Save the Children dan Dinkes Sumba Tengah Gelar Pelatihan MTBS

Waibakul-SJ………..  Save the Children bersama mitra strategisnya yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah menggelar Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit atau MTBS. Pelatihan ini berlangsung di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Waibakul pada tanggal 17-18 Maret 2020.  

Pelatihan MTBS diikuti oleh para pengelola MTBS dari 8 Puskesmas di Kabupaten Sumba Tengah. Para peserta terdiri dari dokter, bidan dan perawat yang sehari-hari sesuai perannya di puskesmas menangani bayi muda dan balita yang sakit.

Dalam pelatihan ini pihak Save the Children yang mensponsori kegiatan ini mendatangkan dua orang fasilitator yakni Dr. Ina Debora Ratu Ludji, S.Kp, M.Kes, dari Poltekes Kupang dan Agnes Raro, S.Tr.Keb, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang.

Para peserta dalam pelatihan ini diajarkan cara menangani bayi muda dan balita sejak tahap pendaftaran di loket, pemeriksaan, pengklasifikasian hingga tahapan rujukan ke bagian yang akan menangani sesuai dengan jenis sakit yang dialami bayi dan balita.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah, Ferdinandus Kea, atas nama Dinas Kesehatan menyampaikan terima kasih atas dukungan Save the Children yang memfasilitasi kegiatan pelatihan tersebut. Ia berharap setelah pelatihan ini, para peserta bisa menerapkannya di puskesmas masing-masing.

Selama ini, kata Kabid Kesmas, MTBS sudah berjalan namun belum maksimal. Hal ini karena tidak semua tenaga kesehatan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sama dalam pelaksanaan MTBS. Untuk itu para peserta yang mengikuti pelatihan ini harus berbagi pengetahuan dengan rekan kerja di Puskesmas agar bersama-sama melaksanakan MTBS sesuai yang diharapkan.

Dari pihak Save the Children, Koordinator Program MNCHN (Maternal New Born and Child Health Nutrition), Apry Selwin Leokuna, menjelaskan, MTBS merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana bayi dan balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan di pelayanan kesehatan dasar. MTBS mencakup upaya perbaikan manajemen penatalaksanaan terhadap penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi serta upaya peningkatan pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit seperti imunisasi, pemberian vitamin K, vitamin A dan konseling pemberian ASI atau makanan. MTBS, lanjut Selwin, digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan balita sakit sekaligus sebagai pedoman bagi tenaga keperawatan (bidan dan perawat) khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

Baca Juga :   BPJS Kesehatan Gelar Media Workshop Serentak

Hal sama juga ditegaskan oleh rekannya, Edi Eduardus Uki, yang menambahkan, MTBS sebagai sebuah pendekatan yang mampu mengintegrasi dan memadukan penanganan berbagai masalah di atas. Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan, promosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya di rumah serta upaya mengoptimalkan sistim rujukan dari masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai pusat rujukan.

Sementara itu, fasilitator Dr. Ina Debora Ratu Ludji, S.Kp, M.Kes, menjelaskan, pelatihan MTBS adalah salah satu jenis pelatihan yang sulit sehingga membutuhkan waktu, tenaga dan ruangan yang cukup memadai karena peserta harus duduk dan berdinamika dalam diskusi. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada peserta yang penuh semangat mengikuti pelatihan. Dr. Ina berharap para peserta pelatihan bisa dibuatkan sebuah grup whatsapp sebagai media komunikasi untuk saling sharing pengetahuan terkait MTBS. 

Liputan: Yunia Boling,-