk meningkatkan lagi protokol kesehatan.
Terakhir disampaikan Presiden agar Gubernur, Bupati/ Wali Kota se-Indonesia mempercepat vaksinasi serta agar Satgas COVID-19 kembali menekankan pentingnya protokol kesehatan utamanya masker. *** (Humas Sumba Barat),-