Pentingnya peran media dalam menyikapi isu perubahan iklim di kabupaten Sumba Timur

Waingapu SJ……… KOPESDA bersama Desa Lestari diskusi dengan awak media tentang program koalisi adaptasi. Aksi alokasi dan mitigasi perubahan iklim pada rabu 16/03/22 di hotel Padadita. Media yang hadir dalam diskusi ini dari Kompas TV, MNC Media dan SUARA JARMAS.com.

Yudistra Soeherman dari Desa Lestari Organisasi Masyarakat Sipil asal Jogja   mengatakan dalam kegiatan koalisi adaptasi perubahan iklim, media berperan mendorong inovasi tentang isu perubahan iklim, bagaimana mendorong berita tentang perubahan ikllim, agar kesannya dapat menjadi perhatian utama bagi pemangku kebijakan maupun masyarakat secara umum.

Kata dia sebelum datang ke Sumba kami sudah melakukan kajian literasi dengan sharcing berita di internet tentang Sumba dan perubahan iklim yang terjadi di Sumba.

“Lewat diskusi kita malam ini kami dapat mengatahui pengalaman dan keterlibatan media agar kami mendapatkan informasi lengkap tentang perubahan iklim di kabupaten Sumba Timur” jelasnya.

Nurul Purnamasari dari Desa Lestari menanyakan seberapa sering berita perubahan iklim di kabupaten sumba timur ditayangkan dan bagaimana tanggapan dari pemangku kebijakan menanggapi dan menangani isu perubahan iklim di kabupaten Sumba Timur?

“Dengan kehadiran media apakah masyarakat Sumba budaya membacanya sangat tinggi sehingga dapat menanggapi isu perubahan iklim dengan baik?”  katanya.

Menaggapi hal tersebtut Dion Umbu Ana Lodu Wartawan MNC Media hampir setiap tahun berita tentang perubahan iklim di tayangkan, tentang gagal panen karena curah hujan rendah sehingga Sumba Timur mengalami kekeringan juga dari hama belalang yang sudah berulang kali menebarkan ancaman bagi petani di kabupaten Sumba Timur.

Kata Dion Umbu,  potensi unggalan kabupaten Sumba Timur ada dua Sektor yaitu sektor pertanian dan Peternakan masalah yang sering terjadi di Sumba Timur yaitu tentang perubahan iklim yang sangat berpotensi terjadinya gagal panen bagi petani dan kondisi kesehatan hewan bagi peternak teranacam karena faktor perubahan iklim.

Baca Juga :   BUPATI SUMBA TENGAH RESMIKAN MATA AIR WAISOKA

“Pemerintah juga sangat antusias menggapi berita-berita yang ditayangkan dan sangat terbuka untuk kita melakukan wawancara sambil berdiskusi santai tentang peristiwa yang terjadi “ imbuhnya.

Muhamad Yusuf Wartawan kompas TV menceritakan pengalamannya,  salah satu keunggalan saya tidak ada liputan yang mubasir di tayang di TV nasional, berita tentang gempa bumi dan juga berita tentang gagal panen melanda kabupaten Sumba Timur karena curah hujan rendah dan ancaman hama belalang.

“Pengalaman saya ketika awal mula hama belalang mau menyerang awan mendung seperti mau turun hujan peristawa ini tidak terduga sama sekali tiba-tiba langsung menyerang tanaman tentu sangat menyedihkan bagi masyarakat kita” tuturnya.

Hal serupa juga di sampaikan oleh Denis wartawan SUARA JARMAS. Com menggapi isu perubahan iklim ini tentu sangat penting, pertama saya mengucapkan apresiasi dan ucapan limpah terimakasi kepada KOPESDA yang sudah menginiasi tentang pembentukan forum program kualisi adaptasi yang sudah melibatkan media.

Kata Denis, saya merasa sangat senang ketika saya dilibatkan dan saya akan berkontribusi untuk melakukan kampanye melalui tayangan berita tentang isu adaptasi perubahan iklim yang dapat bersuara untul kepentingan masyrakat dan saya juga berharap dapat bekerka sama dengan teman-teman media untuk menggiring opini dan menyehatkan polapikir masyarakat”  ujarnya.

Deni Karanggalimu,  Direktur KOPESDA berpendapat tantangan kita masyarakat Sumba Timur tentang budaya, lebih banyak budaya tutur dari pada budaya menulis maupun budaya membaca hal ini menjadi kelemahan kita untuk menggiring opini masyrakat.

“Keunggalan wartawan yaitu konfirmasi, untuk menanggapi isu dari LSM maupun pemerintah” jelasnya.

Sambung Triawan dari KOPESDA,  nilai kritik  terhadap pemerintah tentang tatanan nilai kerjasama OMS,  perlu dibangun di kabupaten Sumba Timur agar dapat menjalin kemitraan dan kerja sama yang baik untuk Sumba Timur yang lebih baik. *** (Denis/006-22),-