Weekombaka-SJ……. Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik STKIP Weetebula pada akhir semester genap T.A 2021/2022 mengadakan kegiatan Live In di paroki Hati Kudus Yesus Weekombaka. Kegiatan Live In akan dimulai pada tanggal 4 – 10 Juli 2022. Dalam kegiatan ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester IV dan semester VI serta beberapa perwakilan dari mahasiswa semester II yang merupakan mahasiswa dari paroki Hati Kudus Yesus Weekombaka Kecamatan Wewewa Barat Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Live In mahasiswa prodi Pendidikan Keagamaan Katolik STKIP Weetebula merupakan live in pertama yang diselenggarakan berkat kerjasama dengan pastor paroki, dewan paroki dan Orang Muda Katolik paroki Hati Kudus Yesus Weekombaka. Adapun tema yang diusung dalam kegiatan live in kali ini adalah Membangun Kesadaran Sosial Dalam Mengembangkan Iman & Pendidikan.
Dalam sambutannya, Romo Mikael Sene, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik mengemukakan bahwa setiap masyarakat akademik secara khusus mahasiswa prodi Agama Katolik mempunyai peran dan tanggung jawab bersama dalam membangun kehidupan beriman dan pendidikan.
“Oleh karena itu, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, maka mereka harus bisa tinggal, hidup bersama dan mengalami kehidupan secara nyata di tengah-tengah umat” ungkapnya.
Lebih lanjut Rm. Mikael mengatakan, mahasiswa harus mampu mengalami kehidupan masyarakat dan kemudian belajar dari pengalaman dalam hidup bersama di paroki, stasi dan lingkungan guna memperkaya kehidupan mereka di masa yang akan datang terutama sebagai calon guru dan tenaga pendidik.
Upacara penerimaan dan penyambutan mahasiswa bersama beberapa dosen yang turut mendampingi mahasiswa berlangsung sangat meriah. Rombongan mahasiswa dan dosen diterima secara resmi dengan tarian. Hal yang menarik adalah para penari berprofesi sebagai guru di SMP St. Andreas Niri Ala dan merupakan alumni STKIP. Rombongan mahasiswa dan dosen diterima langsung oleh Romo Benyamin Leti Galli, Pr sebagai pastor paroki, dewan paroki, OMK dan pengurus stasi dan lingkungan yang ada di wilayah paroki Hati Kudus Yesus Weekombaka.
Dalam sambutannya pastor paroki Romo Beny, Pr., mengharapkan agar mahasiswa dapat membantu kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung di beberapa stasi dan lingkungan serta mendukung kegiatan paroki yang sedang berlangsung saat ini seperti pendataan umat dan pendampingan iman umat serta pembangunan gedung gereja di lingkungan dan stasi. Mahasiswa harus hidup dan mampu menyesuaikan dengan kondisi yang dialami saat ini, keterbatasan listrik, air, signal dan lain-lain.
“Menjadi pemimpin harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi apapun dan mampu disiplin dalam berbagai hal. Mahasiswa harus menjadi motor penggerak perubahan di tengah masyarakat” katanya.
Pada pukul 14.00 WITA seluruh mahasiswa yang berjumlah 156 orang disebar ke berbagai lingkungan dan stasi sesuai pembagian yang sudah dilakukan. Mereka disebar ke 14 stasi (Lolo Alle, Kalembu Kutura, Bondo Lenga, Paroro Lele, Weekura, Weerita, Came, Gola, Weetobula, Doka Billa, Puu Roo, Eru Naga dan Tambagha) dan 8 lingkungan selama 4 (Empat) hari.
Selanjutnya pada hari Kamis sampai Minggu, seluruh mahasiswa akan kembali ke pusat paroki untuk melanjutkan berbagai rangkaian kegiatan lainnya seperti seminar pendidikan, malam kreasi, perlombaan, olahraga, dan kerja bakti bersama umat paroki. Mahasiswa sangat antusias mengikuti kegiatan live in mengingat ini merupakan pengalaman pertama mereka mengikuti live in.
Wakil Ketua Dewan Paroki Bpk. Yohanes Lede Ngongo, S. Ag (Bapa Sensa) yang ditemui media ini di sela-sela acara penyambutan mengatakan, ia sangat bersyukur atas kehadiran mahasiswa prodi Pendidikan Keagamaan Katolik di paroki Weekombaka. Harapannya agar melalui kegiatan live in dapat membawa makna untuk perkembangan iman umat dan pengembangan ekonomi serta sedapat mungkin sebagai pedoman dalam kegiatan pastoral di stasi, lingkungan dan paroki.
Bapa Sensa berharap agar kegiatan pendataan umat yang dilakukan dan dibantu oleh adik-adik mahasiswa, data umat lebih akurat sehingga menjadi acuan dalam melaksanakan program kerja di paroki. Mahasiswa sebagai calon guru dan guru agama Katolik, melalui live in ini dapat menjadi modal bagi mereka dalam menjalankan tugas di bidang pendidikan dan tugas perutusan sebagai umat dalam gereja.
“Mereka harus benar-benar hadir di tengah umat dan mampu menyentuh kehidupan umat paroki Weekombaka. Live in saat ini apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh, maka akan menjadi dasar pengalaman yang sangat kuat bagi mereka di masa yang akan datang. Selamat ber-Live In”, pungkasnya. *** (Yanto Umbu/015-22).-