Waikabubak-SJ…………. Dalam rangka Penanggulangan dan Pengendalian Tuberkulosis Paru dan TB HIV Tahun 2022 di Kabupaten Sumba Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat melalui Bidang P2P (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) menggelar Kegiatan Advokasi Lintas Sektor Tingkat Kabupaten Sumba Barat sebagai bagian dari koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan BPJS bagi Pasien TBC dan TBHIV menuju eliminasi TBC 2030 pada Selasa (29/3/22) di Aula Hotel Pelita Waikabubak.
Bupati Sumba Barat Yohanis Dade,SH yang membuka kegiatan tersebut dalam sambutannya mengatakan Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan baik di Indonesia pada umumnya, maupun Sumba Barat pada khususnya.
Penyakit ini menimbulkan masalah yang kompleks baik dari segi medis maupun sosial, ekonomi dan budaya. Penularan TBC yang semakin meluas menjadi tantangan pembangunan di Indonesia karena 75% pasien TBC adalah kelompok usia produktif 15-54 tahun. Selain itu TBC merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan infeksi penyerta yang sering terjadi pada Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
“Di Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2020 kasus TBC mencapai 198 kasus (40,34%) dari target penemuan 491 kasus. Pada tahun 2021 penemuan kasus mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni 171 kasus (28,46%) dari target 601 kasus” ujar Bupati.
Menurut Bupati, penemuan kasus ini masih rendah jika dibandingkan target yang ada. Hal ini disebabkan karena kurangnya penemuan kasus baik secara pasif intensif maupun aktif massif.
Bupati Yohanis menerangkan bahwa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang profesional, mudah dan terjangkau merupakan salah satu misi Pemerintah Kabupaten Sumba Barat yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Sumba Barat Tahun 2021-2026.
Bupati Sumba Barat mengatakan Pemerintah sangat menaruh perhatian yang tinggi terhadap isu-isu strategis bidang kesehatan di daerah ini. Pembangunan kesehatan menjadi sangat penting karena kegiatan masyarakat akan menjadi lancar sesuai dengan tingkat kesehatan dan layanan kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat yang meningkat juga akan meningkatkan usia harapan hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Bupati Sumba Barat juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi dengan dilaksanakannya kegiatan advokasi pada hari ini. Kita harus menyadari pentingnya upaya menanggulangi TBC, bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja, namun merupakan tanggung jawab semua sektor dan setiap individu yang ada. Kerjasama harus ditingkatkan, dinas kesehatan tidak bisa bekerja sendiri.
“Saya harapkan semua peserta kegiatan ini dapat ikut ambil bagian dalam menyampaikan pendapat, gagasan maupun berdiskusi mengenai penanggulangan TBC sehingga kesepakatan, peran dan andil masing-masing pihak dapat dicapai guna mendukung kegiatan eliminasi TBC di Kabupaten Sumba Barat yang kita cintai”, pesan Bupati Yohanis menutup arahannya dan sekaligus membuka kegiatan Advokasi dalam rangka Penanggulangan dan Pengendalian Tuberkulosis Paru dan TB HIV Tahun 2022.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Staf Ahli Bupati, Pimpinan Perangkat Daerah/Unit Kerja terkait, Kepala BPJS Cabang Waikabubak, Direktur RSUD Waikabubak, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sumba Barat, Para Pengelola Program P2 TB se-Kabupaten Sumba Barat dan Para Narasumber. *** (Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Sumba Barat),-