Suarajarmas.com – Listrik dan air merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menjadi penunjang kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya listrik dan air bersih banyak hal yang mestinya bisa kita lakukan menjadi terhambat. Termasuk juga proses belajar mengajar di lembaga pendidikan, keberadaan listrik dan air akan sangat mempengaruhi maksimal atau tidaknya proses pendidikan.
Selayaknya sebuah sekolah, apalagi Sekolah Negeri milik pemerintah, fasilitas listrik dan air mestinya tersedia dengan baik. Namun yang terjadi di SD Negeri Kandelu Kutura-Desa Weekamburu-Kecamatan Wewewa Barat-Kabupaten Sumba Barat Daya-NTT, sejak awal berdiri pada tahun 1984 sampai saat ini, sekolah tersebut belum tersentuh aliran air bersih apalagi listrik.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Petrus Moa, S.Ag., Kepala SDN Kandelu Kutura, ketika para pejabat baik dari tingkat Kabupaten, tingkat Regio, bahkan juga Yayasan yang mengunjungi langsung sekolah tersebut. Pihak sekolah bahkan telah memberikan solusi dengan membuat proposal pemasangan kabel tegangan rendah, dan sudah dijanjikan, namun sempai sekarang belum terealisasi.
Petrus Moa mengatakan proposal pengajuan listrik sudah diajukan sejak tahun 2021 yang lalu, proposal tersebut diantar langsung ke Bupati SBD dan DPRD.
“Di DPRD SBD proposal kami diterima langsung oleh anggota DPRD ASAL DAPIL 3 Edy Kette, beberapa waktu lalu saya diminta lagi untuk mengajukan proposal dari PLN” ungkap Petrus Moa pada media ini, Minggu (20/8/2023) lewat pesan Whats App.
Dirinya menjelaskan letak sekolah terletak di pinggir jalan Negara dan berada di bawah kabel listrik bertegangan tinggi. Sedangkan masalah air bersih juga mnegalami hal yang sama, sempat mendapat pelayanan sesaat, namun sekarang hanya menikmati pipa berisi angin.
Untuk diketahui SD Negeri Kadelu Kutura saat ini memiliki 115 orang siswa-siswi yang terdiri atas 6 rombongan belajar. Sedangkan untuk tenaga pengajar 5 orang PNS, 1 orang P3K, tenaga kontrak 2 orang dan kontrak dana BOS juga 2 orang (penjaga sekolah dan operator).
Kondisi yang dialami SDN Kadelu Kutura saat ini menjadi sangat terasa dimana saat ini pembelajaran yang serba online. Dengan Kurikulum Merdeka Belajar saat ini, model pembelajaran harus berbasis MBK (Manajemen Berbasis Komputer) sehingga kebutuhan akan listrik sangat diperlukan.
“Kami sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah maupun anggota DPRD Dapil 3 lewat pokirnya, mengingat pendidikan saat ini merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan program 7 jembatan emas, desa pintar” pungkasnya. *** (Red/001-23).-