Bupati Paulus Buka Pertemuan Rembuk Stunting Tahun 2022

Waibakul-SJ……… Bupati Kabupaten Sumba Tengah, Drs. Paulus S.K.Limu membuka kegiatan pertemuan rembuk stunting tahun 2022  Senin,(23/5/2022) di Aula Bappelitbanggada Makatul Sumba Tengah.

Turut hadir Bupati Sumba Tengah Drs Paulus S.K.Limu,Wakil Bupati Sumba Tengah Ir Daniel Landa,Ketua DPRD Tagela Ibi Sola,Kepala Bappelitbanggada Dr Marthinus Jurumana,Pimpinan OPD,Pempin Bank NTT Cabang Anakalang Yusuf H Mawolu,Pemimpin Bank BRI Cabang Anakalang,Pimpinan LSM,Danramil Katikutana,Kapolsek Katikutana,para Kepala Puskesmas,Para Kepala Desa,Camat se Kabupaten Sumba Tengah.

Sementara itu,ketua panitia kegiatan rembuk stunting Zebedeus Kea dalam laporannya menyampaikan bahwa salah Satu Tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) adalah menghilangan kelaparan, mencapai ketahanan pangan, ga yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan serta menghilangan segala bentuk Malnutrition termasuk Stunting pada anak bawah dua tahun (Baduta) dan anak bawah lima tahun (Balita).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi yang berulang, dan kedua factor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh, pola makan dan pola hidup bersih yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK.

Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunnya produktivitas anak pada saat dewasa.

Data Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2018 terdapat 344 Balita dari 765 balita di ukur (45,5 %) pada 10 desa lokus yaitu desa Holur Kambata, Anapalu, Kabelawuntu, Umbu Kawolu, TanaModu, Watu Asa,Lenang Selatan, Tanambanas Barat, Bolubokat Barat, Konda Maloba.

Baca Juga :   KETUA KOMISI C MINTA PEMDA BANTU TENAGA KESEHATAN DI RS KARITAS

Di Tahun 2019 Kabupaten Sumba Tengah melalui Dinas Kesehatan memperluas Jangkauan Pengukuran bagi seluruh Balita di 65 desa dan mendapatkan 1.409 anak balita stunting dari 7225 balita yang di ukur dan di timbang, dengan kategori sangat pendek ( 588 Balita dan pendek, (821 Balita) atau sekitar 19,5 %.

Dan di Tahun 2020 melalui Operasi Timbang pada Bulan Februari 2020 dari 7428 anak balita di ukur terdapat 1109 anak balita stunting dengan kategori sangat pendek dan Pendek (14.9 %) hasil Pengukuran dan penimbangan Tahun 2021 terdapat 690 Kasus Balita Stunting dari 7 total Populasi 7383 Balita di 65 desa ,hasil pengukuran di Bulan Februari 2022 terdapat 671 kasus balita Stunting hal ini menunjukkan adanya trend penurunan kasus balita stunting di Kabupaten Sumba Tengah.

Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebati masalah giri,dan sector non kesehatan yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya yaitu pada akses terhadap pangan bergai makanan), lingkungan sosial yang berkaitan dengan praktik pemberian makanan bagi bayi dan anak akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi layak (lingkungan), dan memerlukan intervensi yang terpadu (Intervensi Gizi Spesifik dan Giri Sensitif)

Untuk mengatsi Masalah ini, Pemerintah Pusat mengeluarkan 8 (Delapan Aksi Konvergensi yang salah satunya adalah Rembuk Stunting. Aksi Ke 3 Konvergensi)

Rembuk Stunting merupakan suatu langka penting yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten ,untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi terintegrasi dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antar OPD sebagai penanggung jawab layanan dengan sector /lembaga non pemerintah dan masyarakat.

Baca Juga :   PASIEN COVID TERUS MENINGKAT, BUPATI SBD IMBAU WASPADAH

Pemerintah Kabupaten secara bersama-sama akan melakukan konfirmasi,sinkronisasi dan sinergitas hasil analisis situasi dan rancangan rencana kerja kegiatan dari OPD penanggung jawab layanan dikabupaten dengan hasil perencanaan partisipatif yang dilaksanakan sesuai tahapan mulai dari desa, kecamatan dan kabupaten.

Dalam pelaksanaan Rembuk Stunting ini pemerintah kabupaten dapat memastikan seluruh pelaksanaan kegiatan dan intervensi pencegahan penanggulangan stunting baik intervensi spesifik dan sensitive dilakukan secara bersama sama antar OPD/ penanggung jawab layanan, dengan sector/lembaga non pemerintah dan masyarakat yang di perkuat dengan dukungan legalitas pemerintah untuk semua unsur terlibat dalam menurunkan Stunting / anak Kerdil di tingkat Kabupaten.

Bupati Sumba Tengah Drs Paulus S.K.Limu  dalam sambutannya mengatakan bahwa  kebijakan anggaran terkait pencegahan stunting harus menjadi perbincangan serius bagi kita semua, komitmen kita semua adalah kunci utama agar kita keluar dari persoalan masalah stunting di Sumba Tengah.

“Jika diperlukan setiap hari jumat kita membuat Rencana Kerja Tindak lanjut (RKT), sehingga kita dapat mengevaluasi perkembangan pencegahan stunting di daerah yang kita cintai ini,” ungkap Paulus.

Keseriusan dan komitmen kita yang paling penting untuk percepatan penanggulangan stunting di Sumba Tengah, Bapa asuh masing-masing wilayah harus memperhatikan dengan benar apa persoalan yang terjadi pada anak-anak stunting, mulai dari tingkat kebutuhan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan pada anak,” tutup Bupati Sumba Tengah.

Selain diisi sambutan dan arahan dari Bupati Sumba Tengah, juga ada pemaparan materi Sebaran Prevalensi Stunting, Kesenjangan layanan dan penetapan lokasi desa prioritas penurunan stunting tahun 2022 oleh Kepala Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah, serta Sumber-sumber pendanaan dan Rencana program / kegiatan penurunan Stunting di desa lokasi prioritas tahun 2022 oleh Kepala Bappelitbangda Kabupaten Sumba Tengah, dilanjutkan dengan sesi diskusi dan pendeklarasian komitmen. Tujuan diadakannya pertemuan ini yaitu Menyampaikan hasil analisis situasi dan Mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah serta menyepakati rencana kegiatan Strategi Konvergensi percepatan Penanggulangan dan Pencegahan Stunting.

Baca Juga :   PDP Meninggal Dunia Negatif Covid-19, Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Pada masa 1000 hari pertama kehidupan pada anak adalah masa kehidupan yang sangat penting karena kondisi ini berakibat jangka Panjang serta sangat mempengaruhi kehidupan anak sampai dewasa dan lanjut usia. Pemberian ASI ekslusive pada anak harus menjadi perhatian bagi anak terutama dalam masa pertumbuhan anak, pemenuhan kebutuhan tentu tidak hanya berfokus pada anak namun pada ibu hamil dan menyusui menjadi sangat penting.

Rangkuman hasil Rembuk Stunting yang disepakati antara lain : Menyepakati sasaran dari wilayah dan desa prioritas, Menyepakati rumusan kegiatan dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan akhir RKPD Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2022, terdapat 66 Tim diseluruh Kabupaten Sumba Tengah yaitu dari 1 Tim terdiri dari 3 orang (Bidan, TP-PKK dan Kader KB) dengan jumlah anggota keseluruhan adalah 198 orang.

Menyepakati bahwa pemerintah Kabupaten akan menentukan lokasi prioritas akan meningkatkan alokasi kebutuhan pendanaan program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting dalam rancangan APBDes Tahun 2023.

Rencana Tindak Lanjut yang dilakukan setelah pertemuan ini yaitu hasil kesepakatan rembuk stunting yang telah disepakati bersama untuk dilaksanakan pada tahun berjalan dan untuk dimuat dalam RKPD atau APBDes tahun berikutnya. *** (Yunia/004-22),-