Tana Righu-SJ…… Wisuda atau upacara pengukuhan untuk orang orang yang telah menyelesaikan studi merupakan hal yang paling istimewa yang dinanti-nantikan oleh para mahasiswa, seperti halnya Petrus Lende, ia lahir dari seorang anak petani pasangan Zakariaz Ngongo Oka dan Ny. Elizabeth Koni Kaka dari Desa Manu Mada, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat NTT.
Orang tua dari Petrus Lende berprofesi sebagai petani yang setiap hari berkebun, namun karena perjuangnannya ia dapat meyelesaikan studi pascasarjana di Universitas Gajah Mada (UGM), yang pandangan orang Sumba adalah perguruan tinggi terbaik di Indonesia, namun Petrus Lende tidak merasa rendah atau takut untuk masuk pada perguruan tinggi yang bergengsi ini.
Lende merupakan lulusan pascasarjana Kajian Budaya dan Media dengan minat Manajemen Informasi dan Perpustakaan, sehingga dengan kehadirannya melalui selesainya studi pascasarjana membawa hal-hal baru sebuah informasi pada bidang Budaya, Manajemen dan perpustakaan di pulau Sumba.
Proses wisuda dilaksanakan secara online, pada tanggal 21 Oktober 2021 jam 8.45-selesai. Baginya wisuda kali ini merupakan tantangan baru karena dengan keadaan wialayah yang terkadang jaringan internetnya terganggu (putus-putus), namun menghemat biaya perjalanan, karena kita bisa wisuda di rumah sendiri dan disaksikan oleh keluarga dan kerabatnya.
Awal masuk UGM, baginya hanya mencoba, dari mencoba itulah mebuahkan hasilnya hingga selesai studi, sebelum lanjut stuidi ia mulai mempersiapkan diri dengan mulai rajin membaca soal bahasa Inggris dan mulai membaca pengetahuan umum, hinggga ia merasa bisa. Untuk menambah wawasan ia mengikuti kursus bahasa inggris di Yogyakarta, pada bulan Agustus 2019 ia diterima sebagai mahasiswa pascasarjana dan tepat myelesaikan studi pada tanggal 30 Juni 2021 dan wisuda pada 21 Oktober 2021.
Lende mengatakan jika kita mau berjuang dengan ikhlas dan yakin tidak ada yang mustahil, pasti akan tercapai. Namun Lende bersyukur walaupun di masa pandemi pada akhirnya ia dapat meyelesaikan studinya. Itu semua boleh terjadi karena berkat bantuan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) melalui Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) Weetebula. *** (EBuga/010-21),-