DANIEL AMA DOLO CEMASKAN KAPASITAS GURU

Tambolaka-SJ ………………… Pendidikan adalah hal yang utama dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan formal maupun pendidikan non formal sangatlah penting bagi siswa-siswi yang sedang mengemban ilmu di dunia pendidikan saat ini untuk menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi, berkualitas dan mampu mengikuti tantangan jaman sekarang ini dijaman modern yang berbasis IT (teknologi informasi).

Drs. Daniel Ama Dolo (kiri) bersama Kepala SMA Manda Elu saat perayaan HUT ke 43 SMA Manda Elu

Pendidikan yang baik dan benar akan menghasilkan insan yang kreatif, inovatif dan kompetitif  yang merupakan tuntutan jaman sekarang dan harapan masa depan sesuai dengan motto dalam perayaan Ulang Tahun SMA Manda Elu yang 43 pada Jumat, (17-01-2020) di aula SMA Manda Elu Weetabula Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

Yang menjadi perhatian saat ini adalah kebijakan Menteri Pendidikan yang mengembalikan ujian sekolah dari ujian nasional, praktis tahun 2020 ini merupakan USBN terakhir dan selanjutnya dikembalikan ke sekolah untuk menentukan kelulusan bagi siswanya.

Seperti yang diungkapkan oleh Daniel Ama Dolo mantan kepala SMA Manda Elu yang dihubungi media disela-sela perayaan HUT SMA Manda Elu mengaku cemas dengan situasi saat ini terkait kebijakan tersebut.

“Yang menjadi tantangan sekarang menyikapi ujian yang akan datang ujian sekolah. Ini menyangkut persiapan guru dan siswanya. Persoalan yang mendasar adalah penentuan kelulusan dikembalikan ke sekolah. Apakah sekolah sudah menyiapkan tenaga pendidiknya untuk menghadapi kenyataan ini” ujarnya cemas.

Lebih lanjut Daniel Ama Dolo menjelaskan kecemasannya bahwa yang lalu sekolah mengejar persentase, sehingga guru-guru mengajarkan apa yang akan diuji. Jangan sampe ini merupakan peluang untuk mencapai 100% tetapi berada diluar daripada harapan kementrian. Sekolah hanya memaksakan kelulusan 100% tetapi lupa untuk menghasilkan siswa yang berkualitas.

Baca Juga :   Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat

Dirinya juga mempertanyakan sesuai dengan perkembangan jaman sekarang yang berbasis tekhnologi, apakah guru sudah sungguh disiapkan menghadapi perkembangan pendidikan berbasis IT. Siswa bisa aktif belajar sendiri dengan menggunakan fasilitas teknologi tersebut, tetapi juga bisa terlena dengan perkembangan IT tersebut karena lebih banyak digunakan untuk hal-hal diluar pendidikan.

“Untuk siswa persaingan global kita tidak bisa hindari, siswa harus bisa bersaing di era digital ini, karena lebih banyak yang terjadi penyalagunaan sarana digital ini. Contohnya penggunaan smartphone lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang tidak menyangkut pendidikan, ini yang menjadi kekuatiran” ungkapnya.

Daniel Ama Dolo menghimbau agar siswa sudah harus melek teknologi dan adanya pendampingan oleh guru bagi siswa dengan penggunaan teknologi IT tersebut.

“Peningkatan kapasitas guru adalah sebuah keniscayaan, tidak bisa ditawar-tawar lagi, guru dituntut untuk berkreasi dan berinovasi tanpa menunggu untuk disuruh terlebih dahulu, guru harus mampu mendampingi dan mendidik siswanya sesuai dengan harapan Kementrian Pendidikan” ujanya menutupi bicang-bicang dengan media. *****

Liputan: Octav Dapa Talu,-