BEKERJASAMA DENGAN PROGRAM INOVASI NTT, PEMDA SBD GELAR RAPAT FPPS

Tambolaka-SJ………. Bertempat di ruang Aula Kantor Bupati Kabupaten Sumba SBD Provinsi NTT,  Bappelitbangda Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) bekerja sama dengan Program Inovasi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan Rapat Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS), Kamis (3/2/2022).

Wakil Bupati se-daratan Sumba hadir dalam kegiatan tersebut. Bertindak sebagai Koordinator FPPS Wakil Bupati SBD, Marten Christian Taka, S.IP didampingi oleh Wakil Bupati Sumba Barat, John Lado Bora Kabba, Wakil Bupati Sumba Tengah, Ir. Daniel Landa dan Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, ST.

Turut hadir dalam acara rapat FPPS tersebut Pj. Sekda Kabupaten SBD, Fransiskus M. Adilalo, S.Sos, Kepala Bappelitbangda SBD, Samuel Boro, ST, Sekretaris Bapelitbangda, Kabid Sosbud Bappelitbangda, Kasubid Pendidikan Bidang Sosbud Bappelitbangda, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Sumba Barat, Kepala Bappelitbangda Sumba Tengah, Kepala Bappelitbangda Sumba Timur, Senior Advisor Sub-National Inovasi Jakarta, Provincial Manager Inovasi NTT, Hironimus Sugi, District Koordinator Inovasi NTT, dan District Officer Inovasi NTT Kabupaten SBD, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.

Dalam sambutannya Koordinator FPPS, Marthen Christian Taka, S.IP.,  mengatakan FPPS sejatinya merupakan wadah kita bersama untuk pendidikan dan maju bersama khususnya sedaratan Sumba. KitaKita dipertemukan dalam ruang publik ini dengan tujuan untuk menyongsong masa depan anak-anak kita.

“Masa depan anak-anak kita ditentukan oleh Bagaimana menuntaskan fondationalskill dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas” katanya.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa saat ini, Negeri ini masih dan sementara mengalami goncangan wabah COVID-19. hal ini sangat berdampak terhadap roda pembangunan, termasuk sektor pendidikan dan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pemulihan pembelajaran untuk mengejar ketertinggalan akibat pandemi COVID-19.

Merujuk pada hasil rapat internal Tim Sekretariat FPPS SBD, ada beberapa isu yang perlu didiskusikan dalam menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan di Tanah Sumba.

Baca Juga :   Jaringan CSO Sumba Barat Advokasi Siswa Disabalitas & Dinas Pendidikan

Yang pertama, Apa yang bisa dilakukan bersama-sama untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 khususnya ketuntasan fondationalskill anak-anak jenjang sekolah dasar.

Kedua, saat ini pemerintah pusat telah melaksanakan program sekolah penggerak dengan kurikulum prototipe atau kurikulum Merdeka belajar, di mana pelaksanaan kurikulum ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing dan tentu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan guru dan peserta didik di ruang kelas, Apa yang bisa dilakukan bersama-sama sedaratan Sumba agar pemerintah pusat membantu Kabupaten sedaratan Sumba dalam pembinaan kepada guru-guru dan bagaimana implementasi kurikulum Merdeka belajar dapat dilakukan di kelas dan sekolah.

Ketiga, isu tentang ketersediaan guru pada jenjang sekolah dasar, persoalan ketersediaan guru semakin besar di Sumba, sebagai konsekuensi atas Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dampaknya guru dengan status tenaga kontrak daerah telah dirumahkan, pertanyaannya, Apa yang bisa dilakukan bersama-sama agar ketersediaan guru pada jenjang Sekolah Dasar dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, Haruskah disampaikan kepada Pemerintah Pusat, ataukah ada solusi cepat yang bisa menyelesaikan persoalan ini yang dapat dilakukan secara bersama di seluruh Sumba.

Keempat, pada awal pandemi COVID-19, guru-guru dikagetkan dengan kebijakan belajar dari rumah, pembelajaran yang biasa dilakukan tatap muka di kelas, harus dilakukan dari rumah, tentu bagi guru yang kreatif tidak akan menjadi masalah meski belajar dari rumah, lalu bagaimana dengan guru yang kebingungan dalam melaksanakan strategi belajar dari rumah, baik secara daring ataupun luring. Haruskah kita berdiam diri tanpa ada solusi, “bagaimana strategi yang tepat dalam mengelola program peningkatan kapasitas pendidik di Sumba” ujarnya.

Wakil Bupati SBD ini juga berharap kepada Wakil Bupati Sumba Barat, Wakil Bupati Sumba Tengah, dan Wakil Bupati Sumba Timur, agar menyampaikan arahan dan masukan untuk kita rumuskan bersama terkait dengan beberapa isu tersebut. Dan menentukan langkah strategis yang akan menjadi rekomendasi kebijakan FPPS untuk mendukung ketuntasan fondationalskill anak-anak kita di Sumba.

Baca Juga :   PELATIHAN AKUNTANSI KOPERASI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SE-DARATAN SUMBA

Semoga pertemuan ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang berfokus untuk mengejar ketertinggalan dan menuntaskan fondationalskill, yang sampai detik ini masih menjadi persoalan utama dalam pelaksanaan program pendidikan di Sumba.

“Mari bersama-sama membangun tanah Sumba tercinta ini, dalam semangat mengejar ketertinggalan menuntaskan fondationalskill anak-anak di Sumba” tuturnya.

Sementara itu Provincial Manager Inovasi NTT, Hironimus Sugi melalui Vidio Conference mengatakan bahwa pemahaman dan kecerdasan anak tergantung tata cara seorang guru dalam mendidik baik di ruang kelas maupun di luar. Dan juga tergantung pada orang tua atau keluarga saat anak berada di rumah untuk terus memberikan motivasi untuk belajar.

Berbagai macam cara harus dilakukan agar anak yang masuk pada sekolah PAUD tidak meninggalkan sekolah, dan bersaing dengan teman-teman yang lain untuk berlomba-lomba agar mendapatkan pendidikan yang bermutu tinggi.

“Untuk itu, Pemerintah, orang tua dan guru harus mendorong dan mempertahankan anak usia sekolah PAUD yang sekarang berada di sekolah formal baik di jenjang SD/MI sampai dengan jenjang SMA/SMK untuk tidak mengalami putus sekolah dengan tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas” tuturnya. *** (Liputan: Isto/005-22),-