Kodi-SJ…. Reses hari kedua anggota DPRD Provinsi NTT Dominggus Dama, S.ST.MT., (D’Dama) berlangsung di Kampung Japa Rambo Desa Delu Depa Kecamatan Kodi Bangedo Nusa Tenggara Timur. Kegiatan reses ini dibuka dengan resmi oleh Sekdes Hendrikus Hona Mone dihadiri oleh Vicaris Obed Ngongo Daku, S.Th, GKS Waikadada cabang Billa, Vic. Nandus Ratu Andung, S.Th GKS Waikadada cabang Mata Kapore, tokoh agama, tokoh masyarakat, kelompok tani dan kelompok tenun serta tim D’Dama dari NTT, Jumat (17/7/20).
Dalam sambutannya Sekdes Hendrikus Hona Mone mengatakan kehadiran D’Dama sangat mengagetkan sekaligus menggembirakan, karena selama ini dirinya bersama desanya belum pernah dikunjungi DPR untuk melakukan reses.
Lebih lanjut Hendrikus menjelaskan bahwa masyarakat dan Pemdes Delu Depa tidak mengetahui apa yang dinamakan reses DPR. Oleh karena itu dirinya merasa bersyukur dengan kehadiran D’Dama sehingga semua keluhan atau kebutuhan dari masyarakat bisa didengar langsung.
“Saya memberi apresiasi yang sangat besar atas kehadiran bapak D’Dama yang mau datang mengunjungi kami dan berdialog, kepada seluruh masyarakat yang hadir agar sampaikan semua apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan kita, sehingga bapak D’Dama bisa mendengar langsung dan akan memperjuangkannya nanti di tingkat provinsi” katanya.
Menindaklanjuti reses yang belum pernah diketahui oleh masyarakat secara umum, D’Dama menjelaskan reses adalah proses pertemuan antara DPR dengan masyarakat (konstituen) untuk mendengarkan seluruh aspirasi masyarakat yang akan dibahas dalam sidang-sidang di DPR nanti. Tujuan reses adalah untuk mengumpulkan aspirasi lalu dievaluasi untuk dibahas di DPR, untuk mengambil sikap apa yang harus diprogramkan dalam perencanaan pembangunan, memberi informasi pada masyarakat apa yang sudah dibuat, apa yang sudah diprogramkan oleh Pemerintah.
Wabah corona yang melanda dunia dan Indonesia saat ini membuat program-program Pemerintah tertunda, sehingga saat ini dirinya datang karena terbebani dan semampunya dirinya ingin berbuat dengan bermodalkan dana sendiri.
“Saya datang dengan yang kecil-kecil saja, semoga yang kecil ini bisa berarti bagi kita semua khususnya kelompok tani, kelompok tenun dan pemuda disini. Dan saya memilih gereja yang bertanggung jawab dalam program pribadi saya saat ini. tutur D’Dama.
D’Dama menjelaskan sasaran programnya lewat gereja adalah kelompok pemuda yanng sudah disahkan oleh gereja, kelompok lain adalah kelompok tani dan kelompok tenun yang ada di desa (yang disahkan oleh pemerintah desa).
“Penanggung jawab 3 kegiatan ini adalah Gereja dan Pemdes. Kalau kelompok ini berjalan akan berkelanjutan terus, yang bisa kami bantu adalah benang, alat semprot dan bola untuk pemuda” jelasnya.
Pemuda dari gereja Katolik St. Petrus dan Paulus, Ngundu Tana, Yosef Dawa merespon perhatian D’Dama untuk memfasilitasi pemuda dengan mendukung dalam kegiatan olaharaga. Dirinya berharap selain sudah mendapat bantuan bola agar dilanjutkan dengan kegiatan positif seperti turnamen bola Voley baik tingkat desa maupun tingkat gereja. Bantuan rumah layak huni yang tidak sampai tepat sasaran di masyarakat selama ini.
Vicaris Obed Ngongo Dapa, S.Th GKS Waikadada cabang Mata Kapore mengangkat masalah irigasi yang menjadi prioritas utama untuk bidang pertanian di desa. Adanya standar harga komoditi yang sudah disahkan oleh Pemerintah sehingga tidak merugikan masyarakat petani.
“Irigasi untuk 3 desa yaitu desa Delu Depa, Mata Kapore dan Waikadada kecamatan Kodi Bangedo agar menjadi perhatian bapak karena dengan lancarnya irigasi tersebut akan sangat membantu petani” ujarnya.
Rofinus Rangga Mone salah satu ketua kelompok tani yang hadir, mengharapkan bantuan benih yang tepat waktu, karena pengalaman saat ini bantuan benih dari Pemerintah sangat lambat bahklan berbulan-bulan sehingga curah hujan sudah lewat dan terlambatnya musim tanam.
Dipantau oleh media ini pelaksanaan reses di desa Delu Depa dihadiri oleh ratusan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut D’Dama memberikan bantuan alat semprot untuk kelompok tani, bola untuk pemuda dan benang bagi kelompok tenun. Bagi kelompok lainnya yang belum sempat hadir bisa menyusul mendapat bantuan asalkan melampirkan legalitas kelompok dari gereja ataua dari desa. ***** (OC$),-