Tambolaka-SJ………………. Dalam rangka penyampaian program kerja Bupati dan Wakil Bupati terlantik serta Doa Syukuran bersama atas suksesnya pesta demokrasi Pilkada tahun 2018 dan Pemilu tahun 2019, Pemda Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menyelenggarakan acara yang dikemas dalam Pesta Rakyat SBD pada Sabtu, 14//9/19 di stadion Galatama Tambolaka SBD.
Hadir acara tersebut Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery, Ketua DPD PDIP NTT, Pimpinan Sementara DPRD Kabupaten, Sekda SBD, pimpinan OPD, Ketua Panitia, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan seluruh Kecamatan.
Dalam sambutannya Bupati Kornelius Kodi Mete menyampaikan, program kerjanya selama memimpin 5 tahun kedepan. Untuk mengantar tanah ” Loda Weemaringi Dan Pada Wee Malala ” harus lewat itu tujuh jembatan emas atau dengan kata lain kita harus dari bangun desa.
“Dengan membangun desa kita hadirkan cahaya, tidak hanya desa yang bercahaya tapi semua rumah tangga harus bercahaya, juga harus hadirkan desa berair kenapa kita harus hadirkan air karena semua makluk hidup butuh air termasuk kita manusia. Juga kita pastikan supaya berkecukupan pangan supaya jangan ada kelaparan, kita harus kelola pangan itu supaya tidak ada lagi yang kurang gizi, tidak ada stunting 5 tahun kedepan. Stunting kedepan harus segera diatasi , untuk masa depan genarasi yang kita harapkan“ ujarnya.
Lebih lanjut Bupati Kornelius mengatakan Tahun 2045 Indonesia merdeka 100 tahun, kedepan genarasi SBD sudah menjadi genarasi yang hebat karena tidak hidup dengan kurang gizi tetapi berkecukupan pangan yang kita kenal dengan desa berkecukupan pangan.
“Hari ini kita berkumpul untuk bersumpah supaya jangan ada lagi lahan tidur di setiap wilayah kita, keluhan hidup di setiap wilayah kita, tidak hanya menampil tetapi kita mulai tanam-tanam dengan kecerdasan, dan kepastian dan tidak hanya berpikir dari awal, ditengah tetapi sampai akhirnya ”katanya.
Kehidupan manusia harus ditata dengan aman dan tentram, kenapa aman dan tentram karena memang secara sosial kita berpikir kemarin kita berbeda memilih pilihan, kita tinggalkan itu dan kita tetap menghargai. Musuh kita adalah kemiskinan, musuh kita adalah kebodohan, musuh kita adalah kejahatan oleh karena itu kita harus aman dan tentram untuk melawan tiga hal itu, perbedaan harus ditanggalkan.
“Dengan semua yang hadir pada hari ini pasti berbeda pilihan, kemarin pasti berbeda tapi jangan melihat perbedaan itu, mari kita sama-sama membangun SBD dengan melawan kejahatan, kemiskinan dan melawan kebodohan” katanya tegas.
Bupati Nelis juga mengatakan pelantikan dirinya dan wabup pada hari Minggu, 8/9/19 yang lalu oleh Gubernur NTT mempunyai arti dan makna tersendiri. Melantik di hari Minggu itu tidak sama dengan melantik di hari yang lain. Dan kami berdua membayangkan seolah-olah kami dilantik sebagai dewan Paroki dan Majelis Jemaat, tetapi kami tidak memandang kebalakang, tetapi kita diajak dengan potensi yang kita miliki untuk membangun SBD dengan kebersamaan, segar, dengan sikap yang profesional.
Bupati Nelis juga menjelaskan memang sudah dari dulu kita membangun daerah ini, tetapi masih ada kemiskinan dan kemalaratan, karena memang kita semua belum cerdas. Mari kita berjanji dan bersumpah mari membangun desa pintar, supaya jangan ada yang buta huruf dimasa yang akan datang.
Dibidang kesehatan yang menjadi fokus dan perhatian pemerintah adalah pemberantasan malaria, TBC dan asupan gizi. Dibidang pariwisata, Sumba dikenal sebagai pulau terindah di dunia, kami mengajak kita semua mulai hari esok untuk bangun desa wisata, kampung-kampung adat yang berwisata yang menjadi tujuan objek wisata. Untuk itu kit perlu menciptakan daerah yang aman dan tentram. Dengan hadirnya investasi-investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan, SBD tidak perlu lagi kuatir dengan masa depan anak-anak yang sekolah dan sarjana-sarjana yang ada, karena lapangan pekerjaan sudah tersedia.
“Program yang kita bangun itu sederhana saja, yaitu 7 jembatan emas, kalau kita sudah bangun desa berair, desa bercahaya, desa berkecukupan pangan, desa aman tentram, desa pintar dan cerdas, desa sehat, dan desa pariwisata, kita semua tiba di tanah terjanji untuk Loda Wee Maringi Pada Wee Malala “tuturnya yang dilanjutkan oleh pidato Wakil Bupati Christian Taka.
Chris Taka dalam penyampaiannya melengkapi pernyataan Bupati untuk membawa SBD ke depan yang lebih baik, dengan menggunakan bahasa adat Wejewa paingngi pondo lako dan wee tudu kondo yang artinya kain yang terletak di bahu dan sarung diatas lutut, sebagai wujud ungkapan masyarakat yang sudah menentukan pilihannya pada Pilkada yang lalu dan masyarakat layak menyatakan dirinya menang untuk Sumba Barat Daya.
Dalam kesempatan tersebut Christian Taka juga mengucapkan terima kasih atas partisipassi semua pihak khususnya KPU, Bawaslu, TNI/Polri, tokoh Agama dan seluruh masyaakat demi suksesnya pelaksanaan Pemilu 2018 dan 2019 yang lalu.
Pantauan media pelaksanaan pesta rakyat ini dihadiri oleh ribuan masyarakat dari 11 kecamatan yang tampil dengan berbagai atraksi budaya sebagai luapan kegembiraan. Dalam pesta rakyat ini juga dipotong 1 ekor kerbau dan tikam 1 ekor babi sebagaimana biasanya dalam pesta adat orang Sumba. 11 orang tokoh masyarakat mewakili 11 kecamatan menyatakan sikap mendukung program 7 Jembatan Emas bupati dan wakil bupati SBD. ****
Penulis: kp-Noflin,-