STUNTING CUKUP TINGGI, SBD MASIH KEKURANGAN DOKTER

Kepala Dinas Kesehatan SBD, drg. Yulianus Kaleka

Tambolaka-SJ……… Pada saat pelaksanaan Symposium & Workshop PASOLA Update on Maternal and Pediatric Health 2020 di aula hotel Ella Tambolaka yang lalu, Dr. dr. Erwin Adams Pangkahila, M. Repro,  SpPD, AIFO  dalam laporannya sebagai ketua penitia mengatakan ketersediaan dokter di NTT lebih khusus SBD masih sangat rendah, terendah kedua di Indonesia khususnya untuk dokter spesialis.

Menanggapi hal tersebut bertempat di ruang kerjanya drg. Yulianus Kaleka kepala Dinas Kesehatan kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Selasa 10/03/2020 saat ditemui  oleh media SJ,  membenarkan ada kekurangan dokter. Itu antara harapan dan anggaran. Perhitungan kebutuhan dokter rasio dengan jumlah penduduk. Kita diperhadapkan pada anggaran APBD, tetapi bahwa kita mempunyai kebijakan tidak sama yang dulu,  bahwa ada tenggang waktu yang cukup lama puskesmas kekosongan dokter.

“Untuk menjawabkan kebutuhan dokter APBD tahun ini kita menganggarkan Pegawai Tidak tetap (PTT) daerah dokter. Dengan pemberian insentif Rp.7.500.000 dan gaji setara dengan Golongan III maka Dokter PPT Daerah Mendapatkan gaji 1 bulan Rp.10.000.000. Dengan Dokter PTT daerah dan Formasi CPNS baru-baru hampir seluruh Puskesmas memiliki 2 dokter umum bahkan Puskesmas Radamata Memiliki 3 dokter hanya yang kurang betul dokter gigi” ungkapnya.

Di Puskesmas mendapat penugasan khusus dari Nusantara Sehat untuk kebutuhan dokter yaitu 1 dokter umum dan 1 dokter gigi. Setiap PTT Daerah harus mengabdi selama 2 tahun. Setelah selesai kontrak kalau mau perpanjang kita terima kalau tidak kita buka rekrut ulang ini untuk mengatasi tiba-tiba dokter di puskesmas habis masa baktinya dan ini merupakan kebijakan yang kita buat.

Dibidang  kesehatan Ibu dan Anak Yulianus Kaleka mengatakan merupakan tanggung jawab bersama. Pengawalan 1.000 hari pertama kelahiran sejak hamil bahkan sejak remaja putri, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri. Dukungan SDM dalam bidang ini,  jumlahnya masih terbatas.

Baca Juga :   Ratu Wulla Bicara Masalah Stunting & Corona

“Serta saya menginstruksikan kepada seluruh PNS dan Kontrak untuk bertanggung jawab penuh dan professional,  jangan hanya mengeluh yang kurang,  yang ada harus bekerja ini adalah abdi negara. Kalau kurang saya tidak boleh menunggu karena saya adalah abdi negara, maka saya akan memberikan pelayanan atas perintah disetiap wilayah yang masih kurang untuk melakukan pendampingan supaya semakin bagus kesehatan ibu dan anak. Untuk pembiayaan, kita menjaminkan betul-betul jaminan kesehatannya” tuturnya lagi.

Yulianus menjelaskan semua Ibu hamil jangan tunggu melahirkan baru memiliki jaminan, jika ditemukan ibu hamil segera diproses jaminan kesehatannya ke BPJS melalui rekomendasi dari Dinas Kesehatan. Akses mereka terhadap kesahatan benar-benar terjamin sehingga  kualitas kesehatan ibu dan anak semakin bagus. Jalinan kerja sama lintas sektor bawa dan dukungan keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kesehatan Ibu dan Anak.

Pidato Dr.dr. Erwin saat kegiatan Symposium dan Waorkshop yang dibuka oleh Bupati dr. Kornelius Kodi Mete

Untuk angka Stunting masih cukup tinggi karena jumlah penduduk kita banyak pada angka 3000 lebih dan itupun menurut saya bisa bertambah. Bisa bertambah karena pengukuran tinggi badan anak kita jauh lebih didapatkan di posyandu, tetapi kehadiran di posyandu masih sangat rendah itu  sekitar 70%, masih banyak yang belum ke posyandu, yang belum ke posyandu itu yang belum tercatat.

“Dugaan kita yang tidak datang itu yang bermasalah,  selain Stunting kita juga perhatikan sanitasinya dan parasit cacingnya. Yang paling utama 1000 hari pertama kehidupan ibunya jangan kecacingan. Ketika anak lahir dalam 2 tahun anak jangan cacingan sehingga masa keemasannya dia bebas dari cacing dan ia bisa tumbuh kembang. Perilaku yang buruk juga masih banyak orang yang BAB sembarang dan lupa cuci tangan setelah BAB” katanya.

Baca Juga :   Antusias, 2.019 Warga Masyarakat Ikuti Serbuan Vaksinasi di Kodim 1613/Sumba Barat

Dirinya  menghimbau bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama. Kita harus mulai dari diri sendiri, keluarga baru berkembang ke desa sampai pada tingkat atas. Setiap individu punya kepedulian sehingga setiap persoalan bisa teratasi. Terkait Stunting kita butuh kerja keras,  kita selamatkan anak-anak kita generasi penerus, semuanya harus mengambil peran. Kita tidak noleh saling menyalahkan, kalau kita saling menyalahkan susah kita pecahkan segala persoalan.

“Harapan saya kita harus menyelesaikan masalah bukan saling menyalahkan dan media sebagai pencerah harus membagikan informasi kepada masyarakat”  tutupnya.-

Liputan: Emil Buga,-