INOVASI GELAR PELATIHAN PENERAPAN KURIKULUM KHUSUS BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR

Tambolaka-SJ…. INOVASI program kemitraan Indonesia Australia untuk mendukung anak sekolah di Indonesia melakukan Pelatihan Penerapan Kurikulum Khusus bagi guru-guru dan kepala   Sekolah Dasar di kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).

Kepala Dinas P dan K SBD, Bernardus Bulu, SH (kiri) saat membuka kegiatan pelatihan Kurikulum Khusus

Bertempat di aula hotel Sinar Tambolaka desa Kalena Wanno kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten SBD Nusa Tenggara Timur Selasa (27/4/21), Inovasi bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga terkait lain seperti Bappeda, diselenggarakan pelatihan Kelompok Kerja Guru (KKG). Kurikulum Khusus yang diikuti oleh guru, pengawas dan kepala sekolah.

Kegiatan yang dibuka dengan resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bernardus Bulu, SH  didampingi oleh District Officer Inovasi NTT untuk SBD, Verodias Bere. Kegiatan diikuti oleh kepala sekolah dan guru-guru dari SDK Marsudirini, SDN Payola Umbu, SDN Kadula dan SDN Pogolede.

Usai dibuka oleh Kepala Dinas P dan K, Fasilitator Daerah (Fasda) Magdalena Bulu, Theresia N. D. Abul, Veronika Ipa Hoy dan Lorens Dairo Riti membawakan materi penerapan Kurikulum Khusus yang dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok dan sesi tanya jawab.

Magdalena Bulu yang ditemui media disela-sela kegiatan peltihan mengatakan kurikulum khusus yang diturunkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementrian Australia  merupakan kurikulum yang dibunakan di masa pandemi COVID-19 yang sedang melanda saat ini.

“Kurikulum khusus ini tidak berbeda dengan Kurikulum 13, kompetensi dasar yang diangkat untuk kelas rendah (kelas 1, 2, 3) tidak berbeda jauh.  Kurikulum ini digulirkan karena saat ini masa pandemic COVID-19 sedang melanda dunia khususnya Indonesia” ungkapnya.

Magdalena menambahkan ada  9 sekolah yang dilakukan uji coba dengan Kurikulum Khusus, kegiatan belajar mengajar tatap muka tetap berjalan terus, tetapi dengan mentaati protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan menjaga jarak.

Baca Juga :   57 Mahasiswa STKIP Weetebula Diyudisium
Fasda INOVASI SBD, Magdalena Bulu saat mendampingi kelompok diskusi peserta pelatihan

Sebagai Fasda Magdalena berharap agar para guru dan kepala sekolah yang mengikuti pelatihan ini untuk menyukseskan kurikulum khusus ini dengan tulus ikhlas dalam mendampingi siswa.

“Dalam kurikulum khusus ini ada 3 modul yang diturunkan, modul untuk sisiwa, modul untuk guru dan modul untuk orang tua. Peran guru kelas rendah sangat tinggi disini, jangan hanya mendampingi siswa di sekolah, tetapi mereka juga dianjurkan untuk turun ke rumah siswa untuk melakukan pendampingan karena tidak semua orang tua siswa bisa baca, tulis dan hitung. Tekanan dalam kurikulum khusus ini bagaimana anak bisa berhasil dalam literasi dan numerasi” jelasnya.

Sementara itu District Officer INOVASI NTT untuk SBD, Verodias Bere mengatakan kepada media ini KKG Kurikulum Khusus ini adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan atau hal-hal kontekstual saat ini. Kurikulum ini untuk menjawab ketertinggalan dalam pembelajaran di kelas.  

“Saat ini kita ada dalam situasi pandemic dimana banyak hal yang hilang dalam kurun waktu satu tahun. Ini yang membuat kurikulum khusus ini harus disosialisasikan pada guru-guru” ujarnya.

District Officer INOVASI NTT untuk SBD, Verodias Bere saat ditemui awak media

Oddy sapaan akrab Verodias menjelaskan ada  9 sekolah yang terlibat dalam kegiatan KKG ini, 3 sekolah di kecamatan Loura, 3 sekolah di kecamatan Kota Tambolaka, 1 sekolah di kecamatan Wewewa Barat dan 2 sekolah di Kecamatan Wewewa Tengah. Sedangkan jumlah pesertanya ada 50 orang guru.

“Kenapa gurunya sampai 50 orang sedangkan sekolah cuma 9,   karena ada rombongan belajar yang rangkap. Di Marsudirini dan Pogolede sampai dengan 9 kelas untuk kelas 1, 2, dan kelas 3. Sedangkan yang lainnya ada yang 4, dan 5 kelas. Jadi total guru ditambah kepala sekolah jadinya 59 orang” jelasnya.

Baca Juga :   BADAN PENGURUS MARAPU SUMBA TIMUR MENDAPAT PENGUATAN KAPASITAS

Dirinya juga menambahkan untuk menghindari adanya kerumunan, kegiatan pelatihan ini dibagi menjadi 2 grup. Grup yang pertama terdiri dari guru-guru 4 sekolah, sedangkan grup kedua untuk 5 sekolah, masing-masing grup mendapat pelatihan selam 2 hari dan Fasda yang terlibat ada 8 orang.

9 sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini merupakan rekomendasi dari Dinas P dan K SBD, 9 sekolah ini juga sudah pernah mendapat program yang lain terkait literasi dan numerasi. Hasil dari kegiatan ini akan dievaluasi di bulan Juni mendatang dan diharapkan juga adanya keterlibatan Pemda melalui dana APBD untuk program kurikulum khusus bagi sekolah-sekolah yang lain di SBD.

Dalam kesempatan itu Oddy mengingatkan agar dalam proses belajar mengajar tetap mematuhi anjuran protokol kesehatan guna menekan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

“Saya berharap peserta yang kita undang datang semua, karena ini kesempatan yang bagus untuk belajar sesuatu yang baru sesuai dengan tuntutan situasi sekarang,  karena kalau pakai sistem yang lama itu sepertinya belum sukup menjawab kebutuhan siswa, oleh karena itu guru harus membekali dirinya dengan modul yang baru ini” katanya.

Salah satu peserta yang ditemui media usai kegiatan Dominika Danga Bili, Kepala Sekolah SDN Pogo Lede memberi apresiasi atas adanya kegiatan KKG pelatihan kurikulum khusus ini, karena sangat membantu dalam masa pandemic saat ini untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah.

“Dalam kurikulum khusus ini ada buku panduannya dan kami juga dibimbing, sehingga membuat kami mudah untuk memahaminya” jelasnya.

Dirinya juga mengucapkan terima kasih pada INOVASI yang sudah memfasilitasi kegiatan ini, dirinya berharap agar Pemda SBD menindak lanjutinya karena sangat bermanfaat bagi guru-guru sekolah dasar.

“Saya berharap program ini berlanjut terus sehingga kedepannya bisa membawa kemajuan bukan hanya sekolah mitra tetapi seluruh sekolah di SBD untuk kemajuan pendidikan” pungkasnya. *** (Octa/002-21),-