Tambolaka-SJ………. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dengan dukungan UNICEF Indonesia, menyelanggarakan pertemuan Workshop Demand Creation percepatan vaksinasi COVID-19 yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi COVID-19.
Kegiatan yang diselenggarakan di aula hotel Sumba Sejahtera Desa Kalena Wanno Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten SBD Nusa Tenggara Timur Kamis (11/11/21) ini diikuti oleh TNI, POLRI, pemerhati Pendidikan, PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama, lintas sektor, dan organisasi profesi (PPNI, IAKMI, IBI, HAKLI, IDI). Melalui pertemuan ini diharapkan tingkat cakupan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Sumba Barat Daya dapat meningkat.
Kegiatan dengan resmi dibuka oleh Kadis Kesehatan drg. Yulianus Kaleka mewakili Bupati SBD. Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kadis Kesehatan, Bupati SBD mengatakan COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-Cov-2 yang merupakan corona virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
“Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD), pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid sebagai pandemic” ungkap Bupati SBD.
UNICEF, melalui kepala kantor perwakilan NTT dan NTB, Yudhisthira menyatakan Vaksinasi COVID-19 telah terbukti menurunkan kasus penyakit COVID-19, tetapi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tidak boleh melupakan pemberian vaksinasi rutin di posyandu dan di sekolah. Jika tidak diantisipasi dari sekarang dapat menimbulkan ancaman penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi rutin (diptheriae, polio, campak, rubella) yang lebih besar dampaknya dari pada penyakit covid yang ada saat ini.
Dalam pembukaan acara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya, drg. Yulianus Kaleka menyampaikan vaksinasi sangat aman dan melindungi kita dari penyakit COVID-19, hal ini dapat dilihat pada vaksinasi awal yang diberikan kepada Pimpinan daerah, pejabat publik dan ASN, tidak ada yang melaporkan Kasus ikutan pasca imunisasi.
Kabid P2P Dinas Kesehatan, Ibu Sherly R Hori Kaka, A.Md.Keb menyampaikan, pemberian vaksinasi adalah salah satu pencegahan penularan penyakit COVID-19, tetapi protocol kesehatan harus tetap dilakukan.
Sementara itu, Ketua Pokja IV PKK , Ibu Marlin R Konga, A Md. Keb menyampaikan, Protokol Kesehatan 5 M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas), masih menjadi PR untuk kita di kabupaten Sumba Barat Daya.
Menurut World Health Organization (WHO), komunikasi risiko yang efektif dapat membuat masyarakat yang berisiko paham dan beradapatasi dengan perubahan perilaku. Dalam konteks COVID-19 dan program vaksinasinya, komunikasi risiko memiliki peran penting dalam pertukaran infomrasi yang bersifat saran dan opini secara aktual dan relevan secara waktu antara ahli, pemimpin masyarakat atau perwakilan dan masyarakat yang berisiko.
UNICEF memimpin pelaksanaan bersejarah COVID-19 dengan target menyediakan 2 miliar vaksin untuk didistribusikan ke negara-negara yang berpartipasi dalam fasilitas COVAX hingga akhir 2021, termasuk ke Indonesia. Indonesia adalah anggota penting dalam COVAX dan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai Ketua Bersama COVAX AMC Engagement Group.
Untuk diketahui UNICEF bekerja di beberapa tempat terberat di dunia, untuk menjangkau anak-anak yang paling kurang beruntung di dunia. Di lebih dari 190 negara dan wilayah, UNICEF bekerja untuk setiap anak, di mana saja, untuk membangun dunia yang lebih baik bagi semua orang.
Informasi lebih lanjut tentang kerja UNICEF untuk anak, kunjungi www.unicef.org
Follow UNICEF on Twitter, Facebook, Instagram and YouTube.*** (Octa/002-21),-