BUPATI SBD APRESIASI CAPAIAN PENURUNAN STUNTING DESA WERI LOLO

Suarajarmas.com – Bertempat di kantor desa Weri Lolo, Rara Mata Desa Weri Lolo Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Nusa Tenggara Timur Senin (15/5/2023) Bupati dr. Kornelius Kodi Mete melaunching stunting disaksikan Kadis PMD, Simon Lende, S.Sos., Camat Wewewa Selatan, Gerson Dua Ate, S.Si., Apt., Kepala Puskesmas Weri Lolo, Alfons Hilarius Magang, SKM. MPH.

Kepala desa Weri Lolo, Rato Umbu Lolo, S.Ap., dalam laporannya menjelaskan hasil intervensi penanganan stunting di Weri Lolo mencapai hasil yang cukup memuaskan. Dari 165 anak-anak stunting pada tahun 2022, berdasarkan hasil timbang pada November 2022 ada 54 orang anak-anak dibawah 2 tahun yang di intervensi oleh pemerintah desa. Pada bulan Februari 2023 berdasarkan hasil timbang menjadi 9 orang anak stunting.

Dalam tahun anggaran 2023 anggaran dana desa untuk penanganan stunting dialokasikan untuk 20 orang. Dikarenakan  sisa anak stunting yang usianya di bawah 2 tahun sisa 9 orang, maka anak-anak gizi kurang dan gizi buruk ikut mendapat pelayanan dalam intervensi penanganan stunting.

Dalam arahannya Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete memberi apresiasi atas capaian desa Weri Lolo dalam penurunan angka stunting di desa Weri Lolo. Intervensi yang dilakukan oleh pemerintah desa dianggap telah berhasil menurukan angka stunting. Dengan capaian ini diharapkan tidak akan muncul lagi masalah stunting baru, apabila ada kesadaran dari orang tua yang akan melahirkan anak-anak barunya dalam keadaan sehat.

Bupati Kornelius memberikan petunjuk bagi pasangan baru menikah untuk memberikan perhatian khusus bagi ibu hamil. Usia perkawinan yang baik di atas usia 13 tahun. Agar tidak melahirkan anak-anak stunting agar ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Baca Juga :   Romo Agus buka MABIM STKIP Weetobula

“Untuk remaja putri harus diberi pendidikan tentang kesehatan reproduksi, manfaatkan opengetahuan dari bidan desa sehingga anak remaja betul-betul memahaminya. Khusus untuk calon pengantin, keluarga-keluarga muda agar merencanakan kelahiran anak dengan baik agar tidak melahirkan anak stunting” ungkapnya.

Bupati juga berharap agar desa Weri Lolo yang dekat dengan Puskesmas Weri Lolo agar tidak melahirkan anak stunting yang baru.

“Dengan intervensi stunting selama 6 bulan bagi stunting yang 9 orang saat ini, saya yakin dalam tempo 3 bulan sudah bisa diatasi, terima kasih bapak desa dan teman-teman atas upaya menekan stunting yang baik di Weri Lolo” jelasnya.

Usai memberikan arahan-arahan penanganan stunting Bupati SBD, Kadis PMD, Camat Wewewa Selatan dan Kepala Desa Weri Lolo bersama-sama memberikan makanan bagi anak-anak penderita stunting serta memberikan susu dan telur secara simbolis.

Kapus Weri Lolo, Alfons Hilarius Magang, SKM. MPH., yang ditemui media ini usai kegiatan launching stunting menjelaskan    berdasarkan hasil operasi timbang pada bulan Februari 2023, sisa 54 orang anak-anak penderita stunting di Weri Lolo. Intervensi dibawah 2 tahun ada 9 orang.  Dalam perjalanannya  sisa 3 orang yang usianya dibawah 2 tahun, sehingga dalam pelaksanaannya anak gizi kurang dan gizi buruk ikut mendapat pelayanan dari pemerintah desa.

“Intervensi penanganan stunting disesuaikan dana desa, dan jika memungkinkan bisa masuk anak-anak gizi buruk dan kurang” tutur Alfons.

Dirinya menargetkan pada tahun 2024 mendatang anak-anak penderita stunting di Weri Lolo akan turun di bawah 14% sesuai instruksi Presiden RI. Oleh karena itu dirinya PMT tidak berlangsung terus tetapi masyarakat diberdayakan untuk sama-sama mencegah timbulnya stunting yang baru. *** (Octa/002-23).-