Sambut Bulan Suci Puasa, Umat Islam SBD Diminta Mendoakan Wabah Virus Corona Segera Berakhir

Tambolaka-SJ…. Bulan suci Ramadhan tahun 2020 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana umat Islam sedunia yang akan melakukan puasanya dan sholat tarawihnya dirumah saja. Wabah virus corona (covid-19) yang melanda dunia saat ini menjadi penyebab, sama halnya yang sudah dialami umat Kristiani saat merayakan Paskah beberapa waktu lalu.

Menyikapi hal tersebut ketua NU kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Ramadhan Ba’Ayu yang ditemui media dirumahnya jalan Paris Kelurahan Langga Lero Kecamatan Kota Tambolaka SBD, Kamis (23/4/20) malam mengatakan umat Islam yang ada di SBD agar mematuhi anjuran Pemerintah untuk tidak melakukan sholat tarawih berjemaah dulu sesuai anjuran Pemerintah melalui Permen Kesehatan No. 9 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ramadhan Ba’ Ayu, ketua PBNU-SBD

“Kemarin kami diundang oleh Majelis Ulama Kabupaten SBD, seluruh masjid yang ada di SBD, seluruh imam dan seluruh ustadz, untuk melanjutkan apa yang sudah disampaikan oleh Menteri Agama RI.  Berpatokan pada fatwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terdiri atas 9 fatwah dan 3 rekomendasi, memutuskan bahwa di zona merah wabah virus corona, tidak boleh melakukan sholat  berjemaah” ungkap Ramadhan.

Dirinya menjelaskan keputusan tersebut merupakan keputusan MUI sebagai lembaga tertinggi ulama di Indonesia. Ada peluang untuk melakukan sholat berjemaah  tetapi harus mengikuti anjuran pemerintah setempat,  karena Pemerintah sudah menetapkan PSBB maka sholat berjemaah ditiadakan dulu tahun ini.

“Jadi umat Islam harus mengerti bahwa Nabi Muhammad sendiri bersabda sesuatu barang diserahkan pada ahlinya, kalau bukan ahlinya tunggu saja kehancurannya. MUI adalah ahlinya maka apa yang diputuskan oleh MUI harus kita patuhi. Selain itu anjuran dalam Permen Kesehatan No. 9 tahun 2020 tentang PSBB untuk menanggulangi wabah covid-19,  sehingga setelah keduanya dipadukan pada tahun ini kita tidak melakukan sholat tarawih berjamaan tetapi dilakukan di rumah saja” jelasnya.

Baca Juga :   GKS KEREROBBO RAYAKAN ULANG TAHUN KE-6

Ketua NU SBD juga menghimbau agar seluruh umat Islam di SBD ikut terlibat dalam upaya mencegah penyabaran covid-19.  Apalagi saat ini ada banyak orang yang kembali dari zona merah di SBD.  

Kata Ramadhan, kita tidak tahu apakah dia sudah mengidap covid-19 atau tidak, mari kita cegah penyebaran virus corona tersebut secara bersama-sama. Kami berterima kasih pada  Pemda SBD bersama  TNI/Polri dan stakeholder lainnya yang suidah berupaya memutus mata rantai covid-19 ini.

“Kami berharap agar rakyat diperhatikan sekurang-kurangnya masker diberikan. Yang kedua agar masyarakat diberi himbauan dulu, jangan langsung ditindak secara keras, harus dimaklumi bahwa SDM saudara kita dari pelosok masih terbatas. Posko-posko yang sudah dibentuk sampai ketingkat desa agar benar-benar hidup dan menjalankan tugasnya untuk mengantisipasi covid-19 ini” tuturnya lagi.

Hal senada juga disampaikan oleh tokoh agama Muhamadyah SBD H. Syamsi Pua Golo, ST yang ditemui dirumahnya pada waktu yang sama. Dirinya meminta umat muslim SBD agar berdoa,  beribadah  sholat tarawihnya di rumah. Dengan demikian kita ikut membantu Pemerintah, membantu masyarakat untuk menghentikan atau paling tidak meminimalisir penyebaran virus corona ini.

H. Syamsi P. Golo, ST, tokoh MUI-SBD

“Sekalipun ada keyakinan kita bahwa sholat di masjid pada bulan Ramadhan ini akan membawa pahala yang besar, tetapi apa yang kita lakukan juga ini adalah bentuk ketaatan agama Allah, agama Tuhan kita,  kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW, bentuk ketaatan kita kepada Rasul kita” ujarnya.

Lebih lanjut Ustadz Wildan sapaan akrab H. Syamsi menegaskan apa yang kita lakukan ini adalah himbauan dari Nabi Muhammad, dimana nabi pernah memberikan satu syarat pada kita semua, sekalipun kejadian tidak seperti saat ini covid-19, tetapi dulu pernah ada yang namanya wabah. Sehingga kita diminta untuk tidak bergabung dengan orang yang sakit.

Baca Juga :   PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA PAROKI ST. ARNOLDUS JANSSEN TAMBOLAKA

“Dengan kita beribadah di rumah tidak akan mengurangi pahala sedikitpun,  tetapi malah justru menambah pahala baru buat kita. Sehingga marilah kita mentaati social distanding dan physical distancing termasuk dalam hal ibadah. Memang kita berpegang teguh pada keimanan pada takdir, bahwa ajal itu yang tentukan adalah Allah, tetapi manusia punya kewajiban untuk berusaha, berikthiar bagaimana menunda kematian ini, sekalipun Allah sudah menentukan takdir kita tetapi kalau kita berusaha, berikthiar insya Allah takdir itu akan berubah” tuturnya.

Ustadz Wildan juga berpesan pada seluruh umat Islam di SBD agar mendoakan wabah virus corona ini segera lenyap dari muka bumi ini.

“Kita tetap diberikan kesehatan oleh Allah, diberikan kesehatan lahir dan bathin, agar kita bisa melaksanakan ibadah ini dengan baik dan lancar, dan virus corona segera kembali ke asalnya” pungkasnya. *****

Liputan: Octav Dapa Talu,-