SDN KANDELU KUTURA MEMPERINGATI HARI GURU NASIONAL KE-76

Wewewa-SJ………….. Bertempat di lapangan SDN Kandelu Kutura, Desa Reda Pada ,Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat  Daya (SBD)  Nusa Tenggara Timur dipadati oleh siswa-siswi bersama dewan Guru untuk mengadakan apel Bendera memperingati hari Guru Kamis, 25/11/2021.

Hadir juga dalam apel tersebut, Enumerator Literasi dari Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI) Katharina Surach Bato, S.Psi,  Mahasiswa PPL STKIP Weetabula.

Kepala Sekolah Petrus Moa, S.Ag dalam  arahannya  mengatakan apresiasi kepada Pemerintah yang mengijinkan hari khusus untuk memperingati hari guru. Mengapa bisa terjadi demikian? Guru salah satu pelaku pembangunan Nasional khususnya dalam bidang pendidikan mempunyai tanggungjawab untuk ikut serta mensukseskan tercapainya tujuan pendidikan Nasional.

Lebih lanjut Pit Moa menjelaskan  guru harus bangga, karena guru adalah pilar utama dunia, yang membuat dunia ini menjadi kuat, kokoh, stabil. Bayangkan, Para Pastor, Pandeta, para sarjana, dokter, Penguasa, Camat, Bupati, Gubernur dan Presiden ada karena itu dididik pada mulanya oleh Guru. Guru merasa sedih, jika melihat para murid mengalami kelaparan akan ilmu, sedangkan buku-buku di perpustakaan tak mencukupi. Hati guru menangis kalau anak murid gagal dalam tes atau ujian.

Guru dibutuhkan di mana-mana dari suatu tempat ke tempat yang lain, karena guru sebagai embun penyejuk dalam kehausan, di mana guru sebagai narasumber yang selalu bersedia untuk memberikan air segar kepada para murid yang sementara butuh penyejuk. Mereka tak haus lagi bila tinggal dekat dengan guru. Dengan demikian tugas guru begitu mahir, karena sumber kehidupan pengetahuan bagi mereka yang membutuhkan.

Lebih lanjut Pit Moa menjelaskan bahwa dengan segala keterbatasan, Guru telah bersatu dan menyatukan diri dengan insan cendekia, menyumbangkan profesi yang dimiliki demi pembangunan Sumba Barat Daya, terutama dalam dunia Pendidika.

Baca Juga :   Motor Bhabinkamtibmas Di Polsek Loli Jadi Perpustakaan Keliling

“Guru merupakan seorang tokoh untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekarti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan”tuturnya.

Pit Moa mengatakan banyak gelar yang diberikan kepada guru. Ada yang bilang guru itu harus bisa digugu dan ditiru. Ada lagi yang bilang Ing Ngarso Sung Tuludho, Ing Madyia Mangu karso, Tut Wuri Handayani. Kata-kata indah tersebut sangat berat dalam diri para guru jika tak ada motivasi dan kesetiaan. Kesetiaan itu mengajak kita untuk mawas diri, sejauh mana keterlibatan guru dalam mengabdikan diri kepada murid. Kesetiaan yang sejati berarti hidup dalam rutinitas yang membosankan, berjumpa dengan orang-orang yang menjengkelkan, menghadapi para murid yang nakal dan lain sebagainya. Tak perlu guru berbuat hal-hal yang besar dan dipuji banyak orang, namun tugas yang pokok yaitu mendidik anak bangsa sebagai manusia yang adalah citra Allah. Guru sebagai seorang tokoh yang menebarkan parfum pendidikan, yang terpancar lewat sikap, kata-kata, dan tindak tanduk.

“Hidup guru adalah kesaksian. Bagi yang mencintai pendidikan, kesaksian kita akan dipandang sebagai bau harum. Mereka suka berada didekat kita. Berikan yang terbaik dari apa yang dimiliki demi dan untuk Kabupaten tercinta ini” jelasnya.

Pantauan Media Upacara peringatan hari Guru Nasional berjalan dengan himkah dalam kesederhaan dan menaati protolol kesehatan. Di akhir upacara sebagai ungkapan kegembiraan di hari bahagia guru, mahasiswa  PPL STKIP Weetabula bersama Siswa/i SDN Kandelu Kutura mengadakan pemotongan kue bahagia. *** (EBuga/010-21),-