Tambolaka-SJ……. Pemerintah Republik Indonesia menargetkan angka prevalensi kekerdilan atau stunting pada 2024 berada di bawah 14 persen. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa target tersebut harus menjadi perhatian seluruh pemerintah daerah di Indonesia.
Dalam arahannya dalam dialog dan arahan Presiden RI yang dilakukan secara virtual tentang penurunan angka stunting yang dihadiri oleh Bupati/Walikota se-NTT, Jokowi minta seluruh gubernur, bupati, wali kota di NTT bahkan di seluruh Tanah Air, target angka 14 persen itu jang sampai luput, harus tercapai.
“Itu yang berkaitan dengan stunting, gizi, berkaitan dengan pendampingan calon calon pengantin, apa yang harus dilakukan sebelum menikah, semuanya dikerjakan, termasuk juga pengukuran, penimbangan untuk bayi-bayi yang baru lahir, pemberian makananan tambahan, makanan bergizi, target kita di tahun 2024 harus sudah di bawah 14 persen” ungkap Presiden Jokowi.
Dirinya juga merasa senang mendengar penyampaian dan komitmen pada bupati, walikota se-NTT dalam upaya penurunan stunting di NTT.
“Saya akan lihat di tahun 2023 agar tercapai di tahun 2024. Saya minta seluruh gubenur bupati, wali kota di NTT bahkan di seluruh Tanah Air, target angka 14 persen itu jangan sampai luput, harus tercapai. Saya lihat kegiatan-kegiatan hari ini sangat bagus, akan mendorong untuk kita mencapai target tersebut” kata Jokowi.
Bupati SBD, Kornelius Kodi Mete yang ditemui media ini usai mendapat arahan Presiden Jokowi, bertekad akan mencapai target di bawah 14% di tahun 2024. Upaya-upaya yang akan dilakukan Pemda SBD adalah pertama dengan mendata seluruh anak-anak penderita stunting di SBD. Setelah akan dilakukan pembagian tugas mulai dari Pemerintah Kabupaten, kecamatan hingga ke desa-desa.
“Pemerintah Kabupaten akan mencari mitra dan pemerintah desa akan melakukan inovasi-inovasi, intervensi yang harus dilakukan di sini, intervensi harian, pagi, siang dan malam. Tentunya bapak desa mereka akan meramu dimana lokus mereka, kalau di kampung itu ada 10 orang yang stunting, mungkin disitu saja kita terapkan, nanti petugasnya, penyuluhnya atau pelayannya datang kesitu” ungkap Bupati SBD.
Lebih lanjut Bupati Kornelius menjelaskan, jika masih kurang sentuhan-sentuhannya, akan dicarikan LSM atau mitra-mitra lain untuk turut membantu dalam upaya penanganan stunting, atau bahkan mungkin didalam desa sendiri ada yang peduli pada saudaranya yang stunting dengan memberikan dukungan berupa bahan makanan atau apa saja, yang terpenting adalah saling percaya dan kerja sama.
Dirinya juga minta agar masyarakat datang ke tempat-tenpat pelayanan untuk menimbang anaknya, dan kalau masih ada masalah dengan anaknya agar segera melaporkan ke bidan atau penyuluh untuk segera mendapat pelayanan.
Dalam kesempatan itu juga Bupati Kornelius mengingatkan masyarakat untuk mengukuti vaksinasi yang sedang digalakkan oleh petugas kesehatan, pemerintah dan TNI-Polri saat ini.
“Terkait COVID-19, tolong agar masyarakat mengikuti vaksinasi, 2 kali vaksinasi wajib kita lakukan, syukur bisa sampai 3 kali. Karena sekarang vaksin sudah ada, tenaga sudah ada, tinggal masyarkat datang untuk divaksin. Capaian vaksinasi pertama sudah mencapai 90% kita dorong 100%, sehingga 2 atau 3 bulan kedepan kita bukan lagi pandemic tetapi endemic” pungkasnya.
Usai mengikuti arahan dari Presiden Jokowi secara virtual, Bupati SBD dan Wakil Bupati Marthen Christian Taka memberikan susu dan makanan bergizi bagi para anak-anak stunting yang hadir di aula kantor Desa Weelonda Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya, Kamis (24/3/22). *** (Octa/002-22),-