Wee Tombo-SJ……… Tim gugus percepatan penanggulan penanganan Covid-19 kabupan Sumba Barat Daya (SBD) yang terdiri dari 5 tim melaksanakan edukasi, razia masker serta pembagian masker di beberapa pasar tradisional di kabupaten SBD. Pasar sasaran Tim 3 di pasar Wee Tombo, desa Buru Kaghu, Kecamatan Wewewa Selatan, Tim 1 dan 5 di pasar Waimagura desa Waimagura kecamatan Wewewa Barat dan Tim 2 dan 4 di pasar Kori, kecamata Kodi Utara, Sabtu (23/5/2020).
Camat Wewewa Selatan Carles mengatakan Tim Covid-19 tingkat kabupaten datang disini untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dan juga pembagian Masker bersama dengan Tim Gugus tingkat kecamatan Wewewa Selatan, bapak/ibu tinggal ditempat dengan selalu menjaga jarak petugas yang akan membagikan.
“Setelah masker dibagikan oleh petugas mulai hari ini sampai seterusnya harus menggunakan masker pada saat berpergian. Sehingga pada saat tim turun lagi melakukan pemantauan tidak ditemukan lagi masyarakat yang tidak menggunakan masker, semuanya sudah harus menggunakan masker” ungkap camat Wewewa Selatan.
Lebih lanjut camat menggatakan tetap melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, selalu mencuci tangan pada air mengalir dengan sabun, selalu jaga jarak dan kalau ada yang meninggal 1X24 jam sudah harus dikuburkan. Virus ini sudah ada di Sumba yaitu kabupaten Sumba Timur, kita warga SBD, khususnya kecamatan Wewewa Selatan dan lebih Khususnya lagi masyarakat desa Buru Kahgu harus hati-hati, menjaga kebersian, menjaga jarak dan selalu mengikuti himbauan pemerintah dan protokol Kesehatan.
dr. Elfrida Marpaung anggota tim gugus tugas covid-19 SBD dalam arahannya mengatakan untuk penanganan dan pencegahan Covid-19 dikabupaten SBD ada beberapa protokol kesehatan yang perlu kita patuhi yaitu tetap tinggal dirumah kecuali untuk keperluan yang mendesak.
“Disini banyak anak sekolah yang datang di pasar, apakah anak-anak ini ada keperluan yang mendesak dipasar? Jika ada yang terpapar Covid-19, maka rentan sekali anak-anak ini terpapar karena berada ditengah kerumunan” katanya.
Bapak/ibu harus selalu jaga jarak minimal 1-2 meter, kenapa jaraknya 1-2 meter karena virus ini menyebar melalu percikan air ludah atau cairan dari hidung kalau ada yang bersin atau batuk tidak menggunakan masker, mungkin akan berupa Corona, maka bapak/ibu sudah tertular penyakit ini.
“Ketika bapak/ibu berada diluar rumah wajib menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut karena bapak/ibu mungkin tidak menyadari virusnya melekat ditangan lalu pegang mulut atau memasukan sesuatau kedalam mulut dan memegang mata itu berpotensi memasukan virus” tuturnya.
Bapak/ibu tetap menjaga kebersian melakukan pola hidup bersih dan sehat, rajin mencuci tangan sesudah beraktivitas terlebih pada saat mau makan dengan air mengalir dan sabun.
Dipantau oleh suarajarmas.com kesadaran masyarakat masih sangat rendah untuk menggunakan masker, sebagian besar masyarakat yang melaukakan transaksi dipasar Wee Tombo 80% tidak menggunakan masker.
Setelah melakukan pembagian masker tim melakukan razia masker, masih ditemukan masyarakat yang tidak menggunakan masker padahal sudah dibagikan oleh tim, bahkan masker disimpan dalan saku dan tasnya.
Ironisnya lagi para pedang tidak menggunakan masker bersama karyawannya saat melayani pembeli. Ada pedagang yang menjual masker tetapi tidak menggunakan. Banyak anak-anak yang berkerumunan dipasar padahal tidak ada keperluan yang mendesak. Rata-rata anak sekolah.
Hal yang sama juga terjadi di pasar Waimangura, masyarakat yang berjubel-jubel di pasar tidak mengindahkan untuk menggunakan masker. 90% masyarakat di pasar tidak menggunakan masker. Padahal khusus untuk pasar Waimangura hampir setiap hari pasar tim gugus tugas kabupaten datang untuk memberikan edukasi.
Hal yang sama juga ditemui awak media di pasar Kori kecamatan Kodi Utara. Menurut petugas dari tim gugus kabupaten yang bertugas disana, 95% masyarakat tidak menggunakan masker. 2% membawa masker tetapi untuk menutupi lehernya hanya 3% masyarakat di pasar yang patuh menggunakan masker.
Miris memang melihat kesadaran masyarakat SBD yang masih sangat rendah, tim gugus tugas covid-19 yang sudah bekerja siang malam menjadi sia-sia saja. Padahal tim gugus tugas juga mempunyai keluarga yang harus dilindungi bahkan diberi edukasi pencegahan covid-19.
Yang menjadi pertanyaan sejauh manakah peran tim gugus desa yang juga sudah dibentuk dalam memberikan edukasi? Apakah Pemerintah Desa tidak mengalokasikan anggaran untuk pengadaan masker? Apakah tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak ikut berperan dalam memberikan edukasi pada masyarakat tentang wabah covid-19?
Ini menjadi PR bersama baik pemerintah maupun tokoh-tokoh tersebut. Untuk diketahui tim gugus kabupaten, kecamatan dan desa juga adalah manusia biasa yang sewaktu-waktu bisa terular virus corona. Sebelum ada kejenuhan dari tim gugus tugas yang bertugas, sebaiknya Pemerintah Kabupaten menentukan kebijakan yang tepat dalam upaya penanggulangan penyebaran covid-19 di SBD.
Perlu adanya ketegasan bagi masyarakat yang malas tahu akan wabah covid-19. Jika perlu dikeluarkan perintah tegas yang seperti yang sudah dipraktekan oleh negara India. Masyarakat sebenarnya tinggal patuh tinggal di rumah selama 1 bulan ini, apalagi bantuan sosial dari pemerintah sudah mulai dikucurkan. ***** (Team-SJ),-