Jalan Salib Hidup Untuk Mengenang Kematian Yesus

Pogo Parii-SJ………. Untuk mengenang kematian Tuhan Yesus 2.000 tahun yang lalu, jalan salib hidup yang diperagakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Santo Gerardus Mayella Stasi Pogo Parii quasi Paroki Santo Paulus Karuni berjalan Lancar di desa Elu Loda, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur Jumat (2/4/21).

Proses jalan salib hidup  yang diperagakan oleh OMK St. Gerardus Mayella Pogo Parii dengan jarak tempuh sekitar 3 KM (Kilo Meter) yang mengelilingi basis di gereja tersebut,  dimulai dari rumah umat dalam basis dan berakhir di Gereja St. Gerardus Mayella Pogo Parii.

Jean Romanoni Bayo sebagai Pemeran Tuhan Yesus saat ditemui media setelah Jalan Salib mengatakan apa yang dilakukan selama latihan telah kami pentaskan dalam Jalan Salib Hidup. Selama proses jalan salib tadi saya merasakan sakit dan diludahi oleh para algojo tetapi tidak sebanding apa yang dialami Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu.

Jean mengajak mari kita benar-benar menghayati betapa sengsaranya Tuhan Yesus sampai wafat dikayu salib hanya untuk menebus dosa kita.

“Kita tidak ada yang berani menyerahkan nyawa untuk orang lain, tetapi Tuhan sanggup melakukannya. Kita jangankan serahkan nyawa, membantu orang lain yang kesusahan masih hitung-hitung,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Pelatih Yakobus Bili Nono setelah gereja dibuka kembali pada saat hari Rabu Abu oleh yang mulia Mgr. Edmund Woga, CSsR,  kami sangat bersyukur dan berterima kasih karena berkumpul kembali secara tatap muka dalam gereja.

“Setelah Rabu Abu kami pertemuan OMK untuk membahas paskah. Karena Tahun lalu kami sudah tidak merayakan karena Covid-19 yang melanda dunia sampai saat ini” tuturnya.

Baca Juga :   PERSONIL POLRES SBD KAWAL PELAKSANAAN SHOLAT IDUL ADHA 1442 H DI MASJID AGUNG ALFALAH

Lebih lanjut Eki mengatakan bahwa selama latihan banyak kendala yang dialami, namun tetap kami lakukan dan terbukti hari ini berjalan sesuai harapan kami. Proses latihan berlangsung selama 1 bulan lebih dengan menggunakan waktu sore hari, karena pemerannya semua adalah  pelajar.

Eki juga mengajak agar kita menghayati sengsara Tuhan Yesus dalam diri dan kehidupan kita. Jalan salib tadi bukan hanya dilakukan secara seremonial,  tetapi harus memaknainya dalam kehidupan kita sebagai umat beriman.

“Mari kita berdoa bersama agar pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia cepat berakhir dari muka bumi ini”  ujarnya.

Pantauan suarajarmas.com,  Jalan Salib Hidup diikuti oleh seluruh umat dan bahkan ada gereja tetangga yang menonton Jalan Salib Hidup yang diperagakan oleh OMK St. Gerardus Mayella Pogo Parii. Pelaksanaan Jalan Salib Hidup tidak menggangu jalan umum,  karena sudah dipersiapkan  keamanan untuk mengarahkan dan menahan motor yang keluar maupun masuk dalam tempat pelaksanaan. *** (Ebuga/010-21),-

Paling Dicari: