J-RUK SUMBA GANDENG GKS MATA SOSIALISASI ISU HUMAN TRAFFIKCING

Tambolaka-SJ,…….. J-Ruk Sumba menggandeng lembaga gereja melakukan sosialisasi tentang human trafiking, karena secara nasional bahwa NTT dianggap sebagai Provinsi darurat Human Traffick, Kemiskinan melatar belakangi terus meningkatnya  kasus human trafficking di NTT, kondisi perekonomian  keluarga mendorong orang untuk pergi mencari peruntungan sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diluar negeri.

“Kami tidak  bermaksud melarang warga untuk mencari pekerjaan diluar negeri tetapi kegiatan sosialisasi tentang Human Trafficking/perdagangan orang bisa dijadikan bahan atau referensi untuk dapat dipahami oleh warga bagaimana prosedur secara legal untuk menjadi TKI” tutur dr. Roslin Yape yang bertugas di Puskesmas Waimangura, sebagai relawan J-RUK SUMBA, pada kegiatan sosialisasi tentang human trafficking di GKS Jemaat Mata ranting Puu Tame, desa Weerena Kecamatan Kota Tambolaka, pada hari minggu, 29/04/2018 yang lalu.

Lebih lanjut dr. Ros sampaikan J-RUK Sumba tidak bisa bekerja sendiri kita harus menggandeng lembaga-lembaga yang ada misalnya lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, Lembaga Kemasyarakatan yang ada di desa maupun di kelurahan, saat ini kami gandeng GKS Mata, bagi kami kerja sama dengan lembaga-lembaga yang ada memudahkan kami menjangkau dalam memberikan informasi dan edukasi kepada warga.

Hal senada yang disampaikan oleh Vikaris GKS MATA Adelvia Tamu Ina, M.Si.,   pihak gereja merasa senang dengan adanya kegiatan sosialisasi tentang human trafficking, karena dengan kegiatan ini  dapat membuka cara berpikir masyarakat desa bagaimana berangkat keluar negiri sesuai dengan prosedur yang berlaku dan apa dampak jika tidak melewati prosedur yang baik dan benar.

“Terkait kesehatan pihak gereja tidak hanya memberikan  pemahaman tentang kesehatan rohani atau sehat secara religius tetapi warga juga harus paham bagaimana menjaga kesehatan secara fisik dan jasmani. Dalam kegiatan sosialisasi J-RUK sumba tidak hanya menyampaikan materi tentang human Trafficking, tetapi juga ada kegiatan PHBS dan belajar bahasa inggris bagi anak-anak,” tegas Adel.

Baca Juga :   Verfak Kepengurusan Partai Politik, Perindo MS, PBB BMS

Hal senada juga diungkapkan oleh Kornelis Dairo Bili guru injil GKS Mata ranting Puu Tame. “Informasi dan edukasi seperti ini perlu kami dapatkan dan terus menerus agar warga dapat memahami tentang bagaimana prosedur bekerja di luar negri, bagaimana hidup bersih dan sehat dan anak anak maupun orang dewasa bisa belajar bahasa ingris sebagai modal kita jika nanti kita berkomunikasi denga orang dari luar negri,” ungkapnya.

Lebih lanjut Kornelis mengatakan kegiatan ini diharapkan agar masyarakat dapat informasi dan edukasi yang tidak terputus terkait kegiatan kesehatan dan hal yang terpenting tentang human trafiking, bukan hanya lembaga agama, tetapi Lembaga pendidikan, lembaga yang ada di masyarakat.

Bagi dr. Ros dengan kegiatan ini bisa disebarluaskan kepada  masyarakat tentang bahaya perdagangan manusia/human trafficking.

“Pergi sesuai cara yang legal dan resmi,  kita menghapus darurat dari dampak human trafiking” katanya.

Turut hadir dala kegiatan ini tim dari  J-ruk Sumba yaitu dr Intas provinsi Sukabumi dan  dari  Watukawula, ibu Ayu Wasono dari Waikabubak, serta dari pihak Gereja diwakili oleh Vikaris GKS Mata, dr. Intan,  dan dr. Endri. (AH),-