BUPATI SBD APRESIASI CAPAIAN YBTS

Suarajarmas.com – Bupati Sumba Barat Daya (SBD) memberi apresiasi yang luar biasa pada YBTS yang sudah melakukan pendampingan bagi para petani hortikultura di SBD. Didukung oleh WLF. YBTS melakukan pendampingan selama 2 tahun di SBD dan akan berakhir pada 30 September 2023 ini.

Dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan Penutupan Program dan Expo Sayuran  Kelompok Tani Sesibu Desa Weelonda Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten SBD Nusa Tenggara Timur, Jumat (15/9/2023), Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete menyampaikan terima kasihnya pada YBTS dan WLF yang sudah sudah mengajarkan ribuan orang tentang bertani yang cerdas.

Tidak hanya itu, Bupati juga berterimakasih karena YBTS mengajarkan di tempat yang benar dan ia  yakin kebun itu 50 tahun kedepan akan tetap ada.

“Kita percaya,  yakin bahwa tidak ada manusia yang hidup tanpa makan dan kita sepakati bawah hidup kita di loda wee maringi pada wee malala makan sehat. Makan sehat adalah nasi dengan kecerdasan dan seterusnya” ungkap Bupati Kornelius.

Dirinya juga menyampaikan terima kasih pada kelompok tani-kelompok tani yang serius mengikuti pendampingan dari YBTS dan pertugas PPL. Petani jangan takut untuk terus meningkatkan produksinya karena Bank NTT mendukung hilirisasi produk pertanian. Industri-industri wajib dikembangkan.

“Mari kita mulai berpikir secara sadar,  memang pertanian banyak aspek yang harus kita perhatikan seperti benih, bibit, lahan dan pupuk. Barang-barnag itu  harus ada,  jadi prosesinya tanam, rawat, piara, tengok, panen, makan dan simpan. Semua harus dengan kecerdasan dan ketulusan pasti menciptakan banyak aspek untuk dipilih dan dicontoh,  dan itu menjadi kebahagiaan kita” jelasnya.

Bupati Kornelius mengatakan, dirinya bermimpi suatu saat nanti SBD menjadi wilayah organic, itu semua haru dimulai dari yang kecil-kecil  misalnya mebersihkan lahan baru dilanjutkan dengan lankah organic.

Baca Juga :   Wakil Bupati SBD Launching Penyaluran Bantuan Pangan

“Terima kasih pada Kelompok Tani Sesibu, yang sudah merubah pola bertani menjadi profesional.  Satu-satunya Seminari yang juga peduli pada tanaman hortikultura. Siswa kelas 12 yang menjadi calon pastor, pasti mereka akan ingat apa yang membekas di sisi mereka.dan akan memberi contoh di tempat mereka bertugas nanti” tambahnya.

Sebelumnya Koordinator YBTS, Junike Susan Medah dalam sambutannya mengatakan program Peningkatan Mata Pencaharian Pertanian melalui Pendekatan Terpadu (PERMATA) di SBD telah diimplementasikan sejak 1 Oktober 2021, akan segera berakhir pada tanggal 30 September 2023. Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS), didukung oleh William & Lily Foundation (WLF) akan menyelesaikan seluruh kegiatan program yang melibatkan 48 Kelompok Tani di 9 desa, yaitu Desa Pero, Kabalidana, Weemangura (Kecamatan Wewewa Barat), Desa Weekokor, Weepatando, Kanelu, dan Weerame (Kecamatan Wewewa Tengah), serta Desa Wee Londa dan Wee Rena (Kecamatan Kota Tambolaka).

Dari hasil pendampingan program PERMATA yang memiliki tujuan utama meningkatkan mata pencaharian sektor pertanian, dan telah mencapai keberhasilan melalui empat hasil utama yaitu kelompok tani dampingan berhasil meningkatkan manajemen usahatani. Hal ini dicapai melalui serangkaian pelatihan, termasuk Pelatihan Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices/GAP), Pelatihan Praktik Penanganan yang Baik (Good Handling Practice/GHP), Pelatihan Praktik Manufaktur yang Baik (Good Manufacturing Practice/GMP), Konservasi, dan Pelatihan Gender. Dalam hasil pelatihan ini, 151 petani di tahun pertama dan kedua program berhasil mengembangkan usahatani dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 500 juta. Walaupun masih terdapat tantangan yang menghalangi pencapaian output ini, salah satunya terletak pada aspek internal manajemen sekolah dalam pelaksanaan program SMK Pertanian.

Hasil ke-2, Kelompok tani memiliki akses yang lebih baik ke pasar dan lembaga keuangan. Hasil menunjukkan bahwa 22 kelompok tani telah mengakses pasar secara langsung pada tahun pertama, dan 20 kelompok lainnya bergabung pada tahun kedua. Data akhir menunjukkan bahwa 53% dari kelompok tersebut telah memiliki pembeli tetap. Selain itu, tiga kelompok tani berhasil mengakses dukungan keuangan dari institusi seperti Bank Mandiri dan Bank NTT untuk pengembangan usaha. Terbentuknya Jaringan Petani Sehati (JPS) memudahkan kerja sama dalam kegiatan pertanian, membangun hubungan, dan mengakses pasar.

Baca Juga :   Bhabinkamtibmas Polsek Loli Sambang Masyarakat Desa Ubupede

Hasil ke-3: pemangku kepentingan secara konsisten mendukung upaya pemberdayaan kegiatan pertanian berkelanjutan melalui penyediaan sarana dan prasarana pertanian kepada kelompok tani serta partisipasi dalam berbagai kegiatan program PERMATA. Pada tahun 2023, sembilan desa dampingan mengalokasikan dana untuk infrastruktur pertanian dan irigasi. Dinas Pertanian, melalui program tahunannya, mendistribusikan peralatan pertanian dan infrastruktur kepada kelompok tani dampingan program PERMATA.

Hasil ke-4,  keluarga petani telah meningkatkan asupan dan konsumsi makanan bergizi. Untuk mencapai hal ini, dilakukan pelatihan tentang gizi seimbang, perlombaan pengolahan makanan, dan pelatihan pengolahan makanan bagi petani. Untuk mendukung implementasi program, YBTS bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian diversifikasi dan agribisnis pada bulan Maret 2023, yang menghasilkan rekomendasi untuk diversifikasi budidaya sayuran dengan potensi pasar dan praktik agribisnis yang menguntungkan. Kegiatan lain yang mendukung pencapaian program PERMATA adalah Ekspo Sayur, yang diselenggarakan di lahan petani sebagai bukti keberhasilan menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan gizi keluarga.

“Seluruh pencapaian, tantangan, dan upaya yang dilakukan selama program PERMATA berjalan hingga penutupan akan menjadi pelajaran berharga bagi berbagai pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, dalam perencanaan dan replikasi inisiatif sesuai dengan sumber daya yang tersedia,” jelas Junike Susan Medah. *** (Octa/002-23).-