CEGAH STUNTING TAHUN 2023 MENUJU SUMBA TIMUR SEHATI

WaingapuSJ…………….Fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting, upaya ini bertujuan agar anak-anak bangsa dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal dengan di sertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar serta mampu berinovasi dan berkompetensi dengan sehat di tingkat global.

Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Sumba Timur, Ir. Yohanes Gah

Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, stunting juga di pengaruhi perilaku terutama aspek pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makanan bagi bayi dan balita.

Pencegahan stunting dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal calon keluarga, hingga calon ibu yang dapat memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin dan rutin memeriksa kandungan selama masa kehamilan. Dari segi kebijakan, strategi dan program, untuk ketahanan pangan, penanganan stunting di mulai dari anak usia dua tahun. Memenuhi kebutuhan gizi terhadap ibu hamil.

Dalam upaya mempercepat pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sumba Timur Provinsi NTT, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sumba Timur menggelar rapat Perencanaan Konvergensi Stunting Menuju Sumba Timur Sehati, Jumat (1/4/22) di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marihi, Waingapu Sumba Timur.

Sekrataris Dinas Bappeda Sumba Timur,  Ir. Yohanes Gah menyampaikan angka stunting di kabupaten Sumba Timur dari tahun 2020 berada di angka 19,9% setelah di lakukan intervensi pada tahun 2021 justru kita mengalami peningkatan mencapai 20,9% terjadi peningkatan 1%  sedangkan target yang disepakati oleh pemerintah Daerah dari 22 kabupaten di NTT oleh Gubernur hasil intervensi tahun 2021 ketika di ukur pada tahun 2022 seharusnya turun 10%.

Baca Juga :   COVID SEMAKIN MENINGKAT, SBD AKAN TERAPKAN PPKM DARURAT

Diharapkan target yang kita ukur pada bulan Agustus nanti ada penurunan sehingga apa yang di harapkan oleh pemerintah dapat di capai, kaitannya dalam perencanaan hari ini menjadi bagian dari 3 aksi yang harus dilakukan.

“Perencanaan hari ini kita mau menyepakati apa saja yang dipersiapkan untuk penurunan angka stunting pada tahun 2023 oleh masing-masing Perangkat Daerah dan kita akan melihat kontribusi APBD untuk mendukung pencegahan stunting” ungkap Yohanes Gah.

Yohanes menambahkan, tahun ini diupayakan membangun kalaborasi sumber pendanaannya terutama dari pihak perbankan, BUMD, BUMN, dunia usaha yang ada di Kabupaten Sumba Timur termasuk LSM/NGO yang ada, membangun kebersamaan dan terlibat dalam program penurunan stunting.

“Dalam diskusi kita hari ini ada komitmen dari lembaga non pemerintahan untuk mendukung program ini,”  tutur Yohanes Gah saat di jumpai wartawan SUARA JARMAS.

Lanjud Yohanes, perencanaan program dalam kerja konvergensi stunting,  kolaborasi OPD, BUMD, BUMN dan NGO dibutuhkan untuk penurunan stunting tahun 2023. Dari angka 20,9 %  dengan jumlah 4.695 orang terkonversi stunting di Kabupaten Sumba Timur.

Yohanes menjelaskan, kita akan membagi peran di Desa mana akan melakukan intervensi pada sasaran by name – by addres, melalui forum ini kita akan sepakati berapa jumlah anggaran yang di persiapkan untuk kegiatan ini.

Setelah itu aksi ke tiga rembuk stunting,  dimana lewat komitmen yang di bangun substansinya harus dijadikan skala perioritas dalam Forum Perangkat Daerah dan nanti kita akan masuk dalam forum Musrenbang di tingkat kabupaten menjadi kegiatan perioritas kita yang harus disepakati dan akhirnya nanti hasil Musrenbang di tingkat Kabupaten dipastikan apa yang kita sudah rencanakan sekarang dan di tetapkan dalam RKPD 2023.  Dan dalam proses selanjutnya diskusi antara pemerintah dan DPRD,  pembahasan dalam rancangan APBD kegiatan itu harus diperhatikan juga menjadi kegiatan perioritas yang disepakati dan dipersiapkan secara baik dari sisi perencanaannya,  sehingga nanti ketika penetapan APBD tahun 2023 yang akan dilakukan pada bulan Desember mendatang harus yakin dan di pastikan apa yang di rencanakan hari ini harus termuat dalam APBD tahun 2023.

Baca Juga :   Bupati Yohanis Dade: Penanggulangan Dan Pengendalian Penyakit TBC Adalah Tanggung Jawab Bersama

“Sehingga nanti pada proses perencanaan pembangunan tahun 2023 intervensi program kegiatan dengan dana yang memadai berdasarkan perencanaan dengan baik yang sudah di lakukan pada tahun 2023 sehingga nanti dampak penurunan stunting sesuai dengan target Presiden Republik Indonesia bahwa di tahun 2024 harus turun pada posisi 14%” pungkas Yohanes.

Untuk diketahui ada 8 aksi konvergensi stunting, yaitu: Analisa situasi, Rencana kegiatan, Rembuk stunting, Perbub/Perwali tentang peran desa (regulasi), Kader pembangunan manusia, Manajemen data, Pengukuran dan publikasi, dan Review kinerja tahunan. *** (Denis/006-22),-