Website Tour Guide Sumba Akan Segera Dirilis

Tambolaka-SJ…………… Saat ini Sumba adalah tujuan destinasi pariwisata yang baru, yang secara perlahan mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing, oleh karena itu berbagai  upaya promosi wisata oleh Pemerintah maupun swasta untuk memperkenalkan Sumba sudah mulai dilakukan. Diyakini dengan sektor pariwisata dapat menjadi sector yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba jika dikelola secara berkelanjutan. Yang masih menjadi kendala atau tantangan yang dihadapi adalah sumber daya manusia lokal yang masih rendah.  

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak swasta dalam menanggapi situasi ini,  maka Tour Guide Training Project (TRIPS) salah satu proyek yang mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Sumba yang dilaksanakan oleh Yayasan Sumba Hospitality bekerjasama dengan Asosiasi Pariwisata Sumba yang didanai oleh William and Lily Foundation melakukan  pengembangan Website untuk mendukung promosi pariwisata Sumba, khususnya promosi para pemamndu wisata. Untuk merealisasikan ini pada Senin, 26 November 2018 yang lalu diselenggarakan kegiatan Pre Launching Website Pelatihan Tour Guide.

Pelatih pembuatan website Ferdinand Prasetyo dari PT. Drife Solusi Integrasi kepada media mengatakan Website dimasa saat ini sudah sangat penting, karena merupakan jendela para turis untuk bisa datang ke Sumba. Dalam website tersebut akan dimuat semua informasi tentang Sumba.

“Informasi tentang Sumba itu tidak tertata dengan baik, sehingga orang mau mencari informasinya susah sekali, dan kalau informasi susah, maka orang akan takut, karena takut orang tidak datang ke Sumba. Nah dengan adanya website, informasinya tepat atau terpercaya, orang akan mudah mencari, menjadi lebih tenang, orang brani datang” ungkapnya .

Lebih lanjut Ferdi menjelaskan untuk keberlanjutan website ini maka dibutuhkan keterlibatan semua pihak di bidang pariwisata terutama Pemerintah untuk menjalankan fungsi-fungsinya. Informasi merupakan yang paling penting, karena kalau informasi tidak teratur dan susah dicari orang akan susah datang. Nah kalau informasi dari stake holder tidak berfungsi secara penuh, pasti akan hilang.

Baca Juga :   Bupati Niga Tegaskan Sumba Barat Siap menjadi Co-Host BBTF 2020
Pelatih pembuatan website, Ferdinand Prasetyo (kanan) bersama rekannya, saat memandu pertemuan tingkat kabupaten SBD.

Dalam website nanti akan diisi dengan informasi-informasi penting tentang budaya, lingkungan dan sumber daya manusia. Ketiga hal ini akan menjadi konsep dasar dari websitenya. Dengan adanya informasi wisata Sumba yang tepat  lalu ada tour guidenya, akan membantu SDM (ekonomi masyarakat) dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Sumba.

“Salah satu fungsi dari website adalah menawarkan program keberlanjutan, keberlanjutan ini merupakan bentuk konstribusi utama dari wisatawan ke Sumba, sedangkan untuk keberlangsungannya harus ada satu organisasi yang mewadainya  untuk mensuport website ini, karena dibutuhkan dana. Kalau saya lihat dari kacamata luar, Sumba itu begitu bagus, indah, sangat alami dan potensinya luar biasa, sehingga harapannya dengan potensi ini dan wisatanya bertumbuh dengan besar dapat memberi kontribusi banyak terutama untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat” tuturnya lebih jauh.

Sedangkan Stefanus Segu salah satu penyelenggara mengatakan tujuan kegiatan ini untuk memperkuat SDM ditingkat lokal supaya dapat menjadi pelaku-pelaku utama dalam pengembangan wisata Sumba ini serta manfaatnya akan dirasakan paling banyak oleh orang-orang lokalnya.

“Pengalaman di banyak tempat orang luar yang banyak mendapat manfaatnnya karena menjadi pelaku utama, sedangkan untuk masyarakat lokal hidupnya tidak mengalami perubahan, padahal orang lokal pemilik dari obyek-obyek wisata itu” ujarnya.

Lebih lanjut Stef mengatakan Asosiasi Pariwisata Berkelanjutan Sumba ini merupakan lembaga bersama yang fokus pada pengembangan SDM karena selama ini belum ada atau kurangnya lembaga yang bekerja sama, sedangkan Pemerintah lebih banyak ke infrastruktur dan mendorong kebijakan, sedangkan pelaku wisata lebih pada bagaimana membangun ijin industry wisata, jadi sama-sama memberi manfaat bagi travel agen, hotel, restoran, rumah makan serta industri kecil misalnya kerajinan dan sebagainya.

Baca Juga :   Adilalo Resmikan Kegiatan Launching Ina Kabola
Stefanus Segu, ST panitia penyelenggara Tour Guide Sumba

“Program Tour Guide Trainning ini merupakan kelanjutan dalam pertemuan awal dulu. Sekarang ini lebih pada penguatan guidenya (pemandu wisata) dan sekarang juga sudah mulai dilakukan persiapan untuk pengembangan kampung wisata. Nanti akan ada lagi proyek lain lagi yang mensuport pengembangan pariwisata. Sedangkan untuk guidenya nanti akan ada pelatihan, ada pendampingan guide, ada penguatan ekonominya agar mereka tetap menekuni profesinya sebagai guide dan ini akan melibatkan bidang keuangan seperti koperasi dan  bank untuk memberikan pinjaman pada guide sebagai modal usaha  ” ujarnya.

Agar bisa dikenal oleh para tamu atau wisatawan asing maka dibutuhkan website selain mempromosikan obyek wisata juga mempromosikan guide yang ada di Sumba sehingga bisa menggunakan jasa mereka. Dan kedepan akan ada kegiatan untuk mempertemukan dengan pertemuan dan stake holder.

“Itu sudah merupakan bagian dari program, hanya waktunya yang belum dipastikan,  kemungkinan awal tahun 2019, selain itu juga kita akan melakukan kunjungan ke Pemda untuk menyampaikan rencana programnya dan juga membangun integrasi dengan program-program dari Pemerintah” ungkap Stef menjelaskan.

Terkait keamanan Stef Segu berharap agar dapat ditangani secara tuntas oleh 4 bupati di Sumba karena sudah merupakan masalah yang masih menjadi kendala dalam segala jenis usaha termasuk pengembangan wisata. Para turis akan lebih membutuhkan kepastian tentang keamanan, karena para turis akan sampai ke kampung-kampung, keamanan dalam perjalanan. Selain itu juga bukan hanya dalam menghadapi kekerasan fisik, tetapi juga  perlakuan-perlakuan seperti perbedaan harga, pungutan liar yang secara psikologis mengganggu kenyamanan para wisatawan, yang akan berdampak pada tidak akan datang lagi bahkan memilih tempat lain yang lebih nyaman.

Baca Juga :   Kampung Adat Toda Sebagai Rumah Singgah Wisatawan

Salah satu peserta yang dihubungi media Hugo Da Lupe  sangat mendukung pembuatan website ini karena memberkan informasi tentang Sumba yang selama ini masih sangat minim. Hugo juga menaruh harapan pada Pemda dalam hal ini Dinas Pariwisata, karena Pemerintah yang mempunyai aturan atau regulasi.

“Jadi sebenarnya Dinas Pariwisata disini adalah pemeran utamanya, stake holder yang lainnya harus mempunyai koordinasi dengan Pemerintah seperti NGO, Travel Agent, Hotel dan Restaurant bahkan para guide (pemandu wisata) itu sendiri, karena pada dasarnya Pemerintah yang mempunyai kebijakan atau aturan-aturan untuk membangun dan mewujudkan pengembangan wisata yang baik di Sumba” katanya.

Salah satu peserta dari Travel Agen dan Guide, Hugo Da Lupe (kanan) bersama media SJ

Hugo juga menghimbau agar kepemilikan  website ini tetap menjadi milik bersama, sehingga nanti tidak akan ada konflik didalamnya, tidak aka nada pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Dengan adanya komitmen bersama melalui forum yang jelas yang selama ini sudah dibangun bersama Hugo berharap   pariwisata Sumba akan terus berkembang dan dapat mewujudkan Sumba sebagai destinasi wisata.

Pantauan media pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpisah di empat kabupaten yaitu untuk kabupaten SBD diselenggarakan di Konventu Waitabula pada 26 November, Sumba Barat di aula Yayasan Bahtera pada 27 November, Kabupaten Sumba Tengah di Puspas Katiku Loku pada 28 November dan Sumba Timur di restoran Eleafe Sumba pada 30 November 2018 yang diikuti semua pihak terkait yang ada di 4 kabupaten di Sumba. (OC$),-